16

125 7 11
                                    

AKU YANG BIKIN CERITA KOK AKU YANG BAPER YAH😅

HAPPY READING🧡

Aska mengepalkan tangannya saat Glen melewati bestcamp anak angkasa bersama Lara. Glen dengan sengaja mengalihkan perhatian Lara dengan menarik tangan gadis itu kepingannya dan tersenyum miring kearah Aska. Glen tau Aska punya hubungan spesial dengan Lara setelah menyelidikinya tetapi belum terlalu jelas.

Itu lah Glen ia punya seribu satu cara untuk menjatuhkan Aska, dari kenangan masa lalunya yang sangat kelam. Membuatnya tidak dapat melepaskan Aska begitu pula dengan Aska.

"Nggak usah dikejar" ucap Aska saat Leon mengambil kunci motor

"Lo nggak risih apa Aska, kalo bini lo kenapa-kenapa gimana?" Ucap Leon mereka sedang duduk berdua didepan warung Mpok Lela yang memang tidak jauh dari sekolahnya.

"Kalo emang dasarnya dia tau diri, dia nggak akan jalan sama cowok lain" ucap Aska masih dengan nada santainya.

Leon mengeryitkan keningnya, ada apa dengan Aska kok jadi bijak.

Disisi lain Lara masih bungkam, apa maksudnya coba lelaki yang memboncengnya ini menarik tangan kepingangnya. Hei Lara bukan anak kecil lagi tidak mungkin kan Lara akan jatuh mengenaskan keaspal.

"Oyy kok dari tadi diem, mau gue bawa kerumah gue lo" ucap Glen

"Ihh apaan sih kak, turunin gue depan pertigaan tuh" ucap Lara

"Lohh kok dipertigaan, rumah lo yang mana?" Ucap Glen.

"Kak Glen bacot tau" ucap Lara yang kini turun dari motor Glen.

"Lah emang gue nggak boleh tau" ucap Glen

"Nggak boleh kak Glen" ucap Lara "Udah sana pergi buru" lanjutnya

"Ni anak nggak tau terima kasih apa" ucap Glen mengerutkan keningnya.

"Hahaha iya-iya. Makasih kak Glen" ucap Lara mesih terkekeh, gara-gara dia kesel lupa deh bilang makasih.

"Kecupan nggak ada gitu" ucap Glen

"Apa sih kak, udah sana buru" ucap Lara

"Dah sweetie" ucap Glen.

"Pengen muntah, asli" ucap Lara.

Lara berjalan menelusuri taman bermain anak-anak, seketika senyumannya mengembang melihat sepasang anak laki-laki dan perempuan yang berpegang tangan untuk melewati jembatan yang agak kecil yang sengaja dibuat untuk anak-anak seusia mereka.

Elahan nafas keluar dari bibirnya, mengapa ia jadi mengigat semasa bersama Gio, kurang lebih seperti mereka bukan. Gio yang mengaku-ngaku sebagai pahlawan dan Lara adalah seorang putri. Lara terkekeh mengigat semua itu.

Lara membuka pintu apartemen lalu menutupinya kembali. Matanya tertuju kepada lelaki yang duduk di sofa dan melihat kearahnya juga.

"Jam segini baru pulang kemana aja" ucap Aska.

"Ahmm, itu tadii-" ucap Lara terbata-bata kemana keberaniannya yang kemarin-kemarin kenapa semuanya menghilang kalau menghadapi Aska marah.

"Dianter sama cowok" ucap Aska masih memandangi wajah Lara, Lara hanya bisa menunduk.

"Jawab" ucap Aska dengan nada dingin tetapi menekan.

"I-iya" ucap Lara semakin menunduk sambil meremas ujung roknya.

"Jangan pulang sama cowok lagi, gue nggak suka" ucap Aska bangkit lalu berjalan menuju kamarnya.

Lara masih mematung ditempatnya berdiri, uhh jantungnya terasa ingin melompat. Apa Aska cemburu senyumannya kian melebar tetapi kembali memudar.

"Kenapa gue senang, kok gue gini. Ahh masa bodo" batinya lalu berjalan masuk kedalam kamarnya.

Tepat pukul 19:24 yang berarti hari sudah gelap. Lara kian bersantai didepan TV dengan mengunakan dress selutut yang agak longgar. Tak lupa pula cemilan dipangkunya.

Lara melirik Aska yang baru keluar dari kamarnya. Surga dunia mengapa Aska sangat tampan malam ini walau hanya mengenakan baju kaos distro berwarna putih dan celana jeans hitam. Membuatnya ingin melahap Aska saja.

"Kenapa" ucap Aska membuyarkan lamunannya.

"Ah nggak, lo mau kemana" ucap Lara.

"Keluar" ucap Aska datar.

Lara hanya mengangguk, membiarkan Aska melakukan apa sesukanya. ditanya lain dijawab lain.

Setelah Aska keluar dari apartemennya. Lara kembali melamunkan sosok Aska. Kulit putih, alis tebal, hidungnya yang mancung, bibir tipis, kumis tipisnya yang membuatnya semakin manis ditambah kalung yang melingkari lehernya.

"Ahhh kenapa Aska ganteng banget sihh, terus kenapa gue baru nyadar sekarang" tutur Lara dengan raut wajah manjanya kemudian menutup wajahnya dengan bantal sofa. Menggulingkan badannya diatas sofa katakan lah Lara sudah gila.

"Awwsss" ringisnya saat bokongnya menyentuh lantai apartemen.

"Aska sialan" umpatnya dengan kekehan.

***

TANGAPIN DULU LAH
CERITANYA GIMANA
HUAAHHH
AUTO
BERPERAN
😂🤑

LARASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang