Seorang gadis berbalut kebaya putih yang melekat pas pada tubuhnya, menatap dirinya lekat sebentar lagi ia akan menjadi istri seorang Aska Jhonatan Wilson yang notabenenya 1 tahun lebih tua darinya. tak percaya dengan apa yang terjadi, seperti mimpi disiang bolong tapi dia harus bisa menerima semua takdir yang memang sudah diatur untuk dirinya.
"Lala" lirih mamanya saat memasuki kamarnya
"Lala nggak sanggup mau"
"Lala tau nggak bagmana perasaan mama kalau kamu nikah sama aska" Lara hanya mengangguk
"Dan perasaan yang sama juga dirasakan sama mama kandung kamu sekarang"
Lara hampir melupakan permintaan mamanya. Celina menatap Lara senduh.
"Aska itu anaknya baik walaupun dia nakal tapi dia tau aturan, mama sama papa sering kok ketemu Aska"
"Lala yakin yah sama mama, jangan nangis dong nanti cantiknya ilang" sambil menggenggam tangan Lara.
Lara hanya dapat mengangguk, mengiyakan ucapan mama. Perlahan ia berjalan disamping mamanya menurut tangga, Lara merasakan seolah semua orang menatapnya tak terkecuali Aska dengan balutan jas serta kopiah dikepalanya membuatnya semakin tampan saja. Lara sudah duduk didekat Aska melirik Aska yang juga melirik kearahnya. Tidak banyak yang datang hanya kerabat dekatnya saja, mengigat umur mereka yang masih sangat muda.
"Sudah bisa dimulai" semua hanya mengangguk
"Saya nikahkan engkau dengan putri kami Lara Sintia Gemora binti Reihan Iskandar Gemora dengan maskawin sebesar blaa blaa blaa blaa blaa dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Lara Sintia Gemora binti Reihan Iskandar Gemora dengan maskawin tersebut dibayar tunai" ucap Aska lantang setetes air mata jatuh tampa Lara sadari untung sja tidak ada yang melihatnya.
"Bagaimana para saksi sah"
"Sahhh"
"Alhamdulillah"
Semuanya mengangkat tangan dan berdoa. Aminn
Aska memasang cincin dijari manis Lara begitu pun dengan Lara, Aska mencium pucuk kepala Lara. Lara sempat tertegun ia langsung mencium tangan Aska.Disinilah mereka sekarang diapartemen milik aska. Usai akat nikah dan resepsi, Aska langsung izin membawa Lara keapartemenya. Padahal mereka diberi hadiah rumah oleh mama papa mereka, tetapi Aska tetap kekeh mau tinggal diapartemen ribet katanya kalau punya rumah yang sangat besar apalagi hanya berdua dengan Lara.
"Kamar lo kanan" ucap Aska
Lara tidak menjawab langsung melangkahkan kakinya menuju kamar yang ditujukan Aska.
"Askaaa" teriak Lara
"Ada apa lagi"
"Lo curang yah nggak ada kamar mandinya tau"
"Ke kamar gue"
"Dasar es batu, ya kali gue harus setiap hari bolak-balik" ucap Lara saat Aska masuk kedalam kamarnya.
Lara menatap kagum kamar Aska yang didominasi dengan warna dark serta abu-abu. Mencari pemilik kamar mungkin matanya tertuju pada pintu balkon yang terbuka mungkin dia berada di balkon kamarnya. Langsung saja Lara masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.
Lara tertegun ia baru menyadari tidak membawa baju ganti kedalam kamar mandi. Kopernya dimana kopernya yang dibawa Aska tadi perasaan ketika mereka masuk kedalam apartemen mereka tidak membawa apa-apa. Lara langsung keluar menggunakan handuk yang hanya menutup dada sampai pahanya.
"Lo kenapa nggak pake baju sih" ucap Aska menutup matanya dengan bantal, Lara mulai menyeringai.
"Ternyata Aska normal juga, apa sekalian gue kerjain aja" -batin Lara
"Salah lo tau nggak lo taruh koper gue dimana" ucap Lara
"Koper Lo ada dimobil, Tuh cari aja baju gue dilemari"
"Yaudah" kini Aska menurunkan bantalnya, langsung mengambil ponselnya agar tidak melihat ke arah Clara yang membuatnya berfikir aneh. Lara kembali menyeringai.
"Tau rasa Lu" -batin Lara
Lara menjijit mengambil baju Aska membuat pahanya terperkos karena handuk yang ia kenakan terangkat, spontan Aska berbalik karena mendengar Lara bergerutuh, Aska melihat paha mulus milik Lara serta leher jenjangnya dengan rambut yang dikuncirkan. Aska menelan salivernya ia tak tahan melihat semua itu.
Clara masih bergerutuh tidak jelas bisa-bisanya Aska meninggalkan kopernya dan menyuruhnya memakai bajunya, tiba-tiba Aska membalikkan Clara lalu mendorongnya hingga menumpuh lemari. Auuhh ringisnya Clara melihat Aska seakan-akan menahan nafasnya.
"Lo kenhemmppp" ucap Lara tiba-tiba saja Aska mencium bibirnya. Lara tidak menyangka akan jadi seperti ini.
"Oh my Good" batinya
Tiba-tiba saja Aska menciumnya dengan kasar, Lara melotot dan meronta agar Aska melepasnya, tetapi sia-sia saja. Selang beberapa menit Aska tiba-tiba menghentikan ciumannya menatap Lara dengan tatapan dingin dan menusuk.
"Jangan mancing-mancing gue" ucap Aska berlalu pergi keluar kamarnya. Lara masih mematung ternyata Aska orangnya nekat lain kali Lara harus lebih berhati-hati.
"Lah siapa yang mancing disini nggak ada kolam ikan" Lara terkekeh sendiri dengan ucapannya.
TOPY BERTEBARAN
JANGAN LUPA
VOTE CERITANYA 🧡🧡follow ig : Vha_222
KAMU SEDANG MEMBACA
LARASKA
ChickLit"Jangan mancing-mancing gue" ucap Aska berlalu pergi keluar kamarnya. Lara masih mematung lalu kembali membuka suara "Lah siapa yang mancing disini nggak ada kolam ikan" Lara terkekeh sendiri dengan ucapannya. WELCOME TO STORY 😘