Jimin hanya mematung sempurna. Menatap tuan kim dan ayahnya bergantian.
Kepalanya berdenyut bertalu-talu mengingat inilah kenyataan hidupnya.Seketika Jimin dengan lekas menyadari, bahwa ia hanyalah boneka.
Seperti apa yang diungkapkan dalam gulungan kertas pita hitam eomma tirinya.
Ia masih terdiam sempurna.
Ia masih tergugu ditempat.
Tidak mampu mengeluarkan kata-kata dan masih terdiam mencerna situasi.Hingga akhirnya..
Cklk...
"Mianhae, Appa! Kami terlambat, ternyata Seokjin Hyung dan Namjoon Hyung mengulur-ulur waktu."
Deg.
Suara itu, bukankah suara Taehyung?
Apa yang dilakukannya disini?
Apakah ada appanya disini?Tapi disini hanya ada tuan Kim, ayahku dan Lee ahjussi. Apakah?
Semua pertanyaan dan terkaan Jimin memenuhi pikirannyaJantung Jimin semakin bertalu-talu, kepala jimin semakin berdenyut-denyut. Hatinya sakit tiba-tiba.
Ia terasa dipermainkan.
Bukankah ia memang hanyalah sebuah boneka dari depan.
Tidak.
Bukankah Taehyung sudah berjanji dengannya?
Bahwa Taehyung tidak akan mengecewakannya?Tapi, ada apa dengan kenyataan ini?
Jimin tidak tahu harus bagaimana lagi.
Ia semakin tergugu, mematung sempurna. Lidahnya semakin kelu untuk melontarkan sepatah kata. Kepalanya semakin sakit hanya untuk mengangguk mengiyakan ucapan tuan Kim.Jimin semakin tak mengerti.
"Ah, kau merusak suasana!”
Desah tuan Kim kearah pintu.Tidak berlangsung lama, pintu dibelakang Taehyung lagi-lagi terbuka. Disana muncul Seokjin juga Namjoon menyusul.
"Mianhae, Appa! Taehyung sedang mencari masalah tadi," lapor Seokjin.
"Ck.. Jaga sopan santunmu, Seokjin-ah! Tidakkah kau lihat bahwa ada tamu di depanku?" Tanya tuan Kim menginterogasi.
“Ah, Mianhae! Annyeonghaseyo Kim Seokjin ibnida!"
Ucap seokjin menunduk pada tuan Park yang memiringkan badannya sedari tadi.Taehyung yang menyadari itu juga memperkenalkan dirinya. “Annyeonghaseyo Kim Taehyung imnida!"
"Ah, berarti ini anak bungsumu, Tuan Kim? Tampan sekali," puji tuan Park.
Taehyung yang mendengarnya tersenyum lebar menampilkan senyum kotaknya.
"Tidak kusangka anak-anakmu berpotensi dan berprestasi semua, Tuan Kim!" Tambahnya tuan Park lagi.
"Ah, Tentu saja!" Lalu tawa kedua ayah tersebut menggelegar seantero ruangan.
Mereka semua masih tak menyadari.
Sedari tadi Jimin mengeratkan genggamannya saat memang benar bahwa suara itu milik sahabatnya.Kim taehyung.
Yang berjanji tak akan mengecewakan nya.Namun sekarang ikut andil dalam menghancurkannya.
-
"Jadi bagaimana menurutmu, Nak?"
Tanya tuan Kim, kembali menatap Jimin.Jimin semakin menunduk menggenggam celananya.
Ia masih tak percaya.
Ketiga kim bersaudara masih tidak menyadari siapa anak di depan ayahnya.
Mereka hanya tau bahwa akan ada saudara baru hadir diantara mereka. Namun, mereka tidak tau dia siapa. Yang mereka tahu, mereka akan segera pindah ke Jepang secepatnya.
Tuan Park yang menyadari diamnya Jimin, sedikit menyenggolkan lutut kanannya pada lutut Jimin. Bahwa Jimin harus segera mengatakan iya di depan tuan Kim.
Jimin hanya mampu menganggukkan kepalanya tidak mampu mengeluarkan suaranya. Ia masih tercekik kenyataan di dalam ruangan ini yang membuatnya sesak setengah mati.
Tuan Kim tersenyum lebar menanggapinya.
"Baiklah, Tuan Park! Terimakasih untuk semuanya. Aku jamin kekuasaanmu akan melebar setelah ini," ucap tuan Kim menjabat tangan tuan Park."Hahaha.. Dan aku juga jamin bocah ini akan benar-benar mengurus perusahaanmu itu,” imbuh tuan Park bangga dan menganggap Jimin sebagai barang yang dijual dengan kekuasaan yang diimpikannya.
"Tentu saja, aku akan mengharapkan itu, Tuan Park! Baiklah! Seokjin, Namjoon, dan Taehyung silahkan kalian pulang dan bereskan semua barang kalian. Kita akan berangkat ke Jepang nanti malam" titah tuan Kim.
"Baik, Appa!" Jawab Seokjin dan Namjoon serempak. Lalu keduanya meninggalkan ruangan tersebut.
Namun, Taehyung sedikit menyela. "ehm.. Bolehkah aku pergi ke suatu tempat dulu appa?" Tanyanya yang masih tegak dengan posisinya.
"Apa yang masih kau lakukan?" Tanya tuan Kim.
"Aku ingin berpamitan dengan sahabatku, bahwa aku akan pindah ke Jepang hanya itu saja," Jawab Taehyung berharap.
"Aku beri kau waktu sampai pukul 5 sore. Jika kau tidak kembali tepat waktu, maka siap-siap kartu dan fasilitas mu akan ku sita!" Ujar tuan Kim memberi izin.
"Nde, Appa!" Lalu Taehyung berlalu begitu saja.
Seakan ia tidak memiliki beban apapun di dalam sana.Namun disisi lain. Ada orang lain yang menunduk dalam diamnya.
Mengapa taehyung tak menyadari keberadaan nya?
Bagaimana jika tadi, ia ikut membalikkan badannya seperti yang dilakukan ayahnya?
Apakah Taehyung akan terkejut?
Haruskah Taehyung mencarinya?
Bahkan yang dicari Taehyung berada dalam satu ruangan yang sama?Mengapa Taehyung tidak bercerita?
Mengapa harus keluarga Taehyung yang menjadikanku bonekanya?
Ah, Tidak. Ralat.
Mengapa harus keluarga sahabatku yang mempermainkanku?

KAMU SEDANG MEMBACA
Gomawo✔️
FanficSuatu hal yang tak pernah terlintas di pikiranku dan tidak pernah aku bayangkan. Kejadian yang berakhir begitu saja tanpa ada perlawanan. Aku mengakui itu_pjm Mungkin agak membosankan membaca alurnya bab 1 - bab 10, but i hope you like it until the...