Part 19

30 2 0
                                    

05.00
Nadira sudah siap dengan memakai baju pramuka dan sudah mempersiapkan semua perlengkapan yang akan di butuhkan untuk dua hari kedepan.

Hari ini adalah hari yang Nadira tunggu-tunggu bagaimana tidak hari ini adalah hari mengganggu si fariz.

"Nadira kamu mau bawa mobil?" Tanya arief.

"Enggak yah, soalna di larang bawa kendaraan" jelas dira sambil menggendong carrier miliknya.

"Ayah anterin ya? Mau ga?" Tanya arif sambil membantu nadira untuk menggendong carrier yang sangat besar.

"Mau banget dong yaahhhh!" Pekiknya antusias, jujur saja nadira rindu di antar jemput oleh ayahnya seperti pada saat masa tknya dulu.

"Yaudah kamu pamitan dulu ke bunda"pekik arief sambil tertawa kecil melihat tingkah laku putrinya yang sangat lucu bagaimana tidak lucu nadira mempunyai tubuh yang sangat kecil dan saat ini dia tengah menggendong carrier yang besar seperti kura-kura pekiknya.

Seteleh pamitan ke semua orang yang ada di rumah nadira dan arief melaju membelah keheningan di Kota Bandung, meskipun mereka menggunakan mobil tapi udara pagi yang sangat dingin bisa mereka rasakan.

"Ayah?" Dira yang sengaja bertanya untuk memecahkan keheningan.

"Apa?".

"Ayah nadira pengen deh berangkat sekolah di anterin sama ayah terus pulang di jemput lagi" rengek dira.

"Putri ayah yang cantik ayah gak bisa natr jemput kamu ke sekolah, kan ayah udah belikan mobil, kamu udah bisa mawa mobil sendiri juga, jadikan kamu bisa berangkat ke sekolah sendiri, kalo kamu males bawa mobil kan bisa minta di antar jemput sama pak asep" pekik Arief yang masih saja fokus menyetir.

"Tapi yah-" nadira memutuskan untuk berhenti berbicara dengan ayahna, nadira tidak mengharapkan mobil atau motor yang ayahnya belikan, tapi dia selalu mengharap agar dia bisa di antar jemput oleh ayahnya seperti anak yang lainnya.

"Tapi apa?" Tanya arief yang tidak mengalihkan pandanganya sedikitpun.

"Nggak yah" jawab dira.

Keheningan kembali menemani ayah dan anak itu, nadira masih saja bergeming dengan pemikirannya yang membuatnya tidak saja bahwasannya dia telah sampai di gerbang sekolah.

"Ayah dira berengkat camp dulu ya, ayah jagain bunda!" Pamitnya sambil mencium pungguh ayahnya.

"Iya sayang, hati-hati" pekik arief sambil turun dari mobil dan berniat untuk membukakan pintu mobil untuk anak kesayangannya itu.

Nadira pun turun dan kembali menggendong carrier besar miliknya, lagi-lagi arief tersenyum melihat kura-kura berjalan.

Nadira terus saja melangkahkan kakinya menyusuri kolidor sekolah yang sudah banyak orang berlalu-lalang meskipun ini masih jam setengah enam lebih. Diapun terus saja berjalan menuju kelasnya sesampainya di kelas ternyata dia sudah di tunggu oleh fariz dan teman rugunya.

"Lama amat si lo, janjian jam 05:20 ini baru datang!" Sungut fariz yang mulai tidak sabar dengan tingkah laku dira.

"Ya maaf, gue salah!" Singkat dira.

"Apa? Maaf?" Pekik fariz.

"Lo tu kenapa si hah? Gue udah minta maaf, gue udah akui gue salah juga! Ngapain lo ngebacot mulu pusing gue dengernya!" Pekik dira sambil menurunkan carrier miliknya.

"Udah deh bisa gak kalian gak ribut? Bisa gak kaya regu orang lain? Cape gue belum juga berangkat kalian udah gini gimana nanti di hutan!" Terutu diki.

"Tau nih, pusing gue liat kalian berdua" ucap disa.

Nadira hanya memasang wajah melas, jujur saja harusnya hari ini hari yang membahagiakan karena dia akan terus-terusan ngerjain fariz tapi bukannya malah bahagia dia malah kesal dengan kelakuan fariz.

Fariz hanya melihat nadira dengan ekor matanya.

"Apa lo?" Ketus dira yang hanya di anggapi bahu acuh dari fariz.

"Assalamualaikum, setiap ketua dan wakil ketua regu ibu tunggu di lapang sekarang" pekik bu tasya

Fariz, dira dan ketua dan wakil ketua regu lainnya segera keluar menemui bu tasya.

"Ketua sama wakilnya siapkan semuanya setelah siap, setiap regu berbaris dengan rapi nanti kalian masuk ke bisa yang sudah di sediakan, kalian paham?" Tanya bu tasya.

"Paham bu" jawabnya serentak.

"Oke pastikan tidak ada barang atau anggota yang ketinggalan, terus pastikan masuk bis nya secara kondusif" jelelas bu tasya.

Fariz dan dira bergegas untuk menemui teman temannya.

"Kita siap-siap, bentar lagi kita berangkat!" Pekik fariz yang hanya di anggapi oleh anggukan dari teman-temannya.

Fariz melihat nadira sedang kesusahan mengendong carrier dan menenteng tenda, fariz memang masih kesal kepada nadira, tapi dia bukan tive cowok yang tidak bertanggung jawab jika dia melihat cewek yang sedang kesusahan dia akan membantunya.

"Sini gue bantu!" Pekik fariz.

"Gue bisa sendiri!" Ketus dira.

"Gue aja!" Ungkap fariz sambil merebut carrier milik nadira.

"Fariz gpp gue aja!" Pinta nadira.

"Stttttttt!" Ungkap fariz sambil menempelkan telunjuknya di bibir mungil nadira.

"Duh jantung gue maraton lagi!" Batinnya.

Fariz tidak menghiraukan nadira dia terus saja berjalan menuju bis yang akan dia dan yang lainnya tumpangi nanti.

Sesampainya di dalam bis nadira mencari kursi yang kosong ternya memang masih ada dua kursi kosong.

"Disana aja!" Ajak fariz sambil memegang tangan dira, gadis itu hanya melihat pergelang tangannya yang di pegang oleh fariz.

Setelah fariz menyimpan tas dan carrier miliknya dan milik nadira, dia langsung duduk di samping nadira yang sedang memainkan hpnya.

Tak lama bispun berjalan untuk mencapai tempat yang mereka tuju.

"Lo bawa apa aja si, tas lo berat amat" tanya fariz.

"Menurut lo?" Tanya dira yang tidak mengalihkan pandangannya ke arah fariz sedikitpun.

"Gue kagat tau makannya gue nanya sama lo!" Sungut fariz.

"Perlu gue jawab?" Tanya dira yang masih saja asik dengan hpnya.

Fariz yang sudah kesal dengan kelakuan nadira, cowok itupun sontak mengambil hpnya " yang ngajak ngobrol lo itu gue bukan benda mati ini!" Pekik fariz sambil mengacungkap hp milik nadira.

"Siniin gak!" Pekik dira.

"Kalo gue gak mau gimana?" Goda fariz.

"Harus mau itu hp punya gue!" Pekik nadira yang berusaha mengambil hpnya dari tangan fariz.

"Ambil aja kalo bisa!" Pekik fariz yang semakin menjauhkan hpnya dari nadira.

Bis tiba-tiba saja berhenti yang sontak membuat nadira tersunkur kedalam pelukan fariz.

Fariz dan dira hanya saling tatap.

"Maaf" pekik nadira yang refleks menjauhkan tubuhnya dari dekapan fariz.

"Ni hp lo" ungkap fariz sambil menyodorkan hp milik nadira.

**

Hai author kembali lagi, terus dukung author ya agar author terus tetap berkarya.

Jangan lupa Follow ig athor @midawulan_
Yang mau sharing-sharing tentang wattpad ataupun mau tanya gimana sih ceritanya author kok bisa kepikiran bikin cerita ini dm aja author tunggu ya
Sebenernya cerita ini cerita pribadi author cuman author tambah-tambahin dikit.

Happy readingg!
Next part😍

Problematika Menjadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang