enam belas

725 43 18
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.

"Apa yang kau pikirkan?"

Alana masih menatap lurus ke depan seolah tak mendengar pertanyaan yang dilemparkan Jun Pio yang duduk di belakang stir kemudi.

"Menurutmu adakah kemungkinan Tsubasa Edogawa dan Yuri Jang itu sebenarnya berpacaran?"

"Lalu, karena Taemin cemburu maka dia membunuh Tsubasa dan kemudian. Yuri Jang menghabisi Taemin, begitu?" Jun Pio balik bertanya sebagai respon dari perkataan Alana barusan.

"Kurasa itu kesimpulan terkonyol yang bisa kupikirkan." jawab Alana disusul dengan helaan nafas kecewa.

"Namjoon bagaimana?" Jun Pio kembali melirik Alana sekilas.

Pertanyaan Jun Pio barusan pun langsung membawa ingatan Alana pada pria itu.

"Hoseok, aku titip Namjoon padamu. Jika bisa minta Taehyung untuk membawanya kembali ke Vancouver secepatnya." Hoseok yang diajak bicara hanya menatap datar pada wanita dengan gaya brandalan di sebelahnya. Dalam ingatannya masih tercetak jelas bagaimana semalam Alana berubah jadi bidadari. Apa benar wanita yang bersamanya sekarang adalah wanita yang sama? Entah kenapa ia jadi ragu.

"Hoseok, kau mendengarku, 'kan?"

"Ah ya, tentu saja aku mendengarmu. Kau minta aku membawamu ke Vancouver, 'kan?"

"Bukan aku, Hoseok!!" geram Alana yang membuat Hoseok terkekeh.

"Ya..baiklah. Bukan kau, tapi Namjoon. Ish, kalau soal Namjoon kau jadi sensitif sekali." gerutu pria itu.

"Kau tak tau apa yang terjadi pada kami di Vancouver karena itu kau bisa bicara seperti itu." keluh Alana sambil terus berjalan menyusuri pantai Jeju yang mulai meremang karena senja sebentar lagi akan berganti malam.

Hoseok pun tak berdiam diri, ia tetap melangkah menyeimbangkan langkahnya dengan sang wanita. "Jadi kau benar-benar akan kembali ke Seoul?"

"Aku harus kembali. Jika tidak semuanya akan tetap buntu. Kecuali...ya kecuali kita benar-benar menjadikan Namjoon umpan. Dan ditukar dengan apapun aku tak mau mempertaruhkan nyawa Namjoon sekali lagi. Lagi pula itu pelanggaran berat. Kau pasti tahu aturan mainnya."

"Ya, tentu saja aku tahu. Namjoon warga sipil, dia tak boleh terlibat."

"Hmm...sementara aku pergi Jeon Guk dan Kevin akan tetap bertugas di sini. Beberapa wisatawan yang tak berkaitan juga sudah di izinkan pergi. Termasuk kalian."

"Jadi kecurigaan terhadapnya juga dihapuskan?" tanya Hoseok.

"Belum ada bukti yang kuat untuk menjeratnya. Jadi kita tetap pada rencana awal."

"Maksudmu? Kau tetap melibatkanku?" Hoseok kembali bertanya mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"Menurutmu apa ada cara yang lebih baik?" jawab Alana santai padahal raut wajah Hoseok sudah mengetat.

"Sialan. Giliran Namjoon saja, kau melindunginya mati-matian." protesnya tapi diabaikan saja oleh Alana.

"Hei, Alana. Apa saat bersama Namjoon kau juga seacuh ini?" tanya Hoseok penasaran. "Aku masih heran bagaimana bisa Namjoon jatuh cinta padamu? Padahal kau sangat jauh dari tipenya. Yah... Walaupun ku akui semalam kau cantik sekali." saat mengucap kata-kata itu sejenak rona merah muncul di kedua pipi Hoseok. Lalu ia menyikut lengan Alana sambil bicara sedikit berbisik dan memainkan mimiknya.

"Hei, apa kau punya adik atau kakak perempuan? Bisa kau kenalkan padaku?"

"Cih." mendengar pertanyaan konyol itu Alana hanya bisa mendesis. "Bukannya target yang kau incar sekarang juga sangat cantik. Kau bahkan bisa tidur gratis dengannya."

Yandere (Kim Namjoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang