Hy guys sorry ganggu momen baca kalian, author cuma mau kasih tau part 6 nya mohon liat daftarnya🙏 soalnya part-nya entah kenapa jadi acak. Sekali lagi maaf buat kalian gak nyaman.
🌠🌠🌠
Ini sudah satu minggu dari kejadian tentang Boy waktu itu, dan satu minggu ini Abi merasa ada yang janggal.
Lola kelihatan menjaga jarak dengannya, dan Gamal serta teman-temannya hilang tak pernah muncul menampakan batang hidung mereka. Aneh bukan?"Keseringan ngelamun gak baik tau, Bi," Tata menghampiri Abi dan langsung duduk di meja, sekarang jam kosong.
Entah alasan apa lagi yang akan dikatakan ibu Sena guru PKN mereka, guru itu keseringan absen."Iya nih, masih kepikiran sama kasus yang di kamar mandi?" Timpal Keke,
"Enggak, gue cuma...ngerasa Lola nge-jauhin kita, lebih tepatnya sih gue." Abi menghela napas panjang.
Keke dan Tata saling pandang. Sebenarnya kedua anak kembar identik itu mengetahui alasan Lola tak pernah muncul dikelas mereka lagi,yang tepatnya kesal dan kecewa pada Abi.
"Sebenernya, kita tau alasannya sih."
Mulailah Keke menceritakan bagaimana kejadian itu bermula, Lola yang kecewa pada Abi karena mengira Abi punya pacar namun tak memberitahu mereka. Dan lagi Abi sementara dekat dengan Gamal bukan?
"Gila! Demi apa lo?" Teriak Abi dengan suara cempreng, semua mata seolah menginterupsi pada asal suara,
"Hehehe, sorry sorry." Cengiran Abi seraya menunjukan dua jari tangan nya,
"Ini tuh salah paham. Iya sih gue sama boy dulu pernah pacaran, tapi itu udah lama banget dan sekarang gue udah gak ada rasa apapun sama dia," seru Abi tertahan,
"Gue juga ga ngerti bantu jelasin ke Lola gimana, Bi. Mumpung kita jamkos nih, gimana kalau lo ke kelas Lola?" Ide Keke yang dibalas anggukan kepala dari Abi yang kemudian bergi berlari menuju kelas Lola.
'Gak enak banget dijauhin temen'
Abi benar-benar bersyukur kini dia sudah berada di depan pintu kelas 11 IPA 2.Sementara anak-anak kelas 11 IPA 2 belajar dengan serius tiba tiba ada yang berteriak kencang.
"LOLA!!!"
Mata Abi membulat sempurna, sepertinya ia akan masuk ruang BK sekarang.
🌠🌠🌠
"Kalau kamu tau sopan santun kenapa kamu teriak-teriak di depan kelas yang ada gurunya? Kamu mau cari perhatian gitu?" Tanya sang guru dengan nada suara yang bariton, jelek tak enak di dengar,
Abi bisa gila jika terus berhadapan dengan guru BK ini, setiap pertanyaan sudah dia jawab, lalu guru itu masih bertanya pertanyaan yang sama. Heran, kok Gamal betah ya bolak-balik kesini?
"Kamu ini sepertinya kurang didikan dari rumah, orang tuamu gak pernah ngajarin kamu ya?"
Deg.
Kalimat itu sangat menyakitkan bagi Abi, ada hal yang benar-benar sensitif bagi Abi. Salah satunya ini, hal-hal yang menyangkut didikan dari kedua orang tuanya yang memang tak pernah dia rasakan. Memangnya kenapa? Dimas juga mengajarinya kok, ini sebenarnya bukan hal besar, guru itu saja yang terlalu berlebihan.
"Maaf pak, bukannya saya gak sopan sama bapak. Orang tua saya memang gak ada kesempatan buat ngajarin saya karena mereka udah gak ada sewaktu saya masih kecil, dan saya diajarkan sopan santun oleh kakak saya. Kakak saya juga pernah bilang setiap orang berhak punya privasi baik tentang keluarga mereka maupun diri masing-masing dan juga.. tak ada gading yang tak retak. Saya minta maaf dan...permisi," nafas Abi memburu saat selesai mengatakan itu, air
mata yang mati matian dia tahan mengalir deras di depan ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamal's Love And Squad(On Going)
Fiksi Remaja[PART ACAK] "Gue...keluar dulu ya? Lo butuh istirahat lebih keknya." Kata Abi seraya berdiri dan berbalik menuju pintu. Abi terhenti. Deg. Jantungnya berdetak lebih kencang, sekarang Gamal tengah mencekal pergelangan tangannya. "Kamu peluk saya...bo...