Pada akhirnya, Nanda sudah menentukan keputusannya. Nanda tidak akan pergi bersama Lucas. Ini merupakan hasil pertimbangan Nanda, bukan karena ucapan dari Darian Saptomo.
Rasanya, ada tembok yang begitu besar untuk menghalangi Nanda pergi bersama Lucas. Walau apa yang ditawarkan Lucas adalah hal yang sangat baik, tetap saja rasanya Nanda tidak bisa.
Nanda tidak mampu memandangi wajah kecewa Lucas lebih lama. Karena itulah, ketika Lucas menatapnya dalam, Nanda hanya mampu menundukkan kepala.
"Abang yakin kamu pasti masih belum memberi tau Bi Marni, kan?" tanya Lucas menduga-duga.
Nanda melirik Bian dan Johan yang duduk disofa. Saat ini Nanda memang berada di hotel tempat Lucas menginap. Hanya saja Nanda tidak menyangka, ketika sampai disini, Nanda menemukan keberadaan Bian dan Johan.
Johan memang fokus dengan ponselnya. Saling berbalas pesan dengan kekasihnya. Sementara Bian menatap Nanda intens, raut lega tidak dapat dia sembunyikan sejak Nanda mengatakan keputusannya.
Kepala Nanda mengangguk lemah. "Rasanya berat untuk mengatakannya, Bang. Karena aku yakin, Ibu pasti akan langsung mengijinkan aku pergi bersama Abang setelah aku mengatakannya."
Dan setelah itu, perasaan Nanda pasti tidak akan tenang.
"Apa kamu benar-benar sudah memikirkannya dengan sangat baik, Nda?" tanya Lucas sekali lagi. Lucas masih berharap Nanda akan berubah pikiran dan tidak lagi menolak ajakannya.
Nanda menganggukkan kepala. Air matanya tiba-tiba mengalir melewati pipinya. "Sudah, Bang. Aku sangat senang Abang datang kesini cuma untuk aku. Aku juga senang dengan niat baik Abang dan Tante. Hanya saja, begitu berat rasanya meninggalkan Ibu yang sudah mau menampungku selama ini."
Lucas menarik Nanda kedalam pelukannya. Membuat Bian yang melihat itu mengetatkan rahangnya. Bian sadar bahwa kedua anak manusia ini begitu dekat, layaknya kakak dan adik.
Tapi tetap saja, haruskah mereka berpelukan seperti ini?
"Kamu tau Abang sayang kamu, Nda. Apapun keputusan kamu, Abang akan dukung asalkan kamu bahagia." Walau dalam hatinya, Lucas begitu berat menerimanya.
Dan sepertinya masa lalu pun masih mengikuti Nanda. Nanda pikir setelah kesalahpahaman bersama Bian terselesaikan, dia akan baik-baik saja. Tapi nyatanya tidak.
Darian yang menemuinya dan menceritakan kisah lama antara Danu dengan Lira membuat Nanda semakin tidak rela untuk meninggalkan negara ini. Perasaan Nanda menjadi campur aduk setelah mendengar cerita Darian. Bahkan dia tidak fokus bekerja hingga beberapa kali mendapat teguran dari bos nya.
Danu dan Lira yang ada didalam cerita Darian sangat berbeda dengan yang selama ini Nanda kenali. Tidak mungkin Mama nya menjadi perebut suami orang, walau sebelum Papa nya menikah, mereka sudah lebih dulu berpacaran. Dan juga tidak mungkin Papa nya dengan tega meninggalkan istri dan anaknya saat itu demi menikahi perempuan yang tak lain adalah Mama Nanda.
Nanda harus memastikan kebenarannya, karena Nanda yakin dulu pasti ada sesuatu yang terjadi. Papa dan Mama Nanda tidak seburuk itu, Nanda sangat yakin dengan itu.
"Sebenarnya ada yang mau aku bicarakan dengan Abang, tapi. . ." Nanda melirik Bian dan johan dengan ragu. Kemudian dia beralih kepada Lucas.
"Kalau begitu, kita bisa bicara diluar sebentar," ucap Lucas paham dengan keraguan Nanda untuk mengatakan sesuatu yang mungkin penting dihadapan Bian dan Johan.
Bian melihat Nanda dengan tatapan tak terima. "Aku begitu tidak penting ya untuk kamu, Nda? Sampai tidak boleh mendengar hal yang ingin kamu katakan. Aku pikir hubungan kita bisa kembali seperti semula, bahkan aku berharap lebih."
Nanda tersedak ludahnya sendiri, Johan batuk singkat kemudian tersenyum-senyum, sedangkan Lucas menatap Bian heran. Kenapa Bian tiba-tiba menjadi melankolis begini?
"Aku tidak bermaksud begitu Kak, aku. . ."
Bian memotong perkataan Nanda. "Kalau begitu bicara disini saja. Aku juga ingin tau hal penting apa yang ingin kamu katakan kepada Lucas."
Nanda menatap Lucas sejenak sebelum bertanya hal lain, karena tiba-tiba dia merasa ragu. "Jadi, Abang besok beneran mau pulang?"
Bian berdecak. "Kamu cuma mau bertanya itu? Kenapa harus mengobrol berdua, Nda? Kamu mau melarang Lucas pulang? Keberatan karena dia akan meninggalkan kamu?"
Johan kini menggelengkan kepalanya. Menatapi kebodohan sahabatnya itu. "Jangan heran ketika melihat Bian seperti ini, Nda. Ini tandanya dia cemburu." Bian sama sekali tidak membantahnya.
Lucas tersenyum. "Iya, Nda. Abang besok harus pulang. Kamu mau ikut Abang? Sekalian liburan sampai selesai pernikahan Abang. Kita bisa urus keperluan kamu segera. Undur kepulangan satu atau dua hari, Abang tidak masalah."
Sepertinya itu bukan ide bagus. Bahkan pernikahan Lucas masih lama, beberapa bulan lagi. Nanda menggelengkan kepalanya sebagai bentuk penolakan.
"Aku akan pergi seperti rencana Kak Bian saja." Bian, Johan, Eriko dan juga Nanda akan berangkat seminggu sebelum hari pernikahan Lucas.
Nanda melihat Lucas dalam, ragu-ragu untuk membicarakan hal yang ingin dia katakan sejak tadi. Dan apa yang dilakukan Nanda mampu membuat Bian duduk tidak tenang.
"Dua hari lalu, Kakek menemuiku," ucap Nanda akhirnya, setelah mereka terdiam cukup lama.
"Darian Saptomo? Apa yang pria tua itu lakukan padamu?" teriak Lucas kaget. "Kau baik-baik saja?" tanya Lucas lagi. Nanda menganggukkan kepala.
Nanda menceritakan apa yang dia bicarakan bersama Darian. Tapi untuk masa lalu kedua orang tuanya, masih Nanda sembunyikan. Nanda tidak ingin Lucas, Bian bahkan Johan memandang buruk kedua orang tuanya.
Nanda hanya memberi tau bahwa sebelum bersama Mama nya, Papa Nanda sudah lebih dulu pernah menikah dan memiliki anak. Ketiga laki-laki itu pun mendengarkan dengan seksama.
"Melihat apa yang dilakukan Kessy padamu, aku rasa berkumpul dengannya dalam satu atap bukan hal yang bagus," komentar Bian setelah Nanda selesai bercerita. "Entah apa yang akan dia lakukan untuk mengganggu kamu."
Lucas menganggukkan kepala tanda setuju. "Abang setuju dengan Bian, Nda. Kecuali jika dia sudah bersikap baik terhadap kamu."
Nanda menghela nafas. "Setelah tinggal bersama, aku pikir hubunganku dengan Kak Kessy mungkin bisa membaik. Kakek bilang, Kak Kessy membenciku karena kesalahan Tante Anita. Menurut Abang, Kak Bian dan Kak Johan, apa maksudnya?"
"Mungkinkah Kessy dan Mamanya berpikir bahwa kamu dan Mama kamu sudah merebut Papa kalian dari mereka berdua?" tebak Bian ketika ingat dengan ucapan Kessy dulu.
"Aku hanya ingin melihatnya menderita, sampai dia merasa bahwa seharusnya dia tidak dilahirkan."
"Tapi, tidakkah kalian merasa ada hal yang aneh?" seru Johan setelah semuanya terdiam beberapa detik. "Kenapa baru sekarang tiba-tiba Kakek Nanda ingin Nanda kembali kepada keluarga Saptomo?"
Sebenarnya didalam kepala Nanda pun, hal itu menjadi pertanyaan untuknya. Kenapa sekarang dan tidak dari dulu? Dan kenapa tiba-tiba sekali?
***
Memang cerita ini fokusnya kepada masa lalu dan penyelesaiannya dimasa sekarang. Jadi jangan heran, banyak teka-teki dan rahasia didalamnya.
Dibandingkan Taken by Him, Still The Same Love memang memiliki konflik yang sedikit berat dan rumit.
Semoga tidak bosan 😥
Update berikutnya akan aku usahakan cepat, karena sudah ada dua bagian terselesaikan. Tapi masih butuh revisi. Maafkan keterlambatanku 🙏😂
Mohon maaf lahir dan bathin semua 🙏 Selamat menjalankan ibadah puasa dibulan Ramadhan ini,,,
Berhubung karena baru up, jadi aku telat mengucapkannya 😂Stay safe and healthy semuanyaaa 🤗
Semoga Suka 😘
Love you all 😘
~fansdeviyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Still The Same Love [Tamat]
ЧиклитTerikat masa lalu itu memang tidak mengenakkan. Apa lagi ketika kedua belah pihak saling membenci satu sama lain. Nanda dan Bian telah merasakannya. Dan setelah mengetahui bahwa yang terjadi dulu merupakan kesalahpahaman, Bian tidak akan melepaskan...