"Senyum mu perlahan memudar
Tergantikan oleh luka yang mengayat di hati.
Pergilah aku mohon kepadamu
Bergegas lah terbangun dari lamunanmu itu.
Aku tahu tawa mu itu memberikan arti yang indah untukku.
Cukup sudah aku menikmati tawa mu itu.
Perlahan tangan ini membantu luka mu.
Kini mata ku mulai berkeruh kembali.
Tergantikan dengan jiwa yang telah melebur menjadi satu dalam luka.
Kau menulis kata kata itu kembali di dalam goresan luka ini.
Pada kanvas kehidupan
Pada lembaran kertas yang kini tak berwarna seperti terdahulu.
Kini kau tak mampu membendung semua luka ini.
Rangkaian puisi pun telah kau jadikan hasrat lukamu.
Dan tawa mu kini tak dapat ku pandangi setiap harinya.
Karena sejatinya goresan luka itu hanyalah luka mu bukan lukaku.
Tugas ku kini telah usai
Membuat mu bahagia
Bukan membuat luka untuk kita
Ku sulam senyum
Tapi kau meleburkan pilu.
Demi menjadi aman tapi aku sudah tak butuh itu. "