"Rey emang yang dikatain candra kemarin itu bener ya?" tanyaku penasaran.
"Iya siel."
"Namanya siapa? Anak mana dia? Cantik dia atau gw?" tanyaku lanjut.
"Tanya langsung saja kepada candra." ketus rey padaku.
"Rey pulang sekolah antar gw ketemu candra lagi yu, mau ga?" ajakku pada rey.
"Emang candra kenapa siel?" tanya nabila.
"Candra tidak apa-apa nabillaaa..." jawabku bohong, karena aku takut jika candra juga marah kepadaku telah memberi tahukan keadaannya sekarang.
"Mau ya rey.. Ok gw ikut lo ya.." ucapku spontan tak meminta jawaban dari rey.
-0-0-
Saat pulang sekolah aku dan rey segera meluncur ke rumah sakit, rey sangat baik ya sebagai teman. Saat sampai dirumah sakit akupun segera bergegas menemui candra.
"Siel jangan lari." teriak rey padaku yang tak sabaran.
Sesampainya didepan kamar akupun langsung membukakan pintu kamar candra, tetapi di dalam hanya terlihat suster yang sedang beres-beres. Candra kemana?
"Sus pasien di kamar ini kemana? Apakah dia sudah pulang?"
"Oh temannya mas candra?" tanya suster tersebut.
"Iya, kemana candra?"
"Mas candra ada di taman sebelah ruangan ini mbak, silahkan ditemui karena hanya sendiri." jelasnya.
"Hah sendiri? Kenapa suster ga temenin dia?"
"Saya sudah mencobanya, tapi dia mungkin butuh waktu sendiri." jawab suster tersebut dan aku bergegas menemui candra di taman.
"Loh kok keluar siel?" tanya rey saat baru datang.
"Rey di taman."
"Oh yaudah duluan, gw mau ke wc. Hati-hati."
"Ya rey...."
-0-0-
Akupun pergi ke taman di samping dan benar aku langsung menemukan candra dengan kursi rodanya.
"Hai can.." akupun menyapa dan duduk dikursi disamping candra.
"Siel lo ngapain lagi kesini?.."
"Lo mau bilang lo udah punya pacar?" potongku.
"Can lo gaboleh egois sama perasaan lo sendiri dong. Lo galemah, lo itu kuat can."
"Enggak siel, gue itu lemah! Manusia paling lemah!" ucapnya sambil memukul-mukul kakinya. Please aku ga tega sama candra.
Saat itu aku tau, banyak beban dalam hidupmu can. Sekarang kau tak sakit lagi, aku merindukanmu can.
"Stop can, gw gabisa liat lo lemah kaya gini. Please jadi candra yang dulu gw kenal... Candra yang selalu ngejek-ngejek gw, candra yang selalu bikin semua orang ketawa, candra yang selalu gila..." ucapku menahan tangis.
"Lo bilang ke gw gaboleh egois, tapi lo sendiri yang egois siel. Please tinggalin gw sendirian disini."
"Enggak! Gw bakal nemenin lo selamanya."
"Sampe gue mati? Lo mau nemenin gw mati? Gw bakalan mati cepet siel." ucapnya yang membuatku terisak.
"Please can, lo gaberhak ngomong gitu. Gue sayang banget sama lo can, tuhan bakal nyembuhin lo kok."
"Tuhan ga sayang sama gw siel. Buktinya gw belum dia panggil." ucapnya yang semakin membuat hatiku berantakan.
"Huhuhuhu lo jahat can, lo egois...!" Akupun menangis disebuah taman, tak ada yang memperdulikan kecengenganku termasuk candra.
"Percuma lo nangis, gw ga bakalan bisa sembuh." ucap candra, akupun memegang erat candra yang membuat candra menatapku haru.
"Udah siel daripada lo nangis disini mending lo pulang, ngapain lo ngabisin waktu lo buat gw." ucap candra.
"Can lo juga sayang kan sama gue? Pasti lo bisa sembuh.." ucapku gemetar memegang tangan candra.
Candrapun hendak berdiri dari kursi rodanya, dan brak...
"Candraaaaa!" teriakku saat melihat candra jatuh tersungkur ketanah.
"Bangs*t dasar, kaki beg*, liat kan gue jadi keliatan banget lemahnya anj*ng." ucap candra sambil memukul-mukul kakinya, akupun memeluk candra meminta agar ia berdiri kembali. Tapi candra enggan untuk menerima bantuanku.
"Cann... Lo gaboleh gitu hikss.. Can ayo bangun hiks.." akupun membangunkan candra sembari menangis.
"Rey!!!" teriakku pada rey yang tengah jalan menemuiku agar segera cepat kemari.
"Eh eh can lo gapapa kan?" rey pun mengangkat tubuh candra kembali ke kursi roda.
"Hahaha gw lemah banget sampe bangun aja gabisa." -candra.
"Kita bawa candra ke kamar yu, udah mau ujan." ucap rey dan iapun mendorong kursi roda candra ke dalam kamarnya dan aku mengikuti mereka dari arah belakang sambil mengusap air mataku.
![](https://img.wattpad.com/cover/219425606-288-k37588.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Candrawinata [COMPLETED]
PovídkyCerita ini diambil dari kisah seseorang yang ditinggalkan kekasihnya, bukan ditinggal menikah ataukah selingkuh. tapi sang wanita tegar ini ditinggal sang kekasih untuk selama-lamanya. Dan hanya batu nisan yang menghiasi jutaan kerinduan. Penasaran...