16

1K 102 26
                                        

"Dengarkan aku baik-baik, mungkin ini salah, namun aku harus segera memberi tahumu. Keluarganya tidak ada yang datang, jadi kuputuskan untuk mengatakannya padamu."

Taehyung nampak antusias mendengar hal itu. Ia tidak jadi mengumpati dokter tersebut, yang ada dia menatap dokter itu penuh harap, semoga ada petunjuk.

"Ehm.. Apakah tangan dan kaki Jimin terlihat pucat dan terasa dingin di hari biasanya?" tanya dokter Min mengawali.

Taehyung mengernyitkan dahinya saat mendengar pertanyaan dokter Min itu. "Bukankah Dokter dapat merasakannya saat memeriksanya?" Tanya balik. Untuk apa bertanya sesuatu yang dokter Min itu sendiri bisa memeriksanya sendiri.

TUK!!!

"Awww...." Ringis Taehyung mengelus kepalanya.

"Simak pertanyaanku, Bodoh! Di-ha-ri bi-a-sa-nya?!" Tekan dokter Min pada akhir kalimatnya. Setelah ia melempar pulpen ke kepala Taehyung.

"Ah, nde, Dok. Biasanya jika saya genggam tangannya saat pergi ke kantin.” Jawab Taehyung segera sebelum pulpen lainnya akan melayang kembali.

"Apakah saat keadaan tertentu tangan dan kaki Jimin nampak gemetar disertai keringat dingin?" Tanya dokter Min sembari mengeluarkan buku kecil dan mencatatnya.

"Aku tidak tahu pasti untuk itu, Dok." Jujur Taehyung.

Dokter Min menghela nafasnya. Jawaban Taehyung masih belum melengkapi datanya.

"Apakah Jimin pernah mengeluh pusing, lalu sering merasa kantuk?" Tanyanya kembali.

"Ah.. Hampir setiap pagi, Dok! Itu mungkin karena dia disuruh begadang oleh Appanya." Jawab Taehyung setelah ia mengingat kebiasaan sahabatnya itu sebelum memulai jam mata pelajaran pertama.

“Apa?! Ada orang tua yang memperbolehkan anaknya begadang?!" tanya dokter Min terkejut.

"Bukan, Dok! Bukan begadang seperti anak muda yang lainnya. Tapi.. tapi.. Ia disuruh bekerja membantu berkas Appa," jelas Taehyung terpaksa. Mengoreksi kalimatnya kembali. Membongkar rahasia sahabatnya yang selama ini ia tutupi.

"Tunggu sebentar.. " ucap dokter Min, sembari mencatat sesuatu.

"Apakah saat pembelajaran berlangsung, Jimin pernah meminta bacakan tulisan di papan?" Tanyanya lebih spesifik.

"Aigoo... Dokter! Kau tadi ingin mengatakan sesuatu, namun apa sekarang? Kau ternyata menanyakan sesuatu," protes Taehyung. Pertanyaan yang dokter Min berikan semakin banyak. Hampir melupakan tujuan awal dirinya yang ingin mengetahui dimana keberadaan sahabatnya itu.

"YAK! Sejak kapan aku bilang seperti itu, ha?" Sanggah dokter Min tidak mau kalah. Ia berdehem, tertangkap basah karena mengambil kesempatan ini untuk menyempurnakan diagnosanya.

"Mohon maaf, Dokter Min yang Terhormat. Telingaku masih berfungsi dengan baik dan mata para pembaca ini juga teliti," Jawab Taehyung dengan sungguh-sungguh. Dirinya kali ini tidak akan terjebak.

"Baiklah! Mungkin ada beberapa pertanyaan mengenai hipotesis yang sudah saya ambil, namun ini masih dugaan saja. Sebenarnya hari ini saya ingin mengambil sampel darahnya untuk pengecekan lebih lanjut agar tak menjadi komplikasi,” Terang dokter Min tersebut panjang lebar.

"Lalu apa yang terjadi dengan Jimin?" Tanya Taehyung tidak mengerti. Pasalnya memang sedari awal dirinya tidak mengerti dengan kondisi Jimin juga pertanyaan-pertanyaan dokter Min tadi. Sungguh, dirinya hanya menjawab sepengetahuannya dan masih tidak mengerti apa hubungannya.

"Sulit untuk mengungkapkannya karena ini akan berakibat fatal—"

Drrttt... Drrtt.. Drrttt...

Gomawo✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang