Hai haii
Makasih banget buat yang udah baca. Jangan lupa kasih vote dong.
🥺🥺Happy reading 🧡
Seorang gadis terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menembus jendela kamarnya.
"Masih ngantuk" tuturnya seraya merentangkan tangannya, menghilangkan pegal dipunggungnya.
Ia bangkit mengambil handuk yang tertenger didekat lemarinya tak lupa pula ia mengambil seragamnya. Lalu bergegas menuju kamar Aska untuk membersihkan dirinya. Saat setelah dirinya berada didepan pintu kamar Aska matanya membulat.
"Hahh Aska, udah siap aja" Lara terkejut karena ternyata Aska sudah rapih dengan seragamnya. Biasanya lelaki itu masih bergelayut dengan selimutnya sebelum Lara membangunkannya.
Aska hanya menatap datar Lara yang berdiri di depan kamarnya.
"Tunggu lima menit ok" ucap Lara berlari masuk kedalam kamar mandi.
Aska menatap Lara heran, bukanya ia sedang marah kepada gadis itu. Masih saja mengajak Aska berbicara. Aska hanya mengedikan bahunya acuh lalu berjalan mengambil kunci mobilnya diatas nakas dan keluar dari apartemennya. Tidak peduli gadis itu berangkat naik apa kesekolah, terserah dia saja. Intinya sekarang ia sedang tidak ingin diusik. Entahlah kenapa Aska seperti ini.
Lara keluar dari kamar Aska dengan senyum mengembang, seketika senyum itu memudar saat tidak didapatinya sosok Aska yang seharusnya menunggunya.
Lara berlari mencari keberadaan Aska.
"Aska sialan gue ditinggal"
Buru-buru Lara keluar dari apartemen. Turun ke garansi menggunakan lift, yang benar saja mobil Aska sudah tidak terparkir disana.
"Aska sialan, kenapa sih gue ditinggal"
Baru saja Lara ingin berlari mencari taksi.
"Ya ellahh tas gue ketinggalan dodol"
"Teledor banget sih" umpat Lara memukuli keningnya.
Dengan sangat terpaksa ia kembali naik ke apartemen untuk mengambil tas.
Kini ia sudah berada di halte bus. Masih dengan nafas terengah-engah.
"Cape bener ah" ujarnya
"Malah taksi nggak ada lagi"
"Ya Alloh 5 menitan lagi gerbang ke tutup" pekik Lara saat melihat arloji yang bertengger ditangannya.
"Lala" ucap seorang membuat Lara refleks berbalik
"Gio"
"Mau bareng" ujar gio
"Kok lo tumben berangkat agak siang"
Aduhhh Lara mengadu kesakitan saat dahinya dipentil oleh Gio.
"Nggak usah banyak nanya, naik buru" Gio terkekeh melihat wajah cemberut Lara yang lama tidak ia lihat. Kelakuan gadis mungil ini masih sama rupanya.
Teryata gerbang sudah ditutup dari 1 menit yang lalu.
"Pak jojon, pak jojon baik deh buka yah" ucap Lara mengedipkan matanya genit.
"Kamu sudah terlambat 1 menit. Tunggu sampai guri BK datang baru kamu boleh masuk" ucap pak jojon tegas.
"Pak buka dong, ketimbang lambat 1 menit aja masa nggak dibukain" ucap Lara berkecak pinggang.
"Ini tuh sekolah bukan mall" ucap pak jojon yang juga berkecak pinggang.
"Yang bilang sekolah tu siapa pak" ucap Lara tidak mau kalah. Gio hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum gemes dengan tingkah laku Lara.
"Yah makanya kamu harus disiplin, kalo mau tidur itu nyalain alarm supaya nggak telat kaya gin-"
"Pak jojon bacot amat ihh" ucap Lara menghampiri Gio yang bersandar dimotornya sambil melipat tangannya di atas perutnya.
"Gimana?" Tanya Gio
"Nggak tau tuh, pak jojon nggak bisa diajak kompromi" ucap Lara memanyunkan bibirnya, yang membuat Gio terkekeh.
"He kalian berdua sini" ucap bu sukma yang sering dipanggil busuk, yang sangat terkenal kiler.
Lara dan Gio saling memandang, berjalan dengan terpaksa kearah ibu sukma.
"Kenapa bu" itu suara Gio
"Kalian tau kalian terlambat" ujar bu suk
"Yaiya taulah bu orang kita diluar pager" ucap Lara
"Malah nyolot yah, Untung-untung kalian baru pertama kali ibu liat telat. Klo nggak ibu bikin cabe kalian, udah sana hormat bendera" ucap bu suk berlalu pergi meninggalkan mereka. Tetapi sudah pasti ia akan memantau dua remaja yang terlambat itu.
"Ye nyrocos terus tu si busuk" ucap Lara.
"Udah deh nggak usah diladeni" ucap Gio berjalan lebih dahulu ke tiang bendera.
Sudah hampir 20 menit mereka berdiri didepan tiang bendera dengan sebelah tangan berada di kening masing-masing.
"Gio panas" cicit Lara
"Yaudah istirahat aja, nanti gue yang lanjutin" ucap Gio santai.
Brukkk
Mata Gio membulat saat tubuh mungil Lara rebah ke tubuhnya. Untung saja jatuhnya ke arah Gio, jadi Lara tidak terbentur lantai lapangan.
Tampa aba-aba Gio langsung mengangkat tubuh Lara mengendongnya ala bridal style. Raut wajah cemas sangat terlihat di wajahnya.
Saat Gio melewati koridor ia berpapasan dengan Aska yang menatapnya tajam. Gio sempat terkejut dengan itu, tetapi ia masih terus melangkahkan kakinya. Toh juga ia tidak mengenal orang itu.
"Ska kok bisa" tanya Leon
"Emang gue peduli" ucap Aska santai
"Ya ellahh mas bro, kelihatan banget tadi lo melotot gitu" ucap Riko
"Iya" ucap Aska
"Jadi loh-"
"Iyain aja biar cepat" ucap Aska membuat leon tertawa.
Tampa ada yang mengetahui teryata Aska sedang dalam fase menahan emosinya.
***
NAH PEMANIS BUAT KALIAN, MAAF YAH PASANGAN FOTONYA NANTI DIPART INI.
Aska.
Suka aja gitu liatnya gans banget🥴🤭Lara.
Apa lagi Lara kaya lucu banget, cantik lagi ampe kebayang masuk di WP deh🤣🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
LARASKA
Chick-Lit"Jangan mancing-mancing gue" ucap Aska berlalu pergi keluar kamarnya. Lara masih mematung lalu kembali membuka suara "Lah siapa yang mancing disini nggak ada kolam ikan" Lara terkekeh sendiri dengan ucapannya. WELCOME TO STORY 😘