15

126 11 0
                                    

HAI HAI
PENGGEMAR WATTPAD
KALO BELUM VOTE JANGAN BACA POKOKNYA, AUTHORNYA KEJAM😈

Happy reading 🧡

Flash On

Aska berjalan menuju kantin dengan Diana yang sibuk berceloteh disampingnya. Walaupun Aska tidak suka pada gadis itu, tetapi Diana selalu membantunya. Seperti catatan misalnya gadis itu membela-belakan membayar seseorang demi menuliskan catatan Aska. Anggap saja Aska sedang memanfaatkannya

Sesampainya di kantin Aska langsung melangkahkan kakinya menuju kedai neng ayu, sosok wanita yang sudah berusia 23 tahun tetapi masih terlihat sangat mudah dan cantik.

"Neng pocarisweet satu" ucap Aska

"Siap atuh" ucap neng ayu

"Aska. yang bareng lo beberapa hari yang lalu itu siapa sih" tanya Diana

"Bisa nggak sih lo diem" ucap Aska tampa menoleh ke Diana.

"Iss Aska iya deh, aku mingkem" ucap Diana menurut.

"ini pocarisweet-nya bang" ucap neng ayu seraya memberikan sebotol pocarisweet ke pada Aska.

Aska langsung meneguknya membuat Diana menelan salivernya, Diana saja yang notabenenya mostwanted disekolah ini tergila-gila pada Aska apalagi author. Aska mengeluarkan uang dari saku celananya.

"Kembaliannya ambil aja" ucap Aska.

Aska merasa ada yang memperhatikannya. ia menyusuri pandangannya ke seisi kantin. Metanya bertemu dengan mata bulat seorang gadis yang juga melihat kearahnya, entah sejak kapan gadis itu memperlihatkannya.

"Ck, mau pamer. Gue juga bisa" batin Aska berdecih saat melihat Lara yang duduk bersama Gio. Katakan saja Aska sedang cemberu. Ahihihi

"Kok lo diem mulu" ucap Aska kepada Diana.

"Kan tadi disuruh diem" ucap Diana. Yah Diana emang gitu. Kalo didepan Aska sok imut lah, sok polos lah. Padahal kalo nggak ada Aska kaya nenek kuntil.

"Lo lucu" ucap Aska mengacak-acak rambut Diana. Lalu berlalu pergi meninggalkan Diana yang masih senyum-senyum sendiri.

Disisi lain dari kejauhan Lara melihat semua gerak-gerik Aska. Saat Aska mengacak-acak rambut Diana, mata Lara melotot dengan sendirinya.

"Eh neng. hati-hati tuh mata keluar ntar" ucap Dewi saat memergoki Lara melototkan matanya.

"Liatin apa sih ra, kok sampai melotot gitu" ucap Gio ingin menggikuti arah pandangan Lara tapi langsung ditahan oleh Lara.

"Eh nggak-nggak. Anu tadi gue anu emm ngeyel" ujar Lara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Gio hanya ber oh ria.

Aska keluar dari kantin tampa mempedulikan Diana yang sudah kesal dibuatnya, karena sedari tadi gadis itu mengajaknya berbicara setelah Aska manis padanya. Ehh sekarang malah tamba cuek padanya. Langsung saja Diana pergi tampa mempedulikan Aska.

Aska datang dari kantin dengan muka datar dan dinginnya. Sifatnya berubah lagi jadi es kutub.

Dari kejauhan Aska mendengar samar-samar nama Glen dibicarakan oleh teman-temannya. Langkah demi langkah Aska mulai mengerti percakapan mereka, bahwa Glen yang membuat Bara lebam. Iya langsung mengepalkan tangannya.

"Si brengsek itu" batin Aska.

Nah sebenarnya tuh Aska punya dendam tersendiri kepada Glen sejak mereka masih berada di bangku SMP. Dan sampai sekarang Aska belum bisa melupakan semua itu.

Flash Off

Sepulang Aska, Leon dan Riko diajak nongkrong oleh Bara diwarung mpok Lela. Kalau bercerita warnung pok Lela disinilah bestcamp mereka, perkumpulan anak-anak basket dan futsal.

Yah walaupun pertama cuma nongkrong-nongkrong biasa, mereka langsung mengklaimnya menjadi bestcamp mereka yang baru dibuka beberapa hari yang lalu.

"Woy Aska, kapten basket kite" ucap Fadil yang merupakan anak basket.

"Yee, biasa aja lah ini bukan dilapngan kali" ucap Aska bergabung bersama mereka. Sedangkan Fadil hanya tertawa karena tuturan Aska.

"Ehh iya sejak kapan kalian pada ngumpul-ngumpul gini, nggak ngajak-ngajak lagi" itu suara Riko.

"Ye Riko ngambek"

"Belum lama sih. baru juga mau ngasih tau lo pada, ehh mala diduluin sama neng ara" ujar Alex. neng ara yangdimaksud adalah Bara.

Mereka pun tertawa sambil berceloteh ria. Ada juga yang memukul-mukul meja dengan intonasi sehingga menghasilkan irama, ada yang bernyanyi dan bermain gitar.

Disisi lain Lara sedang berada di halte bus menunggu taksi. Tadinya sih Gio ingin mengantarkannnya pulang. Tetapi Lara menolaknya alasannya akan pulang bersama ayahnya. Tetapi sebenarnya Ia tidak ingin Gio mengetahui bila ia tinggal di apartemen. Bisa banyak tanya dia.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 15:46 yang berarti sudah sangat soreh, bagi para pelajar untuk berkeliaran menggunakan seragam sekolah. Lara merutuki dirinya harus kah ia menghubungi Aska. Ahh ia bingung.

Ia memutuskan mencari nomor Aska diponselnya.

"Ahh tolol bener, gue kan nggak punya nomor Aska" ucap Lara murung.

Deruman beberapa kendaraan bermotormotor menembus gendang telinga Lara.

"Berisik banget sih, kenapa nggak ditangkap polisi sekalian" celetuknya saat beberapa kendaraan bermotor telah melewatinya.

"Sendiri neng" ucap seseorang.

"Astaghfirullah lo ngagetin gue" ucap Lara memegang dadanya.

Lara mengeryit bingung, wajahnya tampak familiar.

"Nggak usah ngaga gitu, gue Glen Fredly kaka kelas Lo yang lo tabrak kemaren" ucapnya sambil tertawa

"Ohh kak Glen" ucap Lara. Glen hanya mengangguk

"Kok gue nggak pernah ketemu kak Glen sih" tanya Lara

"Nah ini ketemu" ucap Glen

"Bukan gitu. Hari-hari sebelumnya" ucap Lara

"Kangen lo yah"

"Ihh kak Glen apa salahnya sih kalo nanya" ucap Lara mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa tu bibir, minta dicium" ucap Glen dengan kekehannya

"Ihh apa sih kak"

"Gue antar pulang hayo" ucap Glen

"Hahh" ucap Lara mengakat alisnya dan membulatkan mulutnya.

"Lo bikin gemes gue tau nggak" ucap Glen mengacak-acak pucuk kepala Lara. Membuat Lara mematung, Aska saja yang notabenenya sebagai suaminya tidak pernah melakukan hal-hal manis padanya.

***

UDAH GITU AJA DULU, AUTHOR MASIH FIKIR KELANJUTAN CERITANYA 🧡🧡🧡🧡🧡

LARASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang