Bab 3~ Anak PMR

44 6 0
                                    

🌠🌠🌠

Abi membelalakkan matanya saat melihat dirinya terbaring di UKS, tapi siapa yang membawanya? Seingatnya, dia berlari di samping...Gamal?!

Mata Abi menangkap pergerakan di samping kirinya, Gamal lagi belajar? Seriously?

"Lo...ngapain?" Tanya Abi dengan suara pelan,

"Eh, gimana? Udah baikan ternyata, mau makan dulu apa minum?" Tanya Gamal dengan wajah yang bisa dibilang khawatir.

Abi terkekeh pelan.
Jadi gini kalo Gamal khawatir?

"Gak masuk kelas?" Tanya Abi dengan suara yang masih serak, mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Makan apa minum?" Tiba-tiba raut muka Gamal berubah, lebih lembut?

Anjay! Boleh baper gak?

"M..makan deh," Gugup Abi,

"Untung saya anak PMR, jadi saya langsung kasi pertolongan pertama deh,"

"Oh- What?! Pertolongan pertama?!! Lo kasih nafas buatan gitu?!" Sontak Abi yang tadinya berbaring langsung mengambil posisi duduk diatas brangkar.

"Eh?"
"Pertolongan pertama versi kamu sama versi saya itu beda." Jelas Gamal seraya terkekeh geli melihat ekspresi Abi.

"Ya terus? Apaan? Lo gak macam-macam kan?"

"Mana berani saya macam-macam sama cewek, sama aja dengan malu-maluin bunda,"

Abi tertegun mendengar jawaban Gamal, satu fakta lagi yang Abi dapat tentang laki-laki ini. Gamal sangat menyayangi mamanya.

"Saya tadi buatin air gula. Itu pertolongan pertama buat yang maag dan pingsan kek kamu,"

"Btw pertolongan pertama versi kamu lumayan gereget ya?" Gamal tersenyum miring.

Bruhh!

Wajah Abi tiba-tiba saja blushing. Dan menunduk malu.

"Eh, tadi si Lola bawain bubur. Buruan dimakan." Tunjuk Gamal dengan dagunya ke arah bubur yang ada di atas meja.

"Iya. Btw makasih," Abi beranjak menuju tempat bubur itu di letakan.

"Iya. Seharusnya saya yang makasih. Berkat kamu, saya gak jadi di hukum sama ibu Rusni dan guru-guru rapat dadakan, hehehe"

Abi mengangguk sambil memakan bubur yang katanya di antar sama Lola.

"Keke sama Tata gak kesini?"

"Mereka dapet tugas katanya, harus dikerjain sekarang, dan kalian satu kelompok. " Kata Gamal yang mulai serius dengan catatannya,

Abi yang sedang makan pun diam-diam memperhatikan Gamal.
Ternyata Gamal punya tahi lalat di bawah bibir kanannya, dan bekas luka di dekat mata sebelah kiri-

"Gitu banget ngeliatin nya," Ucap Gamal yang sadar Abi memperhatikannya,

"Uhuk...uhuk..." Abi tersendat bubur yang ia makan,

Gamal terkekeh, "Nih" seraya memberikan teh hangat yang diantarkan Toni dari kantin,

"Banyak yang bilang saya ganteng, ternyata bener."

"Kepedean." Cetus Abi memutar bola matanya malas.

"Buktinya kamu betah tuh ngeliatin saya, hampir 5 menit,"

"Geer," kata Abi seraya memanyunkan bibirnya seperti bibir bebek, yang  mengundang tawa Gamal.

"Hahaha-" tawa Gamal terhenti saat ponselnya bergetar,

Gamal's Love And Squad(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang