Abi berada diruang tamu rumah Cleo bersama teman-temannya, tanpa terkecuali Gamal. Sedangkan Cleo memperhatikan mereka dari tangga, bukan mereka, lebih tepatnya Gamal.
"Bang! Gitu banget ngeliatinnya," Cleo menatap risih kearah Abi, jujur awalnya dia sedikit terkejut.
"Kemil mana bang?"
"Dia di kamar, gue gak kasi ijin buat keluar untuk sementara," jawab Cleo yang tak mengalihkan pandangan dari Gamal.
"Oh iya, Dimas pulang hari ini," ujar Cleo lalu beranjak pergi ke kamarnya, melihat itu Abi hanya mampu menghela napasnya panjang.
"Dia selalu kayak gitu," sahut Clara tiba-tiba saja muncul dan memberi Abi permen yang berasal dari sakunya.
"Thanks," Abi tersenyum kearah Clara.
Saat sedang berbincang dengan Clara tiba-tiba sebuah teriakan datang dari Dimas yang baru saja pulang dari luar kota.
"GAMAL!!!" Abi terperanjat melihat wajah Dimas yang memerah padam.
Apa lagi ini! Batin Abi.
Melihat itu Gamal hanya bisa diam dan tersenyum kikuk, tanpa aba-aba Dimas langsung memukul Gamal secara membabi buta.
"Ka Dimas stop!! Kakak apa-apaan sih!!"
Dimas menoleh kearah Abi dan menyeret Abi keluar dari pintu rumah Cleo.
"Pulang kamu sekarang!"
🌠🌠🌠
Gamal meringis ketika Clara membersihkan wajah Gamal yang sedang tidak baik-baik saja.
"Aduh, sssh," desis Gamal menahan sakit.
"Dasar lemah!" Sindir Clara yang masih tetap membersihkan luka-luka Gamal.
"Kenapa kak Dimas bisa ngamuk kayak gitu ya?" Tanya Gamal bingung.
"Mana gue tau, atau jangan-jangan dia tau lo udah grepe-grepe Abi kali... Ngaku lo!!" Gamal menatap sinis kearah Clara.
"Ngawur," Clara mendesah lalu melemparkan kain yang tadi dipakainya untuk mengobati Gamal.
"Elo sih, pake ga kasih tau segala, apa lagi yang lo sembunyiin dari gue?" Perkataan Clara seolah menjadi pertanyaan yang sama dengan sesuatu yang dipikirkan oleh Gamal.
Apa yang saya sembunyiin? Tanya Gamal pada dirinya sendiri.
"Clar!"
"Hmm, apaan?"
"Saya boleh pinjem duit?" Clara menaikan sebelah alisnya.
"Buat apa? Beli tali? Gantung diri? Woy jan gila ya, baru aja gak dikasih restu tiba-tiba udah nekat mau bunuh diri," gal yang kesal segera menjitak keras kepala Clara.
"Aduh, sakit bunglon!" Pekik Clara.
"Mana uangnya?"
"Gue tanya pakek apa dulu? Kalo beli tali gak bakal gue kasi!"
"Pake isi bensin puas?!"
"Ngomong kek dari tadi, nih," Clara memberikan beberapa uang lima puluh ribu di tangan Gamal.
"Kebanyakan, saya cuma mau nyari yang eceran doang,"
"Eceran eceran! Lo kata rokok, nih ambil aja, itu hadiah dari gue karena lo gak kasar sama Jenni, kalo gue tadi yang maju bisa botak tuh palanya gue jambak!" Gamal mengangguk lalu berlalu, namun dia terhenti sejenak.
"Clar?" Clara menoleh.
"Iya?"
"Nanti kalo saya udah kerja, bakal saya ganti," Clara tersenyum, lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamal's Love And Squad(On Going)
Teen Fiction[PART ACAK] "Gue...keluar dulu ya? Lo butuh istirahat lebih keknya." Kata Abi seraya berdiri dan berbalik menuju pintu. Abi terhenti. Deg. Jantungnya berdetak lebih kencang, sekarang Gamal tengah mencekal pergelangan tangannya. "Kamu peluk saya...bo...