"kau mencoba memandangi langit
Seolah kau sedang mencari mimpimu sendiri.Tinggi sudah tekad dalam bayang bayang mimpimu.
Tak sedikitpun raut wajah mu selalu berubah-ubah.Yang selalu nampak bahagia
Membohongi semestamu
Demi kebahagiaan nya.Guman dari mulut kesal mu pun selalu kau lontarkan kepada dirimu sendiri.
Kau selalu mempertayakan dirimu sendiri.
Bodoh....Kemarahanmu selalu terhampiri oleh rasa sedihmu
Seringkali kau menyudahi mimpimu itu.Kau mencoba mentorehkan sedihmu itu
Namun sementara langit berdiam diri
Membisu dalam diam bening birunya.Semesta tak mendukung semuanya
Apakah harus mimpi ku menjadi semu ?
Apakah harus .Aku bertanya dengan diriku sendiri
Ku tamparkan kedua tanganku di pipi ku
Merah sudah kini warnanya.Karena mungkin ku tahu serpihan waktu berjalan telah berjalan sendiri dengan pikirannya."