sebelas

879 46 9
                                    

Happy Reading.

Aku ingin tahu, siapa yang awalnya tidak suka gendre thriller mistery tapi gara-gara cerita aku kebanyakan di gendre itu malah jadi mulai menyukai thriiller?

Bagaimana kesan-kesan kalian setelah membaca semua ceritaku yang memiliki gendre yang berbeda? Silahkan berikan reviewnya ya gais.
.
.
.
.
"Alana, aku mencintaimu. Will you merry me?"

Kedua tangan Alana mengepal, bergelanyut lemah tanpa memberi reaksi pada pelukan Namjoon atas tubuhnya. Ia merasa enggan untuk membalas pelukan pemuda itu. Netranya memanas menahan air mata yang kian menggenang dan mencoba mendesak untuk tumpah membasahi wajah cantiknya. Alana terdiam. Kata-kata Namjoon mengguncang pertahanannya. Jika saja. Ya, jika saja yang mengatakan itu adalah Namjoon yang telah mengingatnya secara utuh maka dengan senang hati Alana akan menyambut pemuda itu dalam pelukannya. Menyerahkan dirinya dan jiwanya pada pria yang sangat ia cintai.

Tapi, kondisinya telah berubah. Alana tahu Namjoon belum mengingatnya sama sekali, hanya insting pemuda itulah yang membawanya merasa dekat dengan Alana. Dan ingatan bawah sadarnya kembali menguar muncul kepermukaan seperti beberapa waktu lalu. Itulah kenapa Alana hanya bisa diam. Sambil menelan ludah pahit merasakan luka yang tertoreh di hatinya. Jika ia menceritakan semuanya sekarang, mungkinkah Namjoon akan benar-benar gila karena harus memaksakan ingatannya? Saat keadaannya seperti ini, mungkin bukan Namjoon yang akan menjadi gila. Melainkan dirinya sendiri.

"Joon...Namjoon..." lirih Alana pelan. Mencoba berbicara sestabil mungkin. Menutupi seluruh getaran dalam dirinya. "Hei, sadarlah. Apa yang kau lakukan?" Alana melepas kepalan tangannya lalu menepuk pundak Namjoon pelan. "Kau tak apa-apa, 'kan?"

Sesaat didengarnya Namjoon terisak. Lalu melepaskan pelukannya. "Ah, maafkan aku Alana. Maaf jika membuatmu tak nyaman. Aku tak tau apa yang aku lakukan. Hanya saja, selama ini aku merasa ada sesuatu yang hilang dari diriku." Namjoon menyentuh dadanya yang berdenyut sakit "Rasanya sakit, Alana. Dan entah kenapa saat melihat dirimu, aku merasa kau tau, kau mengerti sesuatu, kau ada____." Namjoon mendudukan dirinya di atas pasir. Memotong ucapannya sendiri, lalu menelungkupkan wajahnya di antara lututnya. Tubuhnya gemetar. Tampak seperti seseorang yang depresi. "Aku bingung, Alana. Maafkan aku."

Kembali Alana menelan ludah pahit menyaksikan pria itu yang kini tampak begitu rapuh. Hingga kemudian ia ikut duduk di sebelah pria itu. Perlahan menarik tubuh pria itu dalam pelukannya. Dimana Namjoon pun tak menolaknya sama sekali. Ia membiarkan dirinya berada dalam rengkuhan wanita yang sedang bersamanya "Jika kau merasa nyaman denganku, kau bisa sandarkan dirimu di bahuku, Namjoon. Aku akan memelukmu sampai kau merasa tenang. Menangislah." ucap Alana dengan intonasi yang tenang. Seolah tak ada perdebatan apapun dalam hatinya. Padahal kenyataannya sungguh berbanding terbalik.

Namjoon tetap membiarkan dirinya berada dalam pelukan Alana, bahkan hingga malam semakin larut. Hingga perlahan ketegangan dalam hati Namjoon pun mengurai dan menyisakan kebisuan yang menyelimuti mereka berdua. Isakan dan tangisan Namjoon telah mereda. Tubuhnya pun tak bergetar lagi seperti tadi. Barulah Alana melepaskannya dan mengajaknya kembali ke hotel.

******

"Haah!!" sejenak Alana menghela nafas. Pemandangan mentari terbit menyapanya. Kopi panas yang masih mengepulkan asap di tangan kanan ia tinggahkan di atas dinding pembatas balkon berbahan kayu yang kecoklatan tampak mengkilap tertimpa sinar mentari pagi.

Sejak kembali ke kamarnya semalam, ia tak dapat menghentikan netranya untuk terus menerus mengucurkan air mata. Hatinya sesak. Sangat sesak bahkan. Rasanya Alana ingin pergi dari Jeju dan mengikhlaskan semuanya. Semakin Namjoon kebingungan dengan perasaannya sendiri, maka Alana akan merasa semakin tersiksa. Terus berada dalam kebimbangan membuatnya tak dapat memejamkan mata sama sekali. Hingga kemudian ia berakhir berdiri di atas balkon sejak subuh tadi sampai pagi datang membangunkan semua orang untuk beraktifitas kembali.

Yandere (Kim Namjoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang