tiga puluh

511 39 4
                                    

BELUM DI REVISI JADI MAAFKAN KALAU ADA TYPO.

HAPPY READING.

.

.

.

.

.

"Alana!!" jerit Namjoon disusul suara batuk dan darah segar yang keluar dari mulutnya, ia bahkan harus memegang dadanya karena rasa sakit yang menyerangnya.

Sementara itu, Alana hanya melirik sekilas ke arah kekasihnya. Meski dalam hati ia merutuk kesal saat menatap Namjoon yang kesakitan tapi, Alana tak bisa berbuat apa-apa. Sejujurnya saat tembakan itu dilepaskan, Alana cukup terkejut akan keberanian Yumiko. Tak pernah disangkanya wanita itu akan memiliki keberanian untuk menyerang. Akan tatapi, kembali pada rencana awal, Alana kini mengeluarkan cairan obat dari saku jaketnya.

Yumiko mengerutkan dahinya menatap semakin kesal pada Alana. "Hentikan apapun yang akan kau lakukan, Alana! Jangan memancing emosiku!" teriak wanita itu. Jawaban Alana selanjutnya tentu saja hanya dengusan acuh yang semakin menyulut api kemarahan dari lawannya.

"Inspektur..."

"Penawaran!" ucap Alana tenang, sambil mengoles hidung Hoseok dengan minyak obat yang ia bawa. Sejenak Alana menunggu reaksi pemuda itu. Tak berapa lama pemuda itu pun tampak mengerjapkan matanya.

"Kau sudah sadar, Hoseok? Syukurlah," kata Alana sambil tersenyum. Manik matanya kembali melirik Namjoon yang sedang ditolong oleh Yuri Jang. Sialan, tembakan yang sengaja ditembakkan secara meleset itu sungguh mengguncang hati pemuda itu. Namjoon pikir Alana sudah tertembak.

Alana menghela napas lalu bangkit dengan tangan kosong tanpa senjata apapun.

"A... pa yang akan kau lakukan? Penawaran apa yang akan kau be... berikan...," gagap Yumiko dengan senjata masih mengacung sempurna.

"Ayo kita bicara baik-baik, Yumiko. Lihat aku bahkan tak membawa senjata apapun." Suara Alana masih terdengar begitu tenang dan meyakinkan. Namun, Yumiko tak lantas percaya begitu saja. Ia menggeleng.

"Ka... kau... revolver itu... buang itu."

"Baik, akan kubuang." Alana pun memasukkan tangannya dan membuang revolver yang ada di balik jaketnya. Sementara itu ekor matanya melirik ke arah jendela, dalam hati ia tersenyum tipis melihat Jun Pio yang memberi kode bahwa ia sedang mencari akses masuk tanpa ketahuan.

"Bebaskan mereka, bukankah mereka tak terlibat dalam kasus pemerkosaan itu?

"Ba... bagaimana kau bisa tahu jika aku pernah diperkosa?" Yumiko menatap Alana dengan penuh selidik. Dilihatnya opsir polisi wanita itu menyugar rambutnya ke belakang.

"Bebaskan mereka!" tegas Alana kemudian.

Yumiko pun menatap satu persatu orang-orang yang sudah ditumbangkannya, lalu kembali menatap Alana. Sedikit ragu ia pun mengatakan keputusannya.

"Hanya satu, kau boleh memilih."

"Ck." Alana mendecakkan lidahnya kecewa. "Ini cukup berat, tapi baiklah. Jika begitu aku pun hanya akan menceritakan sepenggal pesan yang disampaikan kekasihmu." Semakin terlihat gugup dengan serangan kata-kata Alana, manik mata Yumiko bergerak liar menandakan kalau pikirannya sedang sangat kacau. Bagaimana Alana tahu begitu banyak hal? Bahkan, tentang kekasihnya yang selama ini tak pernah ada yang tahu bahkan keluarganya.

"Namae wa?" 

"Ba... bagaimana kau bisa tahu kata-kata itu?" Semakin lama mendengar ucapan Alana, Yumiko pun jadi semakin gugup. Apalagi saat dilihatnya Alana mendekatinya. Yumiko memundurkan langkah.

Yandere (Kim Namjoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang