18

1.1K 106 59
                                        

Jimin dengan segera mendudukkan dirinya di kursi ruang tunggu. Menatap Namjoon di depannya yang sudah merebahkan kepalanya, berusaha untuk istirahat.

Jimin terdiam cukup lama. Dirinya menunduk semakin dalam. Tidak ingin melakukan kontak mata pada Ahn ahjussi, karena dirinya khawatir tidak bisa menjawab semua pertanyaan berat milik Ahn ahjussi dengan suasana hatinya yang sedikit kacau ini.

Seokjin lantas datang menyusul. Duduk di samping Jimin tanpa ada curiga apapun. Jimin pula tidak memberitahu bahwa Taehyung menghubungi ponselnya tadi. Bibir Jimin kelu, masih belum bisa mengungkapkan apa yang terjadi dengan fakta yang hanya dirinya seorang yang mengetahui.

"Ehm.. Kalian tunggu disini. Ahjussi akan membeli sesuatu yang hangat untuk kalian.” Ujarnya beranjak. Dirinya juga melihat hawa sekitar yang mendingin akibat udara malam. Ditambah cuaca diluar sana yang memburuk.

“Ahjussi, aku akan ikut.”

"Sudahlah, Seokjin-ah. Kau pasti letih! kau duduk dan beristirahatlah," ujar Ahn ahjussi menolak tawaran Seokjin.

"Kalau begitu aku saja yang menemanimu, Ahjussi.” sela Namjoon menawarkan diri. Dirinya lantas membuka matanya dan duduk tegap.

"Ani, Kau lelah. Sedari tadi kau selalu berkutat dengan berkas-berkas. Jadi, kau temani Hyungmu disini.” Tolak Ahn ahjussi tegas.

Jimin lantas memeluk lengan ahjussi.

"Karena para Hyungnim lelah dan letih. Jadi, kajja, Ahjussi!” ujar Jimin sembari menarik Ahn ahjussi dari tempat mereka. Mengubah suasana hatinya yang sebenarnya hancur dan remuk itu. Bersandiwara dan mencoba membaurkan diri di tengah suasana tadi.

Ahn ahjussi terkejut atas tindakan Jimin yang tidak ia sangka sama sekali. Namjoon dan Seokjin hanya terkejut ditempat. Mereka menghela napas dan mulai duduk bersandar pada sandaran sofa. Mereka tersenyum, ternyata Jimin mulai membuka dirinya.

"Sepertinya Jimin belum bisa beradaptasi, Namjoon-ah.." Ujar Seokjin memecah keheningan. Setelah kepergian Ahn ahjussi dan Jimin. Keduanya kembali menyandarkan tubuh mereka dan berusaha beristirahat dengan menutup mata mereka.

"Ehm, benar. Sepertinya ada sesuatu yang mengganjal. Entahlah.. Mungkin anak itu berusaha untuk beradaptasi,” Jawab Namjoon setelah terdiam cukup lama.

Keduanya kembali terdiam. Menikmati suasana ramai sekitarnya dengan memejamkan mata masing-masing.

"Ah.. Aku yakin Jimin itu anak baik. Taehyung pasti akan langsung cocok dengannya,” Ujar Seokjin kembali. Berusaha menghilangkan penatnya dengan berkomunikasi kepada Namjoon.

"..."

Tidak ada sahutan dari Namjoon. Seokjin yang memejamkan mata sembari menengadahkan kepalanya pada sandaran kursi nampak bingung.

Setidaknya jawab dengan gumaman gitu. Gerutu Seokjin. Apakah Namjoon sudah tertidur?

"Namjoon-ah!" Panggil Seokjin kembali, memastikan dengan posisinya yang tetap.

"..."

" YAK!! Namjoon-ah—"

Seokjin seketika membuka matanya. Dirinya duduk tegak menatap tidak percaya presensi di depannya. Kalimatnya terhenti menatap sofa kosong disana.

Bukankah tadi Namjoon duduk disitu?

Kemana perginya dia? Ke kamar mandi?

Menyusul Jimin dan Ahjussi?

Seharusnya ia pamit terlebih dahulu padaku, kan?

Seokjin memandang sekitar. Berharap masih bisa menemukan kemana perginya Namjoon tanpa sepengetahuan dirinya.

Gomawo✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang