Taehyung dengan segera memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya. Walaupun tidak sebesar milik Jimin, namun rumah Taehyung cukup besar.Keadaan rumah memang sudah nampak sepi, mereka akan pindah ke Jepang, tentu saja rumah ini sudah tidak ada yang menempati.
Taehyung langsung membuka pintu.
Ia akan menerima segala makian dan ceramah panjang ayahnya disertai tatapan tajam mematikan seperti biasanya.
BRAKKK!!
Taehyung terdiam di tempat. Rumahnya tampak berantakan.
Semua pajangan tergeletak dilantai, bahkan ada yang pecah. Sofa beserta perabotan tercecer tidak sesuai dengan tempatnya.
Taehyung mengernyitkan dahinya.
Ulang tahunku masih lama, tapi kejutan apa yang ayahnya lakukan hingga menghancurkan seisi rumah?
Taehyung menelan ludahnya gusar.
Ia melihat keatas, menyusuri tiap sudut rumahnya."APPA!”
Teriakan Taehyung menggema ke seluruh penjuru rumah. Keringat dingin mulai bercucuran. Matanya liar melihat sekitar.
Tidak ada sahutan dan keadaan rumahnya yang tidak seperti biasanya. Taehyung tiba-tiba merasakan firasat buruk. Namun dirinya sebenarnya juga berusaha tidak memikirkan hal yang mustahil terjadi pada saat ini.
Dengan instingnya, Taehyung tergesa berlari menuju tempat kerja ayahnya. Mungkin saja ayahnya terlalu fokus, hingga mengabaikan teriakan Taehyung yang menggelegar. Ia masih berusaha berpikir positif.
BRAKK!!
"APPA—”
Kalimat Taehyung terhenti tatkala ruangan kerja ayahnya juga tidak jauh beda dengan keadaan di ruang tengah tadi. Seluruh berkas berceceran, rak-rak berkas dan buku roboh, dan presensi ayahnya yang masih belum ditemukan.
Taehyung membelalakkan matanya sejenak. Ruangan kerja ayahnya hancur tak bersisa.
Mungkin saja hanya ruangan ini, atau ruangan lain?
Ia berbalik, menuju lantai atas. Membuka setiap pintu. Berusaha menyingkirkan semua pikiran tidak masuk akalnya.
Taehyung segera menuju kamarnya sendiri, hingga kamar para hyungnya.
Namun hasilnya nihil.
Ayahnya tetap tidak ada, dan keadaan rumah yang hancur segalanya.Apa terjadi sesuatu?
Taehyung segera mengambil ponselnya.
Tanpa melihat nama, ia menelpon seseorang."YAK, HYUNG!! ENTAHLAH SEOKJIN HYUNG? NAMJOON HYUNG?? AHJUSSI? AKHH... AKU TIDAK TAHU NOMOR SIAPA INI, KALIAN TAHU APPA DIMANA?" Tanya Taehyung panik.
"..."
Mengapa tidak ada jawaban?
Taehyung mengecek ponselnya. Mengecek nama yang Ia hubungi ini. Ia takut kembali salah menghubungi polisi seperti tahun lalu, saat ia ingin menelpon Jimin untuk berbagi tugas.
Calling Seokjin Hyung Jelek Cerewet…
Taehyung membaca nama itu hati-hati. Ini benar nomor Seokjin Hyung. Kenapa dia tidak menjawab? Taehyung bertanya-tanya.
"HYUNG!! AKU TIDAK BERCANDA SUNGGUH! APPA DIMANA?"
"..."
"AIGOOO.. ULANG TAHUNKU MASIH LAMA, KALIAN MEMPERMAINKANKU YA? HAH!"
Teriakan Taehyung kembali menggelegar seantero rumah, mengingat keberadaannya yang berada dilantai dua.
"..."
"HYUNG CEREWET YAK!! HYUNG JELEK!!
ASTAGAAAA!! BAHKAN EJEKAN KU KAU ABAIKAN, HYUNG?"Taehyung heran dengan kakaknya ini. Seokjin tidak tahan dengan ejekannya, selalu membantah dan tidak mau kalah. Tetapi ini tidak ada sahutan apapun.
"..."
"HYUNG!! SUNGGUH JIKA KAU TAK MENJAWAB MAKA AKU AKAN—"
Tut.. tut.. tut..
Ha? Ditutup? Ada apa dengan Seokjin Hyung? Taehyung menatap ponselnya bertanya-tanya.
-
Jimin tetap memandang hamparan luas pemandangan di luar pesawat. Pesawat masih belum lepas landas. Ia enggan hanya sekedar untuk menutup mata.
Tiba-tiba suara pramugari di depannya menginterupsi.
“Mohon maaf atas ketidaknyamanannya seluruh penumpang dengan tujuan ke Jepang pada saat ini. Kami menghimbau untuk kembali keluar dan menunggu jadwal selanjutnya, karena saat ini cuaca sedang sangat buruk.”
Jimin terkesiap. Jimin tidak lagi fokus mendengarkan kalimat pramugari tersebut selanjutnya, dirinya fokus melihat Seokjin yang mulai berdiri seperti penumpang lain dan segera mengikuti arahan pramugari lainnya di depan sana.
Mereka berempat beriringan keluar dari pesawat tersebut. Namjoon menghela nafasnya lelah. Niat dirinya ingin lekas beristirahat, tetapi cuaca diatas sana tidak mendukung dan membuat jadwal penerbangan tertunda.
“Jimin-ah! Tolong pegang barang milikku! Aku ingin pergi ke kamar mandi sebentar, kau ikuti Namjoon dan Ahn Ahjussi didepan sana!” Perintah Seokjin dan langsung pergi dengan sedikit berlari.
Jimin menatap kepergian Seokjin dan mulai mengikuti langkah Namjoon juga Ahn ahjussi didepan sana.
Drtt... Drtt... Drtt..
Ponsel Seokjin berdering, tanda ada panggilan masuk. Membuat Jimin sedikit melambatkan langkahnya.
Jimin melirik sekitar. Ia menimang, apakah ia harus menjawab panggilan ini. Jimin merasa jika membiarkannya, Seokjin akan membutuhkan waktu yang lama di kamar mandinya. Jimin takut ada sesuatu yang penting. Dirinya segera mengangkat panggilan tersebut tanpa tahu siapa yang menghubungi melalui ponsel Seokjin tersebut.
"YAK, HYUNG!! ENTAHLAH SEOKJIN HYUNG? NAMJOON HYUNG?? AHJUSSI? AKHH... AKU TIDAK TAHU NOMOR SIAPA INI, KALIAN TAHU APPA DIMANA?”
Jimin tertegun. Matanya melotot seakan ingin keluar dari kelopak matanya. Suara taehyung?
"HYUNG!! AKU TIDAK BERCANDA SUNGGUH! APPA DIMANA?”
Suara Taehyung kembali menyahut saat tidak ada balasan. Jimin tetap terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa.
"AIGOOO.. ULANG TAHUNKU MASIH LAMA, KALIAN MEMPERMAINKANKU YA? HAH!”
Jimin terkesiap mendengar setiap teriakan Taehyung seberang.
"HYUNG CEREWET YAK!! HYUNG JELEK!!
ASTAGAAAA!! BAHKAN EJEKAN KU KAU ABAIKAN, HYUNG?"Teriakan demi teriakan milik Taehyung terekam jelas di gendang telinga Jimin.
Matanya berkaca-kaca, tenggorokannya terasa kering. Suaranya seakan teredam dalam lidahnya, bibirnya bergetar saat ingin menjawab setiap rentetan teriakan yang Taehyung lontarkan lewat telepon tersebut.
Namun belum sampai Jimin mengeluarkan suara, teriakan Taehyung kembali memotong.
"HYUNG!! SUNGGUH JIKA KAU TAK MENJAWAB MAKA AKU AKAN—"
Tut.. tut.. tut..
Bertepatan dengan berakhirnya panggilan tersebut, air mata Jimin mengalir dengan derasnya. Dada jimin naik turun bergemuruh menyesuaikan suasana.
Aku belum siap. Sungguh..
Bagaimana ini?Jimin dengan segera mengembalikan ponsel Seokjin ke tempatnya semula. Ia segera menyusul Namjoon dan Ahn ahjussi yang sudah menunggu dan kembali ke ruang VIP disana. Menahan isak tangisnya, menghalau air matanya, dan menenangkan suasana hatinya.
Aku belum siap….
Ujar Jimin lirih.
![](https://img.wattpad.com/cover/197824380-288-k266190.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomawo✔️
FanfictionSuatu hal yang tak pernah terlintas di pikiranku dan tidak pernah aku bayangkan. Kejadian yang berakhir begitu saja tanpa ada perlawanan. Aku mengakui itu_pjm Mungkin agak membosankan membaca alurnya bab 1 - bab 10, but i hope you like it until the...