Drrrt
Drrrt
Drrrt
Handphone Ravin bergetar. Menandakan bahwa ada yang menelponnya.
Ia pun menyalakan handphone nya itu. Dan menampakkan nama-
"Ibu?"
Ravin bingung. Mengangkat nya atau tidak? Bagaimana ini? Apakah ia harus menjawab dengan jujur atau bohong? Apakah ia perlu mematikan teleponnya? Oh tidak.
Baiklah, berdo'a saja ibu tidak terus sakit-sakitan setelah mendapat kabar buruk.
"Halo Bu" -Ravin.
"Kamu dimana? Kok belum pulang sampai sekarang?" -Ibu.
"Mmm sebenarnya Bu..." -Ravin.
"Kenapa?" -Ibu.
"Kakak kecelakaan"
Ravin menjawab kata-kata itu sembari menunduk. Dan lagi-lagi air matanya turun. Ia tak bisa menahan semua ini.
Tak ada suara dari handphone nya selama beberapa menit, sampai akhirnya suara sang ibu berubah menjadi suara yang terdengar sedang menangis.
"Sekarang kamu di rumah sakit mana?" tanya ibunya disela tangisan nya.
"Di rumah sakit Immanuel, Bu" jawab Ravin sembari menangis pula.
"Yauda ibu kesana sekarang sama ayah"
Pip!
Telepon itu dimatiksn secara sepihak. Dan lagi membuat Ravin menangis. Ia mengusap wajahnya dengan kasar.
Ah entah bagaimana jadinya nanti jika melihat Senja yang penuh dengan luka dan goresan.
...
Waktu berjalan dengan cepat. Jam sudah menunjukkan bahwa sebentar lagi masuk kelas.
Namun tampaknya Senja tidak datang-datang. Membuat Salwa bertanya-tanya. Ada apa dengan Senja? Biasanya Senja datang lebih awal. Tapi ini? Sampai sekarang pun belum datang.
"Eh kalian ada kabar soal Senja gak?" tanya Salwa membalikkan tubuhnya menghadap Melza dan Wulan yang sedang berbincang.
Melza dan Wulan sama-sama menggeleng. Mereka tidak tahu kenapa Senja tidak datang.
"Duh aku khawatir" ujar Salwa.
"Coba chat Senja" ujar Wulan.
"Ok"
Kita Salwa menyalakan handphone nya, terdapat beberapa notifikasi. Termasuk dari notifikasi dari Nara.
Ia pun membaca isi pesan itu. Seketika ia terdiam, dan tak percaya dengan ini.
Nara
Senja kecelakaan kemarin. Dia pergi bareng Fajar. Soal kejadian nya kaya gimana, ntar aku jelasin.
Pokok nya sekarang kamu harus dateng ke rumah sakit Immanuel. Kalo kamu mau tau gimana kondisinya.
Aku sekarang ada di rumah sakit sama adiknya Senja.
"Apa ini?" tanya Salwa ketika melihat isi pesan itu.
"Kenapa wa?" tanya Melza.
Salwa tidak menjawab pertanyaan Melza. Ia langsung berdiri dari tempat nya. Lalu menghampiri Fajar yang menutup wajahnya di atas meja.
"Jar, apa ini?" tanya Salwa sembari menyodorkan handphone nya yang berisi pesan dari Nara.
Fajar pun mengangkat kepalanya. Ia melihat Salwa. Lalu pandangan nya berpindah pada pesan dari Nara. Ia pun terdiam. Seperti ada beberapa jarum yang kini mulai menyerang nya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar Berakhir Senja
Novela Juvenil"Pipi lu mirip bakpao, sama tembem nya" "Sepeda-sepedahan nja, badan lu gendut" "Napa lu ikutan nangis?" "Nja liat pr Matematika dung" "Nja pinjem dasi" Aku suka melihat mu membutuhkan ku. Namun terkadang aku membenci mu. Karena kamu melemahkan ku...