dua belas

811 45 20
                                    

Happy reading.
.
.
.
.
.
.
.

Hentakan suara heels seorang wanita membuat seorang pria yang sejak tadi duduk di lobby menoleh ke arah asalnya. Sejenak tertegun bahkan membuatnya lupa mengedipkan matanya begitu juga reaksi alami akan ke kagumannya membuatnya langsung berdiri begitu saja. Sementara netranya tetap mengunci pergerakan anggun sang wanita.

"Apa menurutmu aku masih kalah dengan Jihye dan Yuri?" sang wanita melempar senyum manis membuat sang pria tergagap. Tanpa sadar tubuhnya telah berkeringat karena terlalu gugup.

"Hei, apa kau masih di sini?"

"Ah..em..ma...maaf.." jawab Hoseok sedikit gelagapan bercampur malu "Kau cantik sekali membuatku pangling. Seperti upik abu yang berubah jadi putri dalam sekejap." Alana tertawa renyah.

"Apa Namjoon pernah melihatmu tampil seperti ini?"

"Namjoon bahkan pernah melihatku lebih dari ini."

"Maksudmu?"

"Lupakan saja, ayo." Alana pun melangkah kemudian disusul oleh Hoseok yang melangkah sejajar di di sebelahnya.

"Dia pernah melihatmu telanjang, ya?"

"Diam kau!!" bentak Alana membuat Hoseok tertawa lebar.

"Namjoon sangat beruntung karena selalu dikelilingi bidadari. Padahal aku tak kalah tampan darinya." gerutu Hoseok. "Kurasa malam ini aku akan memanfaatkan kesempatanku dengan baik."

"Lakukan apapapun yang ingin kau lakukan agar bisa memancing target. Tapi jangan berfikir kau akan meniduriku, karena kau akan langsung pergi ke neraka."

Kembali Hoseok tertawa "Tenang saja, Nona. Hanya ciuman panas sudah cukup bagiku."

"Susah juga jika semua detektif cabul sepertimu."

"Bukan cabul, hanya sifat naluriah seorang pria. Jika bertemu wanita cantik maka mereka pasti ingin langsung memakannya."

"Tapi Namjoonku berbeda." tanpa sadar Alana terdiam. Langkahnya terhenti, dadanya mendadak sesak saat ia mengucapkan kata 'Namjoonku'. Pikirannya tanpa diminta merotasi semua hal yang tak seharusnya ia ingat tentang pria itu. Tentang Namjoon. Tentang cinta mereka yang bersemi di Vancouver ataupun tentang semalam. Tentang betapa rapuhnya pria itu.

"Tak ada yang berubah dari Namjoon. Tak lama lagi ia pasti kembali padamu aku yakin itu." Alana menoleh pada Hoseok. Tatap matanya tampak teduh menenangkan lalu tanpa ia sadari Hoseok juga telah melingkarkan tangannya pada lengannya "Siap berkencan denganku, sayang?"

Mendengar kata-kata Hoseok dan perlakuannya yang halus membuat hati wanita itu menghangat. Wajahnya mengulas senyum lalu mengangguk "Baiklah, Hoseok oppa mari kita berkencan malam ini."

Setelah Sepuluh menit perjalanan kini mobil yang disewa Hoseok sudah  tiba di sebuah restaurant. Mereka sengaja datang ke sana karena sesuai informasi yang diberitahukan Hoseok tiga teman wanita yang berlibur bersamanya sekarang ada di sana tengah makan malam sambil melakukan kencan buta. Kencan buta untuk Sania dan Yumiko sementara Yuri datang dengan Namjoon. Resaturant itu tampak cukup mewah dengan pencahayaan yang sedikit remang-remang menimbulkan kesan romantis yang sangat kental.

Turun dari mobil, Hoseok dan Alana melangkah sambil berpegangan tangan seperti sepasang kekasih pada umumnya. Tampak mesra dengan cerita-cerita lucu yang saling mereka lontarkan hingga menghadirkan sebuah senyuman di wajah keduanya.

Sementara itu tanpa mereka sadari dari balik kaca jendela Namjoon menatap mereka dengan tatapan kecewa. Hingga akhirnya mereka berdua masuk ke dalam restaurant Namjoon masih enggan mengalihkan attensinya.

Yandere (Kim Namjoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang