Part 31

12 2 0
                                    

Setelah selesai melaksanakan Upacara Bandera, semua murid pun berhamburan untuk kembali ke kelas masing-masing

Berbeda dengan Nadira yang masih setia berbaring di Matras ruang UKS.

Humaira, Talita, Aliza, Salwa dan Zahra kini sedang berjalan gusar tapi langkah mereka tidak bertuju pada kelas mereka.

"Kita harus cari kemana lagi, masa iya si Dira pulang" pekik Salwa.

"Kalo pulang sih gak mungkin, soalnya tadi dia gak lari ke arah gerbang" samber Humaira.

"GUE TEMPE GUE TEMPE!!" pekik Talita heboh.

"Tahu bego bukan tempe!" Tegur Aliza.

"Apa jangan-jangan si Dira ke kantin?" Tanya Talita menyakinkan.

"Terlalu bego hidup lo! si Dira gak kaya si Zahra yang kalo sedih doyannya makan!" Pekik Salwa

"SALWA...!!! Gue dari dati diem ko lo bebawa nama gue si!" Murka Zahra.

"Emang iya kan lo gitu? Pasti kalo sedih lo makan sampe besoknya lo pasti gendut!!"

"Kalian mau debat apa mau nyari si Dira?" Tanya Humaira cuek " kalo masih debat mening lo pada ke kelas deh bikin gue gak konsen mikir aja!"

"Eh tunggu! Ada satu tempat yang belum kita datangi, UKS!" pekik Salwa.

Tanpa percakapan apapun mereka langsung bergegas menuju UKS dan berharap Nadira ada di sana.

"Si Nadira kemana?" Sontak langkah kaki ke 5 cewek itupun terhenti akibat pertanyaan itu.

"Eh bego kalo kita tau kita gak mungkin nyari!" Ujar Zahra.

"Woy nyantai dong gue cuman nanya" pekik Fariz.

Tanpa sepatah katapun Fariz langsung pergi tanpa pamit.

"Eh lo tu y-"

"Udah ah jangan di tangepin zah, yu kita cari lagi si Dira" pekik Salwa.

Jika salwa tidak menghentikan Zahra mungkin sejak detik ini Fariz akan berubah menjadi Ayam geprek yang di geprek oleh Zahra. Dengan kesal Zahra menghentakan kaki, mengibasakan rambut panjang nya dan berjalan lebih cepat dari yang lainnya.

Setelah banyak gangguan akhirnya mereka sampai di depan Ruang UKS

"Zah lo buka deh pintunya gue takut ada bu Via nanti gue di suntik mati lagi" Ngawur Aliza.

"Apaan sih lo, za lo aja duluan kan lu badannya paling besar di antara kita" ceplos Zahra.

"Si Humaira aja, dia kan pemberani" pekik Salwa.

"Ko gue si!" Terutu Humaira.

"Talita lo aja!"

Tanpa mereka sadari seorang Gadis cantik muncul dari balik pintu UKS dan berdiri di hadapan mereka.

"Permisi, kalian semua menghalangi jalan, saya mau lewat" pekik Gadis itu yang tak lain adalah Nadira.

Tanpa perdebatan lagi ke 5 Cewek itu menyingkir dan mengaga.

Nadira langsung berjalan tergesa gesa dengan penampilanya yang sekarang, mata sembab, rambut kusut dan hidung yang agak memerah.

"Dir maafin kita!!" Teriak salwa.

Nadira tidak menghiraukan ke 5 sahabatnya, dia terus saja berjalan.

"AWWWW!" Tanpa sengaja Nadira tersandung dan terpengkal ke lantai yang membuat luka bekas jahitanya kembali terasa.

"Nadira! Sini gue bantu!" Pekik Humaira sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Nadira berdiri.

"Gue gak butuh bantuan kalian semua!" Pekik Nadira kasar "awww!" Ringisnya lagi.

"Yu gue anter lo ke UKS!" Pekik Fariz.

Nadira hanya melirik sekilas ke arah Fariz dan berdiri sendiri.

"Awwww!" Ringisnya.

"Lo ngeyel banget sini gue bantu!" Pikik Fariz sambil membantu Nadira berdiri dan membantunya berjalan.

Humaira, Salwa, Zahra, Talita, Aliza hanya melihat langkah kaki Nadira menjauh dari mereka.

Nadira dan Fariz telah sampai di UKS tapi bu Via tidak ada di sana

"Dir mending lo ke Rumah sakit aja, percuma disini bu Via juga gak ada" Pekik Fariz

"Heh emang lo bawa kendaraan? Kita ke Rumah sakit mau naik apa? Tangan lo pengkor gitu gimana mau bawa gue ke Rumah sakit?" Terutu Dira.

"Naik Grab pea! Lo mau kaki lo tambah parah?" Ujar Fariz.

"Apaan si lo lebay tau gak!"

"Gue bukan lebay gue khawatir sama lo" ujar Fariz

"Gue takut lo kenapa-napa" Ujarnya lagi

"Karena gue Sayang sama lo Dir!" Pekik Fariz menatap bola mata Nadira dalam-dalam.

Nadira merasakan pasokan udara yang dia hirup semakin menipis

"Gue mau lo jadi pacar gue Dir! Jadilah pacar gue!" Pekik Fariz yang masih setia dengan tatapan yang tak dapat di artikan.

"Gue-"

"Gu-gue mau jadi pacar lo Riz!" Pekik Nadira.

"Awalnya gue mencoba mencintai lo buat bisa ngerubah lo, tapi kali ini gue sadar akan perasaan gue. Gue sayang lo tanpa sebab, dan gue mencintai lo tanpa sebuah misi apapun!" Batin Nadira.

***

Jam menunjukan pukul 10 Siang ini adalah waktunya seluruh siswa-siswi beristirahat dan terbebas dari pelajaran.

"Dua hari lagi basket sekolah kita lomba, dan kata pihak sekolah Osis ikut serta untuk menemani mereka lomba, di satu sisi Osis lagu banyak masalah di tambah lagi kita hancur gini?" Pekik Aliza bermonolog sendiri.

"Ya mau gimana lagi, dalam waktu dekat kita harus bisa baikan sama si Dira" ujar Talita sambil menyeruput Es teh manis.

"Lo kaya gak tau si Dira kek gimana" samber Humaira.

"Gimana kalo nanti satu atau dua orang dari kita kerumah si Dira buat nyoba jelasin pelan pelan, gue yakin dia bakalan ngerti, hari ini dia kek gitu sebab emang lagi bad mood karena gue liat waktu pagi dia mau baku hantam sama si Elsa jalang" pekik Talita.

"Gue setuju!!" Heboh Aliza.

"Oke biar gue aja yang kerumah Si Dira" pekik Salwa.

"Gue ikut ya. Plisss! Gue pengen ketemu Bunda" pekik Zahra sambil memohon.

"Oke!" Pekik Aliza dan Talita.

"Gue percaya sama kalian!" Pekik Humaira.

"Tapi gue minta kalian jelasin pelan-pelan aja" pekik Aliza.

"Pelan-pelan gimana? Suara gue harus pelan?" Polos Zahra.

"Zahra lo diem lo pasti gak akan ngerti!" Pekik Aliza.

"Lo ko gitu si? Kenapa gue di suruh diem ha? Gue berhak mengeluarkan aspirasi gue sebagai rakyat!" Ujar Zahra.

"Oh lo Rakyat? Gue kira lo bangsat!" Pekik Aliza watados.

"Apa lo bilang? Mau gue siram lo?" Kesal Zahra sambil mengacungkan es teh manis ke arah Aliza.

Sontak mereka kini telah menjadi pusat perhatian.

"Yang di sana bisa diam? Saya sedang makan!" Teriak Anak kelas 12 yang sedang memakan mie ayam di ujung sana.

"Maaf kan teman saya memang agak rada-rada" pekik Talita.

"Eh lo apa? Maksud lo gue gila?" Songong Zahra.

"Salwa lo bawa si Zahra, Talita lo bawa si Aliza ke kelas sekarang, urusan bayar biar gue cepet dari pada kita semua jadi pusat perhatian.

Salwa dan Talita membawa Aliza dan Zahra si tukang onar itu ke kelas.

Hai Maaf author baru muncul lagi, karena dua bulan ini keadaan author kesehat author memburuk😩

Next Part😍
Terimakasih atas 1k pembaca! Wow Author terharu😥

Midawulan

Problematika Menjadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang