tiga puluh dua

627 38 5
                                    

Happy reading, belum di revisi maaf jika ada typo.
.
.
.
.
"Rupanya kau di sana, Alana! Alana!" Ia menjerit, tungkainya berderap menjejak  jalan aspal sebelum kemudian ...
.
.
.

Tiin! Tiin!

Suara klakson mobil bersahutan mencoba memperingati langkah kaki Namjoon yang berderap menyebrang jalan. Tepat ketika sebuah truck kontainer hampir menyambar tubuhnya, sebuah tangan menarik pria jangkung itu langsung mendekapnya erat.

"Bodoh."

"Alana jangan pergi." Pria itu terisak tubuhnya gemetar, ia sangat frustasi.

Wanita tadi pun mengurai pelukannya, menatap wajah Namjoon sambil berkaca.

"Joon, lihat aku, tatap aku, Namjoon." perlahan Namjoon mengikuti permintaan wanita tadi.

"Apa yang kau lakukan, kau mau bunuh diri lagi? Kau sudah berjanji tak akan pernah melakukannya lagi." Setetes air mata jatuh membasahi pipi Alana. Tangannya mengusap lembut luka-luka di wajah Namjoon.

"Dan ini apa yang terjadi? Kenapa kau seperti ini?"

"Alana ... kau sungguh ... Alanaku?" Netra pemuda itu memancarkan kebingungan yang dalam. Pikirannya terlalu kacau untuk mengenali semuanya, perasaan kehilangannya beberapa saat lalu membuatnya linglung.

Senyum simpul terbit di wajah Alana, ia mangkup kedua pipi Namjoon, berjinjit lalu menyatukan kedua birai mereka. Dengan netra terpejam Alana mulai memainkan bibirnya sembari menunggu respon Namjoon untuk membalasnya.

Beberapa detik berlalu Namjoon pun melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Alana, satu tangan menahan pergerakan wanita itu agar tak menjauh, ia memejamkan matanya dan membalas lumatan-lumatan wanitanya.

"Namjoon, maafkan aku ...," bisik Alana tanpa melepas rangkulannya. "Apa aku membuatmu tersiksa, Joonnie?" Namjoon menggeleng.

"Tidak, kau tak menyakitiku sama sekali, terimakasih sudah kembali."

Namjoon sedikit lebih tenang, ia menghapus jejak air mata di wajah cantik Alana, memiringkan wajahnya dan meraup bibir itu kembali. Melanjutkan ciuman mereka yang terputus kini mereka saling memagut dengan lebih intens menyalurkan kerinduannya.

*****

"Bagaimana Tuan bisa keluar dari rumah sakit? Tuan membuat saya berada dalam masalah." gumam seorang suster sambil mengobati luka-luka di wajah Namjoon karena dihajar oleh pria beristri tadi.

"Maafkan ..., saya janji tak akan mengulanginya."

"Alana yang berdiri di sebelah Namjoon pun turut meminta maaf, ia berjanji akan membantu perawat itu untuk dibebaskan dari hukum karyawan yang akan diberikan kepadanya.

Sesaat kemudian Park Minji datang memasuki ruang perawatan itu, ia terlihat marah juga kesal, sambil mendorong kursi roda yang diduduki Taehyung, Minji mendekat dengan derai air mata.

"Anak bodoh!" Minji memukul kepala putranya membuat Namjoon meringis dan suster tadi pun terkejut bukan main, sementara Alana hanya mengulum senyum.

"Momy ...," Pria dewasa itu merajuk manja.

"Itu hukumanmu karena membuat ibu khawatir, Anak bodoh!" Park Minji mendelik seolah tidak ingin memaafkan putranya. Namun, sesaat kemudian ia memeluk Namjoon dan mulai terisak. Namjoon pun turut memeluk ibunya.

"Alana, terimakasih. Maafkan aku selama ini sudah bersikap kasar padamu." Semua orang menatap Taehyung, Alana pun melempar senyum.

"Itu bukan salahmu, akulah yang salah. Aku selalu membawa bencana untuk kakakmu. Jadi kurasa sikapmu itu benar. Sebagai adik kau hanya ingin melindungi kakakmu." Alana berjalan mendekat lalu mengulurkan tangannya. "Mau memaafkanku, Teman."

Yandere (Kim Namjoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang