"Tiada ada rintih
Yang ia berikan.Dengki ladang hanya dihadang
Ia membebat luka
Tergoyahkan oleh benci.Tiada kata yang ia berikan
Kini wanita itu menebar cinta
Namun dibayar oleh kebencian.Tunai
Namun ia tak memberikan hati
Melainkan cinta untuk yang lain.Tiada keluh diantaranya
Matanya kini telah nanar menatap
masa depan.Kini siapa yang mengusap air mata mu
Menyeka peluh membasahi pipi mu.Kini ia datang kembali
Berbisik kepadaku.Jika ia ingin membasuh hati yang sedang pilu ini
Untuk menutup luka ku ini.Kini aku bisa merayakan kehilangan mu
Dengan kiasan kiasan yang tak beriringan.Meskipun tetap berjalan walaupun tak menentu arah."