Part 27

43 2 0
                                    

08.30
Nadira kini telah berada di ruangan VIP yang di pesan oleh Ayahnya. Begitu juga dengan Fariz, dia sudah berada di ruangan VIP miliknya yang bersebelahan dengan kamar milik Nadira.

"Ayah!" Panggil Nadira.

Arief hanya menoleh dan mengangkat satu alisnya.

"Ayah, Nadira besok pulang ya. Ayahkan tahu Nadira gak suka Rumah sakit" pekiknya sambil mengusap ngusap selimutnya.

Arief mendekati Nadira dan mencium pucuk kepala putrinya "Putri ayah yang cantik, kan kamu masih sakit nak jadi ayah gak bisa putusin kamu buat pulang besok".

Nadira hanya memanyunkan bibirnya, dan menarik nafasnya dalam.

Drettt...Drettt....

Squad Recok

Humaira Asin
Jenguk si dira kuy?

Zahra Telmi
Kuy ah

Salwa SholehahQu
Yuk, sekalian jenguk si Fariz.

Aliza Aqila aki-aki
Bole lah bole lah

Hasna Amis Budiman
Kuy ah bosen euy.

Talitahaluuu
Gaskeun!

Anda

Emang lo pada udah pada pulang?

Salwa SholehahQu
Udah dir tadi setelah sholat shubuh kita langsung pulang, pulang tanpa jadwal Plan

Anda
Oh gitooooo

Anda
Emang kalian gak pada cape?

Talitahaluuu
Henteu da urang mah
Teu cape siah

Zahra Telmi
Urang ge henteu da

Humaira Asin
Lo tunggu aja sekarang kita kesana

Anda
Woke gue tunggu

Humaira Asin
Gue kesitu bareng si Arka
Soalnya dia juga mau nengok
Si Fariz

Talitahaluuu
Gue juga bareng si Silvan😅

Zahra Telmi
Jomblo bisa apa:)

Nadira terkekeh geli melihat pesan terakhir dari Zahra. Tanpa di sadari Fariz telah masuk ke dalam ruangannya.

"Ngapain lo ketawa sendiri udah kaya orang stress!" Pekik Fariz.

"Ck, gak sopan lo! Kalo mau masuk tu ketuk dulu pintu!" Cerocos Nadira.

"Gue udah ketuk tadi lo aja yang budeg!" Pekik Fariz.

"Lo mau ngapain kesini? Udah baikan tu tangan pengkor lo?" Tanya Nadira sambil menatap Fariz yang duduk di kursi dan mengaitkan selang infusanya di tempat infus Nadira

"Dih, masih untung gue pengkor dari pada lo pincang!" Samber Fariz gak mau kalah.

"Ck, sama aja!" Decak Nadira.

"Riz gue pengen nanya sesuatu!" Pekik Nadira. Fariz mengangkat Alisnya ke udara seolah olah bertanya 'apa'

"Ko tangan lo bisa retak?" Tanya Nadira to the point.

Problematika Menjadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang