Satu hari berlalu sejak Lara tinggal di Indonesia Lara belum mau bersekolah dulu alasannya karena ia masih kangen dengan orang tuanya. Lara berdiri di balkon kamarnya merasakan terpahan angin malam yang dingin menusuk kulit putihnya, menghilangkan bebannya sejenak berusaha menghilangkan bayang-bayang tentang geo sudah cukup goe terluka karenanya.Sekarang ia tidak ingin lagi memberikan luka kepada lelaki yang sangat ia cintai biarlah sekarang ia terluka membalas semua luka yang ia berikan kepada geo. Ia harus berusaha melupakannya.
Tok! Tok! Tok!
"Lala makan dulu, sekalian papa sama mama mau ngomong sama kamu"
"Iya mah bentar"
Lara keluar dari kamarnya menuruni tangga dan menuju kemeja makan disana kedua orang tua sudah menunggunya. Dimeja makan mereka hanya diam menyantap makanannya masing-masing.
Setelah selesai Lara membantu mamanya membereskan piring-piring yang kotor.
Mereka berkumpul diruang keluarga Lara sedikit tengang milihat raut wajah serius dari papanya entah apa yang akan dibahas. Mungkin hal yang sangat penting.
"Lala kami sangat syg sama kamu" ucap papanya
"Maksud papa?"
"Lala syg apapun yang terjadi kamu tetap anak mama sama papa"
"Mama ngomong apa?" Sedikit aura ketakutan pada diri Lara
"Papa hanya ingin kamu jadi anak yang kuat" papanya melirik ke arah mamanya yg diangguki oleh mamnya
"Ada dua hal yang ingin papa sampaikan yang pertama kamu sebenarnya-"
"Sebenarnya apa pah"
Papanya langsung memeluk Lara tidak mampu mengatakan yang sebenarnya ia sangat syg kepada putrinya ini, ia tidak ingin putrinya kecewa tetapi sebelum terlalu jauh lagi menyembunyikannya ia pasti akan menyesalinya. Papanya melepaskan pelukannya menarik nafasnya menenangkan dirinya.
"Kamu bukan anak papa sama mama"
Lara bungkam setetes air mata keluar dari pelupuk matanya merasakan sesak di dadanya, cobaan apalagi ini mengapa kehidupannya seperti ini bahkan ia harus terima kenyataan bahwa ia bukan anak papa sama mamanya. Lara terisak langsung saja celina memeluk putrinya itu.
"Lala jangan sedih mama tau lala kuat mama tetap mama lala kok" mengusap kepala Lara dengan lembut. papanya juga ikut memeluknya "papa juga papa lala"
"Makasih hiks mama hiks papa udah syg ama Lala hiks udah jaga Lala hiks" Rehan semakin tidak tega melihat putrinya itu.
"Mah pah orang tua lala siapa"
Mama dan papanya melepaskan pelukannya. Mamanya pun mulai berbicara tentang keluarga Lara.
Flash On
Seorang wanita tengah berbaring lemah dibrangkas rumah sekit setelah melahirkan bayi perempuan yang sangat mungil dan sehat.
"Mba" lirihnya
"Ada apa? apa ada yang sakit Cintia" ucap Celina
"Aku titip anak ku rawat dan besarkan dia sayangi dia seperti anakmu sendiri"
"Kau harus kuat Cintia demi anak mu, kau harus kuat"
"Aku tak mampu lagi menjalani semuanya, kehidupanku, hatiku sangat sakit mba, mas reno bersama wanita didepan ku bahkan setiap hari aku harus melihatnya, aku memang mencintainya tetapi aku sudah tidak sanggup lagi mba"
"Kamu tidak boleh seperti itu Cintia, aku tidak ingin kehilanganmu"
"Maafin aku mba sampaikan permintaan ku kepada putriku jika kelak ia sudah dewasa aku hanya ingin ia mendapatkan yang terbaik dan tidak sepertiku"
"Cintia jagan seperti ini"
"Aku duluan mba. Maafin mama putri ku"
Usai mencium pucuk kepala putri kecilnya yang berada disampingnya seketika layar monitor berbunyi artinya tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan. Celina menagis karena kehilangan saudara kembarnya satu-satunya.
Flash Off
Dari awal celina bercerita sampai akhir Lara tidak berhenti menagis tertambah lagi satu bebannya yaitu kehilangan mamanya untuk selamanya serta papanya yang sangat brengsek membuat mamanya pergi meninggalkannya sungguh malang nasibnya. Celina memeluknya erat serta mencium puncak kepalanya menghapus jejek air matanya.
"Lala jgn sedih papa sama mama ada buat Lala" ucap papanya seketika senyum Lara mengembang ia bersyukur mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayanginya seperti anak mereka sendiri.
"Lala sangat bersyukur punya mama sama papa" memeluk erat mama dan papanya tangis pilu Lara pun sudah memudar diganti dengan senyuman rasa syukur atas semua takdirnya.
"Lala mama kamu punya pesan terakhir syg"
"Pesan apa mah lala akan terima apapun itu, supaya mama lala tenaga dialam sana" mama dan papanya pun tersenyum beta berbaktinya anaknya ini.
"Mama kamu sudah menjodohkan kamu"
"What the-. Dijodohkan" kaget Lara mama papanya hanya mengangguk.
"Ternyata dia anak teman papa dan taman mama kamu juga, dan kebetulan sekali papa juga ingin menjodohkan mu dengan anaknya"
"Mah pah lala masih muda"
"Lala syg banyak hal yang kami tidak tau jika tidak berda didekat mu" ucap papanya
"Sebenarnya mama kamu takut kalau papa kamu datang mencari mu. Mama tau kamu anak yang baik"
"Kenapa papa ingin mencari Lala"
"Mama sama papa juga nggak tau"
"Mama khawatir Lala kenapa-kenapa nanti"
Lara memejamkan matanya berusaha menerimanya toh ini permintaan Mama kandungnya kemudian ia pun menganggukan kepalanya. Mama dan papanya pun tersenyum senang.
Topi bertebaran dimana-mana
Gimana ceritanya bagus nggak kalau bagus author lanjutin janji 🧡🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
LARASKA
ChickLit"Jangan mancing-mancing gue" ucap Aska berlalu pergi keluar kamarnya. Lara masih mematung lalu kembali membuka suara "Lah siapa yang mancing disini nggak ada kolam ikan" Lara terkekeh sendiri dengan ucapannya. WELCOME TO STORY 😘