0'4

14 3 0
                                        

"Nja ke kantin yuk" ajak Fajar sembari menghampiri Senja.

"Kalem dikit lagi" ujar Senja.

Ia pun segera menyelesaikan nya. Lalu setelah selesai, ia pun menyimpan kuas cat nya. Ia berbalik dan terdapat Fajar yang sudah menunggu di depan ruang musik.

Senja pun menghampiri Fajar. Ia melihat arloji nya yang sudah pukul jam dua belas.

"Jar, bolos yuk" ujar Senja.

"Lu gila? Lu kasambet apa?" tanya Fajar yang sudah menghentikan langkahnya.

"Lah emang napa?" -Senja.

"Gak nyangka orang dingin bisa bolos"-Fajar.

Senja pun memutar bola matanya malas.

"Emang sekarang jam berapa?" -Fajar.

"Jam dua belas" -Senja.

"Masih lama nja"

Fajar pun pergi ke kantin. Senja pun mengikuti nya.

...

"Jar, mau nanya" ujar Senja sembari memakan gorengan.

Fajar mengangkat kepalanya. Menatap Senja bingung.

"Lu murid sogok?" tanya Senja.

Fajar pun terdiam. Lalu melanjutkan makannya tanpa menjawab pertanyaan Senja.

"Maaf"

Senja pun kembali melanjutkan makannya. Menundukkan kepalanya. Ia merasa bersalah bertanya pada Fajar seperti itu.

"Iya" ujar Fajar.

Senja pun mendongak. Ia menatap Fajar yang kini sedang menatap dirinya.

Lalu suasana pun menjadi hening. Sampai akhirnya mereka memutuskan kembali ke kelas.

...

Hari ini adalah pelajaran matematika. Mereka tampak sibuk mengerjakan soal yang sulit itu.

Untung saja Senja sebangku dengan Melza. Karena Melza adalah orang sangat pintar. Jadi ia bisa menyontek pada Melza.

Senja salah mengisi jawaban. Untung saja ia memakai pensil. Ia pun mencari penghapus, namun tidak ada. Melza pun tidak punya.

Ia melihat ke arah bangku Fajar. Terdapat penghapus di atas meja Fajar. Senja pun menghampiri Fajar sembari membawa buku nya.

"Pinjem ya" ujar Senja sembari menghapus jawabannya dengan cepat-cepat.

Fajar yang melihat cara Senja menghapus pun berdiri. Dan menyentuh tangan Senja. Membuat gerakan Senja terhenti.

Fajar pun menggerakkan tangan Senja dengan pelan untuk menghapus jawaban Senja.

"Lu kalo ngehapus pelan-pelan. Biar tulisannya gak berbekas" ujar Fajar.

Senja hanya diam saja. Memperhatikan tangannya yang dipegang oleh Fajar.

Setelah itu selesai, Fajar pun melepaskan tangannya dari Senja. Lalu duduk kembali di bangkunya.

"Nja liat MTK dung. Gua belum satu pun" ujar Fajar.

Fajar Berakhir SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang