Bab 20~Selamat ulang tahun.

18 4 0
                                    

"Nanti kamu bantuin kakak ya? Abis itu kamu boleh pulang, nanti kakak pulang bareng Gamal aja," Kemil mengangguk paham.

Mereka melihat sekitar ketika sudah sampai, kalau lewat depan pasti mereka ada menjadi pusat perhatian dan kejutan ini akan gagal.

"Gue ada ide," Abi tersenyum lebar.

🌠🌠🌠

Gamal menatap jendela dan menghela nafasnya kasar, kenapa gadis ini belum sampai juga? Apa ada yang menahannya?

Tiba-tiba saja ada sebuah tangan menutup matanya dari belakang, Gamal terkekeh pelan.

"Saya seneng kamu dateng," ucap Gamal.

Gamal meraih tangan itu dan berbalik ingin menatap Abi secara langsung.

"Hah?!! Ka-kamu siapa?" Gamal terkejut bukan main seraya menghentak keras melepas sepasang tangan yang kekar itu. Siapa lelaki yang berdandan ala wanita ini.

"Mas, aku juga seneng kamu nungguin aku," Gamal menyerngit jijik.

Najis!

"Sa-saya salah orang kayaknya,"

Gamal mengambil barang-barangnya dan hendak beranjak dari tempat duduknya, memutuskan untuk pergi.

"Tunggu!!" Suara kecil lembut itu mampu membuat Gamal menghentikan langkahnya, Gamal berbalik.

"Selamat ulang tahun,"

🌠🌠🌠

"Kamu sengaja ngirim banci dateng sama saya?" Abi terkekeh geli dan tertawa puas, sampai matanya mengeluarkan cairan bening.

"Sumpah tau gak! Momen ini paling lucu seumur hidup gue," Gamal tersenyum mendengar perkataan Abi dan menatap kue yang Abi bawa bersamanya.

"Tau dari mana saya ulang tahun?"

"Gue gitu," sombong Abi.

"Tau dari mana?" Gamal menyentil jidat jenong milik Abi.

"Aww, ish. Sakit tauu," gerutu Abi.

"Dari Clara! Puas? Eh btw lo kenapa ijin? Kemana?"

"Jengukin papa,"

"Papa.. sehat?"

Gamal tertawa ringan.

"Kamu orangnya gak sabaran,"

"Ck, sehat gak?"

"Iya-iya sehat, ini kue buatan kalian?" Tanya Gamal yang mulai memotong kue dengan pisau yang Abi bawa.

"Tadinya sih iya,"

"Tadinya?" Abi mengangguk.

"Tadi pagi di sekolah, kita kita buat rencana kasih surprise ke elo, eh ternyata lo ga dateng-dateng, sekarang paling udah di perut Toni sama yang lain,"

Gamal mendesah dan memalingkan wajahnya, melihat itu Abi menyentuh pipi Gamal.

"Kok lecet? Ini bekas jari? Siapa?"

Gamal's Love And Squad(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang