sepuluh

854 141 5
                                    

HAPPY READING! 

***

Pagi hari nya yerim berkemas untuk pulang ke daegu , orang tua yerim beserta sang kakak sudah berangkat terlebih dahulu. Dulu keluarga kim memang tinggal seoul membuka bisnis kecil-kecil an karena keluarga kim hanya menyewa rumah yang sederhana dan tepat pada hari ini waktu sewa nya sudah habis. Jadi, tersisa yerim saja seorang diri. Keluarga kim memilih tinggal ke daegu karena suasana nya yang lebih nyaman dan tenang di sana dibanding seoul yang padat. Mereka tinggal di rumah peninggalan sang nenek yang sudah pergi meninggalkan nya tiga tahun yang lalu, walaupun rumah nya tidak berpenghuni kim donghyuk kakak yerim itu selalu menyuruh tetangga nya untuk membersihkan nya dan tidak lupa untuk memberi nya upah karena sudah membersihkan rumah sang nenek.

Yerim menghela nafas nya terasa berat karena harus meninggalkan suasana yang sudah membuat nya nyaman, dia suka suasana kota seoul dibanding rumah sang nenek yang lebih dominan sawah. Tapi, itu tidak membuat yerim kecewa ia tetap senang tinggal disana sambil mengenang masa kecil nya yang indah.

Setelah selesai berkemas dan memasukkan sebagian barang-barang nya ke dalam kardus,tatapan yerim berhenti pada bingkai foto itu adalah foto nya bersama jungkook saat masih—bersama. Tanpa sadar liquid bening menetes tanpa izinnya, yerim menggeleng kan kepalanya menghapus air mata dengan punggung tangan nya dan memasukkan nya ke kardus yang akan ia bawa.

Mulai memasukkan barang barang pada mobil pick up yang sudah ia pesan kemarin menatap sebentar rumah nya yang sudah menjadi tempat bahagia akhir-akhir ini. Perlahan mobil itu pun mulai meninggalkan rumah nya dan juga—seoul.

***

Di sisi lain, jungkook merasa perasaan nya tidak enak, ini sudah masuk jam makan siang tapi ia tidak berniat untuk beranjak dari kursi. Biasanya mingyu akan mengantarkan makan siang nya ke ruangan nya tapi sampai pukul satu siang sekretaris nya itu tidak menunjukkan batang hidung nya, beberapa kali telepon pun tidak diangkat, kemana pikirnya bisa bisa nya mingyu makan siang tanpa ingat dirinya. Menghempaskan badan nya ke kursi melempar handphone ke atas meja memutar kursi menghadap padat nya kota seoul.

Tak lama pintu ruangan nya pun terbuka dan menampilkan sosok yang ia tunggu saat ini kim mingyu.

"ini makan siang mu" katanya sambil menaruh kotak makanan di atas meja dan duduk di sofa yang terdapat di dalam ruangan jungkook.

"kenapa kau lama sekali, huh?" tanya jungkook menghampiri sang sekretaris yang duduk di sofa.

Mingyu menegakkan badan nya "yerim sudah tidak bekerja di restaurant lagi jungkook-ah"

Jungkook memberhentikan suapan nya dan menatap wajah mingyu "memang nya kenapa?"

"katanya ia ingin kuliah di luar negeri dan aku tidak tahu negara mana yang akan ia tempuh untuk kuliah."

Jungkook melanjutkan makan siang nya "aku tidak peduli"

Mingyu tertegun barusan jungkook bilang tidak peduli "apa aku salah dengar, kau sudah tidak peduli dengan yerim?"

"aku dan dia sudah berpisah dua hari yang lalu"

Mingyu menganga dan menutup mulut nya dengan tangan nya "apa kau sungguhan,jungkook-ah?"

"apa aku terlihat bercanda?" tanpa memedulikan sang sekretaris yang sepertinya membutuhkan jawaban nya, pria itu bangkit dan mulai berjalan menuju meja nya dan melanjutkan dengan dokumen-dokumen yang menumpuk "silahkan keluar dari ruangan ku kim mingyu-ssi, kalau di otak mu ini bertanya tanya tentang apa yang terjadi dengan ku dan yerim, simpan saja pertanyaan itu dan kau akan tahu dengan sendirinya."

Sepeninggal mingyu dari ruangan nya, jungkook termenung pantas saja perasaan nya tidak enak ternyata ini yang terjadi, yerim benar-benar—meninggalkan nya.

***

Sore hari nya di kediaman keluarga kim sangat ramai, tidak disangka bahwa para tetangga nya menyambut keluarga nya dengan sangat amat ramah, banyak yang membawakan berbagai macam makanan aneka camilan pun dengan sayur-sayuran, ucapan syukur tidak henti henti nya ia ucapkan diberi keluarga yang masih lengkap ditambah banyak orang-orang yang selalu menyayanginya. Senyum manis pun tidak luput dari wajah cantik putri satu satu nya keluarga kim,.

"yerim-ah!"

"aigoo, saeron-ie kau sudah bertambah cantik sekarang"

Jung saeron adalah sahabat yerim dari masa sekolah dasar, gadis bermarga jung ini lah yang selalu membantu yerim saat ia sering dijahili oleh teman teman seumuran nya , saeron yang menghibur nya. Pokoknya dimana ada yerim disitulah pasti ada saeron, dan disaat keluarga kim memutuskan untuk pindah ke seoul saeron merasa sedih dan terpuruk karena harus di tinggal oleh shabat tersayang nya. Tapi, terlepas dari itu yerim selama ia di seoul yerim selalu menghubunginya bercerita tentang banyak hal, termasuk bercerita tentang—jungkook.

"tentu saja! Aku bertambah cantik" jawab saeron memuji dirinya sendiri "ayo, kita ke sungai yang selalu kita datangi, yerim-ah"

Yerim mengangguk antusias sudah lama ia tidak pergi ke tempat itu. Itu adalah tempat yerim dan saeron bertemu, saat itu yerim hanya sedang bermain disana dan menikmati angin sore yang nyaman dan tidak disangka ia bertemu dengan gadis kecil yang mungkin seumuran dengan nya sedang duduk termenung di pinggir sungai, yerim memperkenalkan diri dan begitu juga saeron dari situ lah ia dan saeron bisa sedekat sekarang layaknya kakak dan adik.

"wah,banyak perubahan di sungai ini semenjak aku tidak ada"

"tentu saja, aku dan anak-anak lainnya menghias dan menanam pohon disini agar terlihat lebih segar dan rapi" jawab saeron tersenyum "oh iya, bagaimana hubungan mu dengan jungkook?"

Yerim yang tadi nya tersenyum berubah menjadi menunduk "aku—sudah tidak bersama nya lagi, saeron-ah"

"kenapa?" katanya bertanya tanya "perasaan baru seminggu yang lalu kau bercerita dengan ku dan sekarang kau sudah tidak bersama nya lagi"

"ya kau tau sendiri pasti apa masalah nya, ibu nya tidak ingin anak nya mempunyai pendamping hidup yang tidak setara dengan nya, ditambah aku akan meninggalkan nya untuk melanjutkan studi ku keluar negeri" balas nya trsenyum kecut

"astaga! Tunggu tunggu apa yang kau katakan barusan, kau ingin ke luar negeri?"

Yerim mengangguk "iya, aku ingin mewujudkan mimpi ku saeron-ah kau tahu kan apa yang ingin aku gapai sampai saat ini, aku ingin menjadi desaigner dan punya butik rancangan ku sendiri."

"aku akan menghargai apapun keputusan mu, dan aku menunggu kabar kesuksesan mu, yerim-ah"

"terima kasih"

Memang benar,tidak ada jalan yang benar-benar mudah. Akan selalu ada kerikil, akan selalu ada lubang. Semoga apa yang sudah aku impikan bisa terwujud berkat kerja keras ku. 

-TBC-

gatau gais maaf kalo part ini gaje, maaf banget :")

jangan lupa vote dan komen nya ya 


 Jè choisis De T'aimer ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang