Hari itu sepertinya ada yang kurang, ngerasa sepi banget tanpa lelucon dan guyon. Hari itu gw ga ada yang ngejek, rasanya kok hambar ya kaya sayur ga dikasih garem.
"Lu kaya ga semangat gitu siel." ucap nabila saat melihatku bengong melihat ke arah papan tulis.
"Eh gapapa kok," ucapku bohong, padahal saat itu kaya kehilangan sesuatu yang hilang.
"Kalo masuk disentakin mulu, kalo gamasuk kangen juga kan lo haha." ejek nabila padaku, yegila nabila nabila. Temanku satu-satunya dikelas, because kata nabila aku terlalu pendiam dan acuh jadi begini hasilnya.
"Rey temenlu kemana?" tanyaku ketika rey melewati tempat dudukku menuju tempatnya.
"Emmm emang dia ga kasih tau lo?" tanyanya balik, ya kaga lah gila kali.
"Engga."
"Oh mungkin izin ada keperluan kali, gw juga ga dikasih tau." akupun mempercayai jawaban rey itu, ya menurutku itu cukup masuk akal sih ya hehe...
(Pada dasarnya memang semua orang itu butuh waktu, entah untuk memperbaiki semuanya atau sedang merasa tidak baik-baik saja. Itu saja dua kemungkinannya.)
-0-0-
Haripun selalu berganti, hari ini aku bersemangat untuk pergi kesekolah. Lagi ngga ada hantunya nih hahaha.
"Mam aku berangkat ya dah..." salamku pada mama yang sedang di dalam kamar mandi.
"Pa yu berangkat," sambil menutup pintu mobil dan papa pun mengendarai mobilnya melesat menjauhi rumah.
"Nak kamu sudah punya pacar?" tiba-tiba papaku menanyakan hal itu, apa sudah waktunya?
"Kok papa nanya gituan sih, tentunya belum dong hehe." jawabku sambil tertawa kecil.
"Papa kira sudah, jika sudah punya pacar kabari papa ya. Papa mau liat apakah dia gantengnya melewati papa atau tidak hehehe." tawa papa diatas mobil, sebenarnya saat itu aku ingin membicarakan perihal perasaanku pada candra, tapi aku takut jika perasaan candra tak mengikuti perasaanku.
-0-0-
Sesampainya didepan gerbang aku langsung menuju kelas terbaikku, terdapat mood boosterku disana. Candrawinata.
"Tumbenan pagi-pagi.." sapa nabila.
"Iya, lagi semangat..." senyumku pada candra yang sudah duduk dikursi nya, baru satu hari ia izin aku sudah merindukannya.
(Tapi sepertinya ada yang berbeda dengan dia, tampak diam... Tak seperti biasanya.)
-0-0-
Sampai pelajaran terakhir dan bel berbunyi aku tak mendengar ejekan dari candra, apa dia sedang sakit ya? Ataukah sedang tidak mood? Yaudahlah itu urusan dia dan juga urusanku! Kenapa dia tak menggubrisku hari ini.
"Can lo sakit?" akupun menoleh ke arah tempat duduknya, karena candra dan rey duduk tepat dibelakangku.
"Kaga." jawabnya ketus, aelah diperhatiin malah jutek bat nih anak...
Kemudian candra berdiri dari kursinya untuk segera pulang kerumah, sepertinya dia tampak tak semangat sekali ya hari itu. Aku ingin sekali menggandengnya tapi aku siapa?! Sadar diri woi.
(Semenjak hari itu candra sangat diam kepadaku, dan aku rasa itu hal wajar manusia. Karena manusia juga pasti punya rasa lelah. Dan aku hanya pasrah.)
-0-0-
"Ya anak-anak itu hasil ulangan harian kalian, untuk nilai yang kecil jangan bersedih hati karena akan ada perbaikan dan untuk nilai yang sudah cukup maka pertahankan nilai kalian. Terimakasih waktunya ibu rasa cukup sekian." ucap ibu guru dan iapun langsung keluar dari kelasku.
Oh tidak ulangan harianku sangat tidak etis kali ini, aku dapat nilai 80 dan KKM mapel ini hanya 77 tapi kurasa nilai ini tak sama sekali cukup memuaskan bagiku.
"Siel... Udah gapapa nilai mah bisa dibenerin kok." ucap seseorang menenangkan saat aku mencoba memukul-mukul jidatku, ya itu kebiasaan saat nilaiku buruk. Dan kau tau siapa seseorang itu?
"Apa yang bisa dibenerin sih can," ya dia adalah candrawinata, sejak SD hal buruk ini selalu aku lakukan padahal menurut candra ini adalah hal paling buruk untuk nilai dari hasil kerja diri sendiri.
"Nih coba liat, nilai gw 70 aja biasa aja. Kok lo kaya ilang harapan gitu sih." ucapnya gila sambil tersenyum manis kepadaku, aku merindukanmu lagi candra.
"Gila, nilai segini aja buruk banget buat gue."
"Yaudah daripada lo nyakitin tubuh lo sendiri mending lo coba buat naikin nilai lo yang jelek itu." tenang candra yang membuatku selalu berhenti untuk memukul-mukur jidatku.
(Nasihatmu adalah pembangun semangatku. Walaupun semua itu tak bisa aku rasakan sekarang. Terimakasih candra.)

KAMU SEDANG MEMBACA
Candrawinata [COMPLETED]
Historia CortaCerita ini diambil dari kisah seseorang yang ditinggalkan kekasihnya, bukan ditinggal menikah ataukah selingkuh. tapi sang wanita tegar ini ditinggal sang kekasih untuk selama-lamanya. Dan hanya batu nisan yang menghiasi jutaan kerinduan. Penasaran...