tujuh belas

681 38 6
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

"Katakan padaku dimana aku bisa menemui pria ini?" seorang pelayan bar menatap takut pada wanita bar-bar yang kini tengah menunjukkan sebuah foto padanya. Manik hitamnya menghujam mengintimidasi menyesakkan dadanya. Pria pelayan itu tahu bahwa wanita di depannya hanya ingin berbincang pada pria yang ada di foto itu. Tapi lebih dari pada itu, ia justru takut jika temannya yang di foto itu ketakutan dan malah melarikan diri sebelum sempat ditemui maka semuanya akan jadi semakin kacau.

"Hei! Apa kau tuli?!" bentak Alana membuat si pelayan tergagap.

"Di..dia...dia ada..." ucapan pria itu bahkan belum selesai ketika sudut matanya menatap seorang pria yang hendak bejalan ke arahnya malah memutar arah kembali masuk ke koridor. Pelayan pria itu menelan ludah kasar lalu menoleh ingin menjawab pertanyaan sang polisi. Tapi terlambat karena ternyata wanita itu sudah melesat lebih dulu mengejar teman si pelayan.

"Polisi!! Berhenti!! Ini perintah!!" teriak Alana tapi pria itu terus berlari dan mengabaikannya "Cih." desis Alana kesal lalu bergerak semakin cepat menerobos koridor itu yang ternyata mengarah ke pintu belakang club. Alana menggeram ia melompat tepat ketika pria itu sudah menginjakkan kaki selangkah di luar pintu membuat Alana mendobrak pintu itu hingga hancur kemudian disusul dengan terjangannya yang mendarat mulus di punggung pria tadi dan melumpuhkannya.

"AKKH!!" pekik si pria yang tersungkur jatuh membentur tanah dengan kaki kanan Alana yang mendarat mulus di punggungnya. Setelah itu dengan kesal Alana memelintir kedua tangan pria yang terkapar di kakinya ke belakang kepalanya. "AKH!! AKH!! To..long lepaskan aku. Aku tidak tahu apa-apa." pinta pria tadi memelas.

"Tapi dari caramu melarikan diri aku yakin kau tahu cukup banyak, bahkan mungkin tahu lebih banyak dari yang kami butuhkan, benar 'kan Yoongmin Tan?"

"Alana!! Ah syukurlah kau sudah menangkapnya." suara Jun Pio terdengar dari arah parkiran di depan club itu. "Ayo bangun!!" ia pun menyeret tubuh Yoongmin Tan yang masih terkapar tak berdaya di bawah kaki Alana.

"Aku tidak tahu apa-apa, kumohon lepaskan aku..." pinta pria itu kembali memohon.

"Yoongmin..." suara si pelayan bar tercekat. Dia baru saja menyusul keluar dari arah pintu yang rusak karena tendangan Alana barusan.

"Oh, baguslah kau juga datang." Alana menyeringai tipis. "Jun Pio seret mereka berdua, kita akan mengintrogasinya."

Si pelayan bar menurut tanpa perlawanan hingga ia tak perlu harus merasakan sakit di tubuhnya. Berbeda dengan Yoongmin yang berjalan dengan tertatih dengan tangan yang diborgol ke belakang punggungnya. Keduanya pun digiring masuk ke mobil Jun Pio. Kemudian Jun Pio memasang sirena mobilnya di atas kap barulah ia melajukan kendaraan itu dengan cepat menerabas jalanan kota Seoul yang selalu ramai. Tapi dengan sirena polisi yang terus meraung nyaring tak butuh waktu lama baginya untuk segera sampai di kantor polisi.

*

"Kau tahu, harusnya semua ini tak perlu sampai terjadi jika kalian mau bekerjasama dengan baik. Dan sebagai warga yang baik harusnya kau bisa melakukannya." suara Alana melembut sambil melepaskan borgol dari tangan Yoongmin.

"Aku sudah memberikan kesaksianku pada beberapa polisi. Tapi kenapa kalian masih mengejarku?" ucap pria itu mencoba untuk bersikap lebih tenang.

Brakk!!

Kedua pria tadi seketika berjengit saat suara sebuah berkas membentur meja dengan kasar.

"Aku tak tahu apa yang kalian berdua pikirkan, tapi asal kalian tahu. Aku bukan orang yang gampang kalian tipu. Hanya dengan menatap kalian seperti ini aku sudah tahu masih ada begitu banyak informasi yang kalian sembunyikan."

Yandere (Kim Namjoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang