🌠🌠🌠
Abigeil sedang berjalan di koridor sekolahnya, sekolah yang baru saja di masuki nya kurang lebih 4 hari ini, dan sialnya hari ini ia sedikit terlambat. Bagaikan kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula, saat sedang berjalan seorang lelaki yang tergesa-gesa menabrak Abi. Untung saja dia tidak terpental seperti di FTV SC*V yang bisa ia tonton.
"Eh sorry sorry, btw pinjam polpen dong," seorang anak lelaki berhenti tepat di depannya.
"Ha? Apa?" Tanya Abi refleks sambil menaikan alis kanannya.
"Elah, polpen ada? Saya pinjam bentar nanti di balikin deh, kenal saya kan?" Kata Gamal terlihat buru-buru.
"Gue...gak kenal lo,"
"Duh, yaudah kenalin deh. Gamal." tutur Gamal sambil menjulurkan tangannya.
Abigeil tak menjabat tangan Gamal, malahan dia menatap Gamal curiga.
"Saya masih manusia, gak perlu ditatap kek gitu. Gamaliel Putra Adinata, kelas 11 IPA 2,"
Gamal menarik tangannya yang dianggurin,"Aneh," Gamal pergi berlalu meninggalkan Abigeil.
"Dia masih ngomong sama gue apa gimana? Perasaan gue gak nanya namanya, deh." Kata Abi heran sambil berlalu dari tempatnya.
🌠🌠🌠
"Abigeil Ananta Prahadi?" Panggil Ibu Rini guru bahasa Indonesia yang masuk di kelas 11 IPS 3.
"Saya Bu," sahut Abigeil yang berdiri dari tempat duduknya,
"Pindahan dari mana?"
"Dari Bogor, Bu," sahut Abigeil lagi seraya duduk kembali.
"Baiklah, buka buku sejarah halaman 138 dan-"
"Permisi Bu," Ucap seseorang dibalik pintu.
"Kamu??! Bukannya kamu saya hukum mencatat 10 halaman dikelasmu?!" Cetus ibu Rini melihat siswa yang senang sekali membuat onar, siapa lagi kalau bukan Gamal.
"Polpen saya ilang Bu," ujar Gamal seraya menggaruk batang lehernya yang sama sekali tidak gatal.
"Lah, terus?" Tanya ibu Rini dengan tatapan mirisnya.
"Saya mau pinjem sama yang itu, tuh," tunjuk Gamal pada seorang gadis yang berada di kursi terdepan.
"Abigeil Ananta Prahadi?" Kata ibu Rini menyebut nama orang yang di tunjuk oleh Gamal.
"Oohh, Abigeil toh namanya. Saya yang pinjem polpen tadi pagi, inget gak?" Sebuah pertanyaan terlontar dari bibir Gamal.
Gamal, Seorang siswa berprestasi namun menyandang gelar preman di sekolahnya. Seorang siswa yang menjadi koordinator bidang keamanan di sekolahnya. Dia terpilih karena gak ada yang berani berurusan dengan Gamal.
"Gamal!" Teriak ibu Rini yang sontak membuat semua murid yang tadinya ribut menjadi terdiam.
"Saya mau tenang hari ini ya Gamal, saya sendirian yang piket, jangan buat saya ngaduin kamu ke pak Rudi," cetus ibu Rini sambil menghela nafas jengah,
"Iya deh Bu, saya minta maaf," Gamal berbalik hendak kembali ke kelasnya.
"Tunggu," langkah Gamal terhenti di tempat.
Gamal berbalik badan,
"Nih ambil aja, simpen juga sekalian,"
Abi menyerahkan polpen di telapak tangan Gamal."Makasih gadis aneh," gumam Gamal pada gadis yang sudah membelakanginya.
"Baik juga ternyata," sambungnya lagi, senyum samar Gamal tercetak seraya berbalik kembali ke kelasnya meninggalkan kelas 11 IPS 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamal's Love And Squad(On Going)
Teen Fiction[PART ACAK] "Gue...keluar dulu ya? Lo butuh istirahat lebih keknya." Kata Abi seraya berdiri dan berbalik menuju pintu. Abi terhenti. Deg. Jantungnya berdetak lebih kencang, sekarang Gamal tengah mencekal pergelangan tangannya. "Kamu peluk saya...bo...