dua puluh sembilan

559 33 15
                                    

Happy reading.

Give more attention for this chapter.
.
.
.
.
.

"Jang Yuri...,"

"Sialan! Kau mengagetkanku saja," kesal Alana lalu memasukkan pistolnya ke balik jaket, menaruhnya di holster yang terpasang di tubuhnya.

"Tapi syukurlah kau datang jadi kau bisa membantu kami." sejenak Alana menghela napas "Ayo, Namjoon." ajaknya untuk kembali menaiki tangga yang tinggal tiga undakan lagi. Sementara Yuri di atas sana hanya tersenyum remeh.

"Kau tahu, sejujurnya aku sangat membenci kalian. Aku merasa terhianati." sindir wanita itu sambil bersidekap dan bersandar di dinding tanpa ada niatan untuk menolong. Sementara di bawahnya Namjoon terlihat semakin pucat karena sudah kehilangan begitu banyak darah.

"Tidak bisakah kalian bergerak lebih cepat! Jalan kalian lambat sekali seperti siput." ucapnya lagi dengan intonasi penuh permusuhan.

"Cih. Menyebalkan sekali wanita ini. Aku tak habis pikir bagaimana bisa Taehyung berniat menjodohkan wanita sepertimu dengan Namjoon ku yang sangat cerdas, tampan dan baik hati." balas Alana tak kalah sinis sembari melangkah pelan melewatinya membuat Yuri mendesis. Tak berapa lama ia pun mendekat ke sisi kiri Namjoon.

"Chagiya..., ayo kita ke Rumah Sakit." suaranya lembut diikuti dengan gerakan merangkul lengan kiri Namjoon. "Kau sangat pucat akan sangat fatal jika kau terlambat ditangani." ucap Yuri sambil membantu Alana membawa Namjoon melangkah menuju ruang tengah.

"Hei, Detektif Idiot. Mana pasukanmu? Kenapa kau hanya datang sendiri?" Alana memutar bola mata jengah mendengar ucapan Yuri yang penuh dengan nada permusuhan.

"Me...,"

"Benar kata Yuri, Inspektur Alana. Mana pasukanmu?" mendengar suara sang pembunuh yang tak asing lagi di telinga, mereka pun spontan menatap ke satu arah yang sama. Perkataan Alana langsung terpotong begitu saja tergantikan dengan senyuman iblis yang terbit di wajahnya. Penjahat wanita itu rupanya sudah menunggu mereka di ruangan itu.

"Ternyata ketahuan, ya." keluhnya datar, lalu melirik ke arah Namjoon dan Yuri. "Yuri, tolong bawa Namjoon pergi dari sini."

Bukannya melangkah Jang Yuri justru malah memaku diri bergeming dari tempatnya membuat Alana menatap geram. "Yuri, Namjoon butuh pertolongan sesegara mungkin!"

"Aku tahu kau hebat, Inspektur. Tapi sayang sekali kali ini kau salah perhitungan,"  si pysco menyela perkataan Alana sambil melangkah menuju pintu utama. Lalu terlihat sedikit kesusahan ia menarik sesuatu dari sana.

"Saat di Jeju kau mencoba menjebakku bersama pria sialan ini 'kan?!" ucapnya disusul bunyi gedebum yang cukup keras bersamaan dengan sesuatu yang terjatuh di lantai.

"HOSEOK!" pekik Alana dan Namjoon bersamaan.

Tubuh Hoseok tumbang dibarengi erangan kesakitan yang coba keluar dari mulutnya yang disumpal menggunakan kain. Ia mengalami luka tembak pada bahu dan paha kanannya. Tubuh pria itu juga terikat di bagian tangan dan kaki hingga tak bisa bergerak dan melakukan perlawanan apapun.

"Bagaimana kau bisa...?" suara Alana tertahan saat didengarnya Yuri terisak. Ia pun menatap Yuri dengan tatapan nyalang.

"Saat Hoseok oppa menelpon dan mengatakan akan menemuiku setelah kasus pembacokan Park Taehyung, sejatinya aku sudah tahu apa yang diinginkannya. Hoseok oppa pasti akan menanyakan semua hal yang berkaitan dengan Yuriko Edogawa termasuk juga informasi mengenai villa ini. Karena itulah sebelum Hoseok sampai, aku langsung menghubungi Yuriko untuk membebaskan Namjoon oppa dan segera lari meninggalkan Korea. Tapi..." takut untuk melanjutkan kata-katanya, Yuri menghentikan penuturannya.

Yandere (Kim Namjoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang