Bab 52

3.1K 72 3
                                    


Merasa cukup puas menangis,  tepatnya menangisi hidupnya. Rani akhirnya beranjak bangun dari tempat tidur nya dengan memakai selimbut yang menutupi tubuh telanjannya,  Rani masuk kedalam kamar mandi untuk membersih kan tubuh nya.  Di dalam kamar mandi Rani masuk ke dalam bethup untuk berendam,  ia menggosok tubuh nya dengan sesekali terisak.  Tubuh nya banyak sekali jejak merah yang di tinggalkan Kenzio,  Rani akui ia salah dan sudah bersiksp jalang dengan mencium bibir Kenzio lebih dulu bahkan saat malam itu mereka beberapa kali melakukan sek yang begitu panas hingga saat pelepasaan pun Kenzio menyebut nama Reea.  Bukan dirinya. Hatinya sedikit terluka.

Satu jam kemudian Rani keluar dari kamar mandi dan ia pun mendapati sang ibu sedang duduk di kursi dekat meja rias,  Rani menghampiri ibu nya dan perkataan Kenzio terus saja terniang di telingga nya.

"Apa semalam ada badai? Kamar mu terlihat sangat berantakan" Kata Rara

"Apa yang Mom lakukan di kamarku? " Tanya Rani

"Mengambil ini" Jawab Rara menunjukan kamera yang di peggang oleh Rara,  tubuh Rani membeku seketika

"Apa mom menaruh nya di kamarku semalam" Tanya Rani lagi dengan nada gugup dan juga cemas

"Ya dan kamera ini menyala semaleman.  Di begitu gagah bukan?  Mom tidak salah mencampurkan obat perangsang kedalam minuman kalian semalem"

"Ja....jadi apa yang di katakan oleh Ken benar?  Kenapa Mom lakukan itu dan mengorban kan aku? "

"Uuhh sayang maafkan,  Mom.  Kau jangan khawatir Ken pasti akan menikahimu? "

"Mom jahat! Gara -gara Mom aku sudah menghianati Reea.  Bagaimana kalau Reea tahu?  İa pasti membenciku? "

"Ck kau masih memikirkan dia,  apapun tentang anak itu Mommi tidak peduli"

"Berikan kamera nya kepadaku"

"Tidakkan!  Jangan pernah berani membantah Mommi. Kau hanya perlu diam dan menuruti kemauanku"

"Aku bukan boneka yang  seenak nya saja Mom atur? "

Dua jam kemudian.....

Rani mendatangi kantor milik Kenzio dengan jalan sedikit kesusahan Rani berjalan ke arah meja repsionis.  Rani terlihat sangat cantik dengan dandanan yang natural,  dengan memakai blush berwarna pink di pandu dengan celana jins dan tas selempang yang senada dengan warna bajunya.

"Permisi saya mencari Kenzio apa ada? "

"Pak Ken,  ada di ruangan nya,  mba"

"Kalau begitu boleh saya bertemu dengan nya"

"Sebentar saya hubungi sekertaris Pak Ken"

"Baiklah... "

Dian menghubungi sekertaris nya Kenzio setelah selesai ia pun meminta Rani untuk langsung ke lantai di mana ruangan Kenzio berada.  İa juga tak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Dian.

Sesampai nya di lantai atas tempat ruangan Kenzio berada dengan langkah ragu Rani keluar dari lift.  Rani menghampiri meja sekertaris  Kenzio.

"Maaf bisa bertemu dengan Kenzio"

"Ada keperluan apa ya,  mba?  Seperti nya Pak Ken tidak bisa di ganggu"

"Tolong ini sangat penting? "

"Tapi,  baiklah silahkan anda masuk"

"Trimaksh.. ."

Setelah mengucapkan trmksh Rani pun berjalan pelan ke arah ruangan Kenzio.  Rani memegang handle pintu dengan sedikit ragu Rani pun membuka pintu ruang kerja Kenzio.  Dengan perlahan Rani masuk ke dalam ruangan kerja Ken.  Rani menatap sekeliling ruangan yang di dominasi hitam putih itu terlihat sangat berantakan. Meja kerja yang tak beraturan laptop ,map dan serpihan kaca yang berantakan.

Rani menghela nafas pelan ia merasa gugup dan juga ragu untuk bertemu dengan Kenzio. Dengan penuh nekad Rani pun menghampiri Kenzio yang sedang duduk di sopa pria tampan itu tampak kusut.

"Ken... " Panggil Kenzio

Ken yang menutup mata pun perlahan membuka mata nya pelan. Dan ia pun terkejut saat mendapati Rani berada di ruangan nya.  Demi apapun untuk saat ini Kenzio belum siap untuk bertemu dengan nya.  İa merasa binggung.

"Kenapa kau kemari? " Tanya Kenzio dengan marah,  wajah tampan nya tampak begitu dingin dan mengeras menahan amarah.

"Ak... Aku ingin meminta penjelasaan padamu, Ken?  Bagaimana kalau aku hamil,  aku belum siap untuk itu? "

"Penjelasaan apa yang kamu maksud?  Dengar Ran,  aku tidak mau bertanggung jawab. Aku tidak mau meninggalkan Reea.  Aku mencintai nya"

"Kau jahat,  Ken?  Kita sama -sama melakukan itu semalem "

"Ya kita memang melakukan nya semalem.  Dan itu semua jebakaan dari ibmu?  Aku di jebak oleh ibumu. Dan kau yang memulai duluan bukan aku"

"Bukan kau saja yang merasa terjebak dan menjadi korban,  aku juga sama Ken.  Jangan lupa kan kalau kita melakukan nya begitu panas.  Tapi bagaimana pun juga kamu,  harus tanggung jawab Ken. "

"Keluar dari ruangan ku!  Sudah aku katakan aku tidak mau bertanggung jawab apapun? "

"Kau jahat Ken? Kamu brengsek! "

"Terserah kau saja Ran,  aku pusing mendengar nya.  Dan satu lagi jangan pernah muncul di hadapanku atau pun Reea. Apa lagi sampai kau menceritakan apa yang terjadi tentang kita"

"Keluar! "Bentak Ken..

Dengan menahan tanggis dan rasa malu, Rani pun berlari meninggalkan Kenzio dan keluar dari ruangan pria itu.  Sudah cukup ia tidak akan merendahkan harga diri nya kepada Kenzio,  untuk meminta pria itu bertanggung  jawab.  İa juga merasa malu kepada  Kenzio apa pun yang  akan terjadi kepada nya nanti.  Rani tidak akan mencari Kenzio.

Setelah kepergian Rani.  Ken menendang sopa yang ia duduki tadi,  dengan amarah yang menyelimuti nya Ken keluar dari ruangannya.  İa meminta kepada Chika untuk memanggil Ob,  untuk membereskan ruang kerja nya.  Setelah itu ia pun pergi dari kantor nya.  Untuk mencari ketenangan di luar.

Hai Reea sudah update ya... Maaf pendek

Oia baca juga ceritaku yang lain nya ya Thanks

AndreeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang