Bab 18~Dating2.

29 3 4
                                    

Abi dan Gamal sudah masuk kedalam warung kopi yang mereka datangi, ralat, Gamal meralat kata-kata Abi.
"Ini bukan warung kopi, ini tuh kedai kopi,"
Padahal menurut Abi tidak ada perbedaan mencolok antara keduanya.

"Hai Mal, wihh baru keliatan lagi! Bawa cewek lagi, cewek lu ya? Kenalin Akbar," Salah seorang barista datang menghampiri meja mereka, sepertinya dia cukup dekat dengan Gamal.

Abi tersenyum sekilas lalu berjabat tangan seorang barista yang bernama Akbar itu.

"Abi,"

"Jangan lama-lama jabatannya, saya haus nih," Gamal memisahkan tangan Akbar dari Abi, sengaja.

"Hehe sampe lupa, mau pesen apa nih?"

"Emmm, kamu maunya apa Bi?" Tanya Gamal pada Abi.

Kamu! Sayangnya Abi tidak berani mengatakan itu.

"Latte aja,"

"Saya cappucino deh, Bar. Tapi punya dia gak usah pake gula ya?"

Abi menyerngit. "Lho? Kenapa?"

"Kamu kan udah manis,"

Abi tertunduk tak kuasa menahan gejolak yang timbul dari hatinya.

Gombalan pasaran! Tapi tetep aja gue kasmaran! Batin Abi.

"Basi tau gak!" Abi mencubit lengan Gamal.

"Basi tapi kok bisa buat kamu blushing,"

"Pacaran aja, pacaran mulu, pacaran terrooss!!" Sindir Akbar yang rupanya belum beranjak dari tempatnya berdiri.

"Apaan sih Bar, iri bilang bos," balas Gamal terkekeh melihat ekspresi jengkel Akbar.

"Heh! Jadi pake gula apa enggak nih?" Tanya Akbar lagi, kali ini dia mengharapkan jawaban serius dari Gamal maupun Abi.

"Pake kok," sahut Abi sambil melotot kearah Gamal.

"Mata kamu kek Susana deh," bukannya malah berhenti Abi makin membulatkan matanya.

"Siap-siap lo entar malem, gue datengin," ancam Abi, mendengar itu Gamal hanya bisa tertawa dan mengelus puncak kepala Abi.

"Dalam mimpi aja ya, malem ini saya harus belajar," goda Gamal.

Fiks gue sakit jantung!! Abi mengalihkan pandangan dari Gamal, laki-laki itu tidak boleh tau perasaannya sedang bergejolak sekarang ini.

"Saya udah tau siapa yang ngunci kamu di toilet," Gamal mengalihkan pembicaraan, hari ini dia ingin membahas ini dengan Abi.

Abi terkesiap, sebenarnya dia sudah tahu dia pelakunya. Siapa lagi kalau bukan Jenni?

"Siapa emang?" Tanya Abi pura-pura penasaran.

"Jenni, anak kelas 12," tak tau harus merespon apa, Abi hanya mengangguk menanggapi perkataan Gamal.

"Menurut lo apa balesan yang pantas buat dia?" Tanya Gamal dengan gigi yang mengatup.

Abi menggigit bibir bawahnya. Sepertinya emosi Gamal sedang tidak stabil sekarang, entah apa yang akan Gamal lakukan jika Abi salah bicara. Bagaimana ini?

"Mal?" Panggil Abi takut-takut yang membuat Gamal menatapnya.

"Jenni... sebenernya udah minta maaf kok, dan dia janji ga bakal kayak gitu lagi," Abi berbohong pada Gamal, ini salah satu jalan pintas untuk sedikit meredakan emosi Gamal, Abi tentu saja tidak mau momen ini rusak hanya karena pembicaraan kurang menyenangkan ini, apalagi topiknya Jenni. Kek ga ada yang lain aja!

Gamal's Love And Squad(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang