“Ayolah, Hyung. Apakah aku harus ganti baju di dalam mobilmu? Yang benar saja!” Decih Taehyung tidak terima.
Waktu semakin menipis. Acara yang dimaksud ayahnya akan segera dimulai. Tetapi, Taehyung masih tetap menjaga harga dirinya yang mengganti seragam sekolahnya ke pakaian lengkap berjas di dalam mobil.
Sebenarnya dirinya terengah-engah. Baru saja ia sampai di lapangan sekolah, mobil Seokjin hyungnya mulai memasuki area sekolah. Taehyung menghela nafasnya, mencoba terlihat natural di depan Seokjin.
“Yak! Janganlah kau banyak protes! Apakah kau mau fasilitas kita disita seperti tahun kemarin? Lagipula dulu kau suka tidak berpakaian di rumah.” Ejek Seokjin lalu melipat kedua lengan didepan dadanya.
“Hyung! Aibku itu, itu saja yang selalu kau ungkit. Beri aku waktu lima menit! Hanya lima menit! Di ujung parkiran sana ada kamar mandi kecil! Aku akan segera bergegas!” Bujuk Taehyung kembali.
“Tidak! Cepatlah, Tae!” Seokjin melihat jam tangannya. “Para tamu sudah berdatangan, dan kita masih disini? Sungguh! Entah mengapa aku selalu terjebak dengan sifat yang menjengkelkan itu. Entah itu, kau, ataupun Namjoon.” Sambung Seokjin tidak mau kalah, dan tidak memberi Taehyung kesempatan untuk bersuara.
Taehyung tidak terima. “Ah, Hyung. Sebenarnya, jika sedari tadi kau sudah memberiku waktu lima menit saja, pasti aku sudah selesai. Bukannya mendengarkan gerutuanmu yang tidak jelas itu.” Taehyung juga melipat lengannya, meniru gaya hyungnya.
“Jika kau juga sudah berada di dalam mobil, dan mau ganti baju di sana. Kita juga sudah pasti sampai di tempat, Yak!” Seokjin membalasnya. “Apa salahnya ganti baju disitu? Lagipula kita satu jenis. Sekalipun aku gay, kau bukan tipeku, eoh!” lanjut Seokjin menggoda adiknya yang satu ini.
"Yak, Hyung! Aku ini masih lurus, eoh! Lagipula seleramu juga biasa-biasa saja!”
“Hei, Jangan sembarangan! Wajah tampan ku ini mampu menarik perhatian seantero—“
Ckittt...
Ucapan seokjin terpotong karena ada mobil yang tiba-tiba mengerem mendadak tepat didepan mereka berdua.
Taehyung yang belum siap, karena ia sedari tadi fokus pada Seokjin didepannya. Terjungkal dan terduduk di batasan parkiran itu. Beruntungnya jas dan kemeja ia peluk dan berhasil diselamatkan, sehingga tidak kotor sama sekali.
Namjoon
Ya, benar. Orang itu adalah Kim Namjoon. Kakak kedua Taehyung. Namjoon segera keluar dari mobilnya. Ia berjalan tergesa menghampiri saudaranya.
"Hyung, dimana Taehyung? Aku disuruh menyusul kalian." Tanya Namjoon.
Seokjin diam mematung, dirinya masih terkejut. Ia mencerna situasinya, perasaan takut masih menyelimutinya. Takut jika Namjoon akan menabrak dirinya mengingat sifatnya yang ceroboh.
"Hyung!" Desak Namjoon sekali lagi.
“Yak..!! Apa-apaan kalian berdua. Ini bukan drama! Ingatkan aku yang berada dibawah ini!” Teriak Taehyung memecah suasana.
"Kau disini rupanya, Tae! Cepatlah bergegas, para tamu sudah datang semua. Kau belum mengganti pakaianmu, Tae?!" Peringatan Namjoon teralihkan saat ia membantu Taehyung bangun, dan belum mengganti pakaiannya.
"Gara-gara pria mesum itu, Hyung. Aku disuruh ganti baju di dalam mobilnya." Adu Taehyung.
"Bukankah benar? Sekarang para tamu sudah hadir. Kita pasti akan melewati acara pembukaan karena mengulur waktu. Aduh... Kartuku pasti akan kembali disita oleh Appa,” keluh Seokjin.
"Ya, sudah kamu ganti di mobilku saja, Tae!" Ungkap Namjoon frontal.
"YAK... SAMA SAJA HYUNGGG!!!"
Teriak taehyung tidak terima. Taehyung tidak habis pikir, jika ia berada diantara kakak-kakaknya yang tidak waras seperti Seokjin dan Namjoon.
"Mau ganti di mobilku atau ganti di mobil Seokjin Hyung?" Tanya Namjoon mengintimidasi.
Taehyung meneguk ludahnya. Jika Namjoon hyungnya sudah seperti ini, ia harus lekas memilih.
"Aku ganti di mobilnya Seokjin Hyung saja," cicit Taehyung.
"Ya sudah, Hyung cepatlah! Aku akan menyusul, lagipula aku harus mampir di suatu tempat untuk mengambil pesanan Appa.” Ujar Namjoon dan segera mendorong Taehyung untuk masuk ke dalam mobil Seokjin.
Seokjin juga langsung menuju ke kursi pengemudi. Belum selesai Taehyung menutup pintu, Seokjin langsung tancap gas.
"YAAKKKK!!!! HYUNGGG PINTUNYA BELUM SELESAI DITUTUP!!!"
"Bersegeralah, Tae! Kita akan membelinya lagi jika rusak. Cepat kau ganti baju itu. Banyak panggilan tak terjawab dari Appa" Ujar seokjin sembari membanting setir keluar dari area sekolah Taehyung.
“HYUNG!!" Teriakan Taehyung teredam ketika mobil mereka membelok tajam ke kanan.
Namjoon hanya menggelengkan kepalanya. Ia tidak habis pikir harus terjebak diantara dua alien saudaranya.
Ia juga langsung mengemudikan mobilnya menuju tujuannya. Banyak panggilan tidak terjawab juga dari ayahnya.
Jadi kalian akan mendukung siapa? Seokjin yang terjebak dengan dua adiknya yang sangat menyebalkan? Atau Namjoon yang terjebak diantara dua alien saudaranya? Atau Taehyung yang terjebak diantara dua kakak tidak warasnya?
-
"Ahjussi, mengapa semua barang-barangku ada di bagasi?" Tanya jimin memecah keheningan di tengah perjalanan.
"Anu, Jiminnie.. Entahlah, saya hanya disuruh Tuan Besar," Jawab Lee ahjussi gugup.
Jimin hanya mengangguk singkat, tidak ingin bertanya lebih lanjut.
Ia menyandarkan kepalanya pada jendela, menatap suasana diluar sana. Ia sedikit berpikir, kapan ia bebas seperti orang-orang diluar sana.
Kapan ia bisa melakukan apa yang ia suka tanpa ada kekangan semata.
Kapan?
Ia hanya mendesah dalam hati.
Tak terasa Jimin sudah sampai di parkiran gedung tempat acara. Ia dan Lee ahjussi dituntun untuk masuk ke dalam.
"Mengapa ke arah sini, Ahjussi. Bukankah acaranya di aula sana?" Tanya jimin mengernyitkan dahinya bingung sembari menunjuk orang-orang yang berada di acara sana.
"Sepertinya Jiminnie harus bertemu dengan Tuan Besar terlebih dahulu," jelas Lee ahjussi.
"Ah, baiklah." Jimin hanya berjalan dengan tenang mengikuti arahan Lee ahjussi. Ia berharap semuanya akan baik-baik saja.
Semoga akan selalu baik-baik saja.
Jimin menghela nafasnya, berusaha terlihat normal, dan tidak menarik perhatian sekitar akibat kondisinya.
Namun Jimin tidak akan menyadari. Jimin tidak tahu.
Bahwa kehidupan selanjutnya, hidupnya akan berubah. Perubahannya akan dimulai saat Lee ahjussi membukakan pintu suatu ruangan yang menjadi tujuannya.
Membukakan pintu yang akan merubah segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomawo✔️
FanfictionSuatu hal yang tak pernah terlintas di pikiranku dan tidak pernah aku bayangkan. Kejadian yang berakhir begitu saja tanpa ada perlawanan. Aku mengakui itu_pjm Mungkin agak membosankan membaca alurnya bab 1 - bab 10, but i hope you like it until the...
