0'7

12 2 0
                                        

"Makasih udah nganterin"

Senja sudah berada di depan rumah nya. Fajar yang mengantarkan nya pulang.

"Iya, makasih juga mau nemenin hehe" ujar Fajar sembari terkekeh.

"Yauda sana pulang. Udah mau Maghrib"

Senja pun masuk ke dalam rumahnya. Fajar masih berdiam disana sebentar, lalu mengayuh sepedanya menjauhi halaman rumah Senja.

...

Senja terkejut ketika ibu nya tiba-tiba ada di ruang tengah sembari melipat tangannya di dada. Ibunya menatap Senja dengan datar. Lalu berjalan mendekat ke arah Senja.

"Kamu sama siapa tadi? Pacar?" tanya ibunya dengan menuntut.

"Bukan pacar mah. Itu temen Senja. Tadi Senja udah nolak, tapi dia maksa. Yauda" jawab Senja dengan fakta.

"Yauda sana mandi, ntar makan" ujar ibunya sembari berjalan menuju dapur.

"Aku cuti mandi sore mah, males!" teriak Senja.

Senja segera masuk ke kamar nya. Ia mengacuhkan ibunya yang berteriak mengomel dirinya. Ah ia sangat malas untuk mandi hari ini.

Senja menyimpan tas nya sembarang. Ia pun memainkan handphone sembari berbaring, tanpa mengganti baju seragamnya.

Seketika pikiran nya berhenti ketika kata-kata Fajar terlontar kembali. Mengingat laki-laki itu mengatakan bahwa dirinya jangan pergi seperti yang lain.

...

"Ges, ku punya hot news" -Melza

"Jangan gibah deh. Masih pagi" -Salwa.

Kini mereka sedang ada free class di jam pelajaran pertama. Karena guru mereka tidak masuk, katanya sakit. Dan disinilah mereka mengobrol, membuat kelas menjadi berisik.

"Eh ini tuh penting. Klo Salwa si udah tau" -Melza.

"Yang mana si?" -Salwa.

"Itu yang tadi" -Melza.

"Oh" Salwa mengangguk angguk kelapa nya. Ia baru ingat akan sesuatu "Merapat deh sini" lanjutnya.

Mereka pun merapat. Memastikan tidak ada siapa pun yang mendengar.

"Jadi, Fajar tuh pacaran sama Nara. Baru jadian kemaren" ujar Salwa sembari berbisik.

Wulan langsung menjauh dengan wajah terkejut nya. Senja terkejut, ia merasa sakit hati. Padahal baru kemarin laki-laki itu mengatakan agar dia tidak meninggalkan laki-laki itu. Tapi buktinya apa? Laki-laki itu juga yang meninggal kannya.

"Apa?!"Wulan teriak sangat keras, membuat perhatian murid beralih menatap nya.

"Sttt jangan keras-keras" ujar Melza menepatkan jarinya di depan bibir Wulan.

"Gila. Ini pasti mustahil. Gak mungkin tampang jelek gitu jadian sama Nara yang cantik nya subhanallah. Sedangkan dia? Apa? Dia tampang yang terlalu astaghfirullah" Wulan tak berhenti terkejut mendengar ucapan Salwa tadi. Baginya ini mustahil.

Senja yang diam saja pun akhirnya pergi dari mereka tanpa mengatakan apa-apa. Ia mengacuhkan teman-temannya yang berteriak memanggil namanya.

Fajar Berakhir SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang