"Nja, kayak nya kamu makin hari makin deket sama Fajar. Sampe lupain kita" ujar Melza.
Kini mereka sedang berada di kelas setelah membeli makanan kantin. Mereka duduk di bangku mereka masing-masing.
"Ada yang lu sembunyiin ya?" tanya Wulan penuh selidik.
"Gua sama Fajar cuman antara musuh tapi teman gitu. Kek apa ya, susah di jelasin nya" jawab Senja sembari menggeleng.
"Jangan bilang kalian pacaran?" tanya Salwa.
"Dih, kagak wa. Gua mah gak pacaran sama dia" jawab Senja dengan nada sarkas.
"Trus kenapa sampe lupain kita? Kamu gak mau temenan sama kita lagi?" tanya Melza dengan wajah cemberut nya.
"Bukan gitu. Gua kan kadang mau sama kalian, kadanga kagak. Sesuai mood. Begitu pun gua ke Fajar" jawab Senja.
"Yauda nanti lagi jangan main sembunyi-sembunyi lagi. Ceritain aja, kita ini sahabat kamu nja" ujar Melza.
"Gua aja masih gak yakin percaya sama kalian" batin Senja.
Senja hanya tersenyum dengan terpaksa. Lalu melanjutkan makannya lagi.
...
Kini murid-murid sudah keluar dari sekolah. Karena ini waktunya pulang. Tak lama handphone Senja berdering, membuat langkah nya terhenti.
Fajar?
"Kenapa?" -Senja.
"Lu dimana?" -Fajar.
"Masih di lapangan. Kenapa?" -Senja.
"Ke rooftof sekarang" -Fajar.
"Ngapa-"
Pip
Telepon dimatikan oleh Fajar secara sepihak. Hah Fajar membuat nya semakin kesal berhari-hari.
Senja pun berbalik menaiki tangga menuju rooftof. Setelah sampai ia membuka pintu. Ia melihat tidak ada Fajar disana.
"Lama"
Suara itu, membuat nya berbalik. Terlihat Fajar yang sudah berdiri di hadapannya dengan jarak dekat. Membuat Senja memundurkan beberapa langkah.
"Lu... kenapa sama kayak Meisha?" tanya Fajar.
Membuat Senja menatap nya dengan bingung.
"Maksud?" tanya Senja.
"Gak" jawab Fajar.
Fajar pun menarik tangan Senja. Menyuruh nya duduk di perbatasan untuk melihat langit yang sudah berwarna oren perlahan.
"Ngapain lu nyuruh gua kesini?" tanya Senja menoleh pada Fajar.
"Gua mau ngasih tau klo lu itu indahnya sama kek Senja yang ada di langit" jawab Fajar tanpa menoleh padanya dan masih menatap langit.
"Udah gitu aja? Gak penting"
Senja beranjak dari tempat duduknya. Mungkin sekitar lima langkah, Fajar sudah menarik tangannya. Membuatnya berhenti dan berbalik padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar Berakhir Senja
Ficțiune adolescenți"Pipi lu mirip bakpao, sama tembem nya" "Sepeda-sepedahan nja, badan lu gendut" "Napa lu ikutan nangis?" "Nja liat pr Matematika dung" "Nja pinjem dasi" Aku suka melihat mu membutuhkan ku. Namun terkadang aku membenci mu. Karena kamu melemahkan ku...