"Cinta itu sederhana, jika kamu tidak mampu membuatnya tertawa, cukup tidak membuatnya terluka."
***
Lara keluar dari kamarnya mengenakan piyama tidurnya, matanya menangkap sosok Aska yang berkutik dengan laptopnya entah apa yang sedang ia kerjakan. Aska mengalihkan pandangannya ke Lara dan hanya dibalas tatapan dingin dari gadis itu.
"Ada apa" batin Aska
"Gue kan tadi udah SMS lo jangan pulang dulu, kebongkar kan semuanya gara-gara elo" ucap Aska panjang lebar.
Lara tidak menggubrisnya ia berlalu menuju dapur untuk memasak mengisi perutnya yang kosong. Aska mengerutkan keningnya tidak biasanya Lara dingin kepadanya yang ada hanya sebaliknya. Aska menatap semua gerak-gerik Lara belum mengupas bawang saja ia sudah menagis ada apa dengannya. Ehh iya baru Aska tau gadis manja seperti Lara ternyata bisa masak juga.
Lara selsai dengan masakannya, menatap Aska yang juga menatapnya. Aska mengkat alisnya seraya bertanya kenapa.
"Makan" ucap Lara tampa intonasi.
Aska bankit dari duduknya berjalan ke arah Lara yang sudah berada dimeja makan. Mereka menyantap makan mereka tanpa berkata apapun.
"Enak, jago masak juga ni cewe" ucap Aska.
Setelah selesai Lara membereskan semua piring-piring yang kotor ia kembali berjalan masuk kedalam kamarnya. Aska mengerutkan keningnya tidak biasanya Lara seperti ini.
Aska berjalan menuju kamar Lara.
Tok! Tok! Tok!
Tidak ada sahutan dari dalam, Aska mengusap wajahnya gusar. Mengapa ia jadi mengkahwatirkan Lara, apa mungkin Lara marah karena ia menyalahkannya tadi. Aska lalu memutar klop pintu "nggak dikunci" buru-buru ia masuk mencari keberadaan Lara. yang benar saja gadis itu terduduk dilantai disamping ranjangnya dengan kedua tangannya menutupi wajah cantiknya. Terdengar isakan-isakan tangis disana membuat Aska ragu mendekatinya.
Aska berjongkok dihadapan Lara, gadis itu baru menyadari bahwa Aska masuk kedalam kamarnya tanpa disadarinya. Langsung saja Aska membawa Lara kedekatannya mengapa gadis ini sangat rapuh. Lara menumpahkan semua tangisnya didada bidang Aska. Ia memang sangat membutuhkan tempat untuk bersandar saat ini.
"Cerita aja" ucap Aska. Lara semakin mengeraskan tangisnya entahlah mungkin karena dirasanya Aska mulai peduli padanya.
Tidak lama kemudian isakan itu terhenti digantikan dengan suara deruhan nafas yang teratur. Gadis itu tertidur didalam dekapannya.
Aska mengakat gadis itu menidurkannya di kasurnya. Raut wajahnya yang damai serta bekas air mata yang tadinya mengalir meninggalkan jejak dipipi lara. Hidung mancung dan bibir tipis berwarna pink membuat Aska sadar akan gadis yang kini berstatus sebagai istrinya sangat cantik bila diperhatikan sangat dekat.
"Lo cantik tapi gue belum jatuh cinta sama lo" ucap aska seraya mengusap pucuk kepala Lara, dan menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh gadis itu.
***
Lara keluar dari kamar mandi dengan seragam yang telah ia kenakan, dan rambut yang masih basah.
"Aska cepetan mandi, telat nih" ucap Lara kepada Aska yang masih setia memainkan ponselnya.
"Aska ihh" ucap Lara mengambil alih ponsel Aska yang menatapnya tajam.
"Hahahaha" kekeh Aska
"Kenapa sihh, gue masih ileran yah" ucap Lara memegang pipinya.
"Mata lo bengkak kek kropi" ucap Aska berlari menuju kamar mandi. Membuat Lara mengerucutkan bibirnya
***
Situasi sekolah nampak sudah ramai, banyak celotehan-celotehan riuh yang disenandungkan dari fans Aska. Pasalnya sudah berapa kali Aska selalu berangkat bersama Lara.
"Raa" panggil Aska kepada Lara
"Kenapa?" Tanya Lara saat berbalik
"Pulang sekolah kerumah mama yah" ucap Aska sedikit berbisik ke telinga lara. Lara semapat membulatkan matanya karena tiba-tiba Aska mendekatinya lalu ia mengangguk menyetujui.
"Gue duluan" ucap Lara berjalan menjauhi Aska.
Tetapi siapa sangka Aska malah mengikutinya menuju kelasnya. Lara membalikkan badannya karena merasa ada seseorang yang mengikutinya.
"Lohh Aska. Ngapain?" Tanya Lara mengerutkan keningnya
"Takut lo ilang. Gue duluan" ucap aska mendahului Lara. Secara tiba-tiba Lara melengkungkan bibirnya, mungkin ini awal dari semuanya.
Kringgggggg
Sura bel memecah hayalannya mengenai Aska. Gadis itu buru-buru masuk kedalam kelasnya.
Brukkk
"Ehh sory gue nggak liat" ucap Lara memunguti buku seseorang yang tergeletak.
"Kaya gue kenal ni buku" Lara membatin
"Nih buku lo sekali lagi sorry" ucap Lara betapa terkejutnya Lara saat didapatkannya sosok Gio didepannya.
"Iya nggak papa. Santai aja" ucapnya
"Iyah" ucap Lara Canggung
"Btw ini kelas Lo"
"I-iyah"
"Sekelas dong kita. Masuk yuk" ucap Gio merangkul Lara masuk kedalam kelasnya. Demi apa ia harus sekelas dengan Gio. Jadi makin susah kan lara melupakannya. Apa lagi ia datang dengan hawa yang hangat seperti ini.
***
Typo banyak yahh
Sorry bangetNext chapter 🧡
Nova_ramadhni
KAMU SEDANG MEMBACA
LARASKA
ChickLit"Jangan mancing-mancing gue" ucap Aska berlalu pergi keluar kamarnya. Lara masih mematung lalu kembali membuka suara "Lah siapa yang mancing disini nggak ada kolam ikan" Lara terkekeh sendiri dengan ucapannya. WELCOME TO STORY 😘