Bab 7~ Lemah.

29 3 0
                                    

🌠🌠🌠

Abi masih menunggu di lobi rumah sakit. Dia tidak sendirian, disana ada Leo, Toni, dan Kevin, yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Sebelum ke rumah sakit, sebenarnya pak Rudi selaku guru bidang kesiswaan bersikeras tidak memperbolehkan Abi dan yang lainnya membawa Gamal ke rumah sakit. Katanya 'Toh cuma pingsan biasa.'

"Dia pingsan lho pak, dan ga biasanya kayak gini. Gamal sakit pak!"

"Kalian mau mencoba mencoreng mencoreng nama baik saya? Apa kata kepala sekolah nanti kalo siswa pingsan langsung ke RS? Kita punya UKS, kan?"

"Gak ada yang mau mencoreng nama baik Bapak, kami cuma mau nolongin temen kami pak! Di UKS ga ada yang bisa periksa Gamal! Emang UKS ada dokter? Kalo bapak gak ijinin Gamal kami bawa ke RS, saya bakalan langsung lapor ke kepala sekolah, kantor polisi dan yayasan!! " Kata Toni setengah berteriak.

Perlahan nyali pak Rudi menciut, terlihat dari wajahnya yang khawatir. Rupa-rupanya pak Rudi terpengaruh oleh perkataan Toni.

"Silahkan kalian bawa dia! Saya juga sudah capek ngurusin kalian!" Kata pak Rudi yang kemudian beranjak pergi meninggalkan Abi dan teman-temannya.

"Ayok Le, Vin. Angkat, pelan-pelan." Ujar Toni mengajak Leo dan Kevin untuk mengangkat tubuh Gamal.

"Nih anak makannya apaan sih? Badannya kecil tapi berat banget sumpah." Leo memasang tampang seolah dia sedang tersiksa yang disusul tawa dari Toni dan Kevin.

"Ihh, gak usah becanda deh. Kita tuh harus cepet!!" Kata Abi yang diliputi rasa khawatir.

Langsung saja, Abi berlari menuju mobil Leo dan membuka pintu penumpang.

" Ngayal mulu, gue jadi tau kan hobi lo."

Suara itu seolah menarik Abi dari lamunannya.

Kevin menyodorkan sebuah minuman botol di wajah Abi.

"Buat gue?" Tanya Abi.

"Yakali buat Gamal." Jawab Kevin jutek, memilih duduk di sebelah Abi.

Pantesan Lola nangis histeris, gak tahan sama dia, gue aja panas deket-deket kek gini doang, batin Abi.

"Gamal kayaknya suka sama Lo."

Abie mengangkat keningnya sebelah kanan, menatap bingung kearah Kevin.

"Maksud lo, apa?"

"Masih lugu ternyata." Kevin terkekeh pelan dan meminum minumannya.

"Lo bisa gak sih, ngomong tuh jelas dikit? Gue bukan tipe orang yang langsung ngerti maksud lo." Abi mulai kesal dan risih dengan keberadaan Kevin, terlebih dengan pernyataan yang barusan dia katakan.

"Jelas-jelas tadi gue ngomong Gamal suka sama lo, gak jelasnya dimana coba?"

"Ya.. iya, gue...denger kok. Tapi maksud lo ngasih tau ke gue tuh apaan?"

"Mungkin nanti Gamal telat ngasih taunya."

"Maksudnya?"

Kevin menatap tajam ke arah Abi.

"Susah ya ngomong sama lo, nanya mulu," kata Kevin berdecak,

"Heran gue sama selera Gamal, aneh semua," Sambung Kevin sambil berlalu pergi.

Abi menatap kepergian Kevin dengan wajah di tekuk, moodnya tambah anjlok gara-gara manusia yang hidup di peradaban batu kek Kevin.

"Eh, lo gak mau liat Gamal? Dia udah sadar," Toni tiba-tiba sudah ada si sebelah kiri Abi.

Gamal's Love And Squad(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang