Masa lalu orang tua Nanda

17.5K 1.6K 46
                                    

"Nda, ada yang ingin bertemu kamu."

Nanda yang baru saja selesai bersiap-siap sebelum berangkat bekerja, menatap Marni yang berdiri dipintu kamarnya. "Siapa yang datang pagi-pagi begini, Bu?" tanya Nanda heran.

"Darian Saptomo."

Nama itu mampu membuat tubuh Nanda menegang. Nama itu tertuju kepada pria yang tidak lain adalah Ayah dari Papa Nanda, yang berarti Kakek Nanda yang tidak pernah memberinya pengakuan.

Nanda melangkahkan kaki keluar kamar setelah menenangkan diri sejenak. Untungnya Marni tidak mengikuti Nanda dan memilih untuk bersiap-siap di warung. Marni memberi privasi untuk Nanda dan Darian.

"Selamat pagi," sapa Nanda.

Ini pertemuan ketiga Nanda dengan Darian. Pertama kalinya ketika Nanda masih anak-anak. Disaat Nanda sudah mengerti bahwa pria itu tidak mengakui Nanda sebagai cucunya ketika menolak dipanggil dengan panggilan Kakek.

"Aku bukan kakekmu, jadi jangan panggil aku dengan panggilan itu," ucap Darian saat itu yang membuat Nanda takut melihatnya.

Kedua adalah saat pemakaman Danu. Darian hanya datang sebentar, tanpa berbasa-basi dulu walau hanya untuk sekedar saling menyapa dengan Nanda. Bahkan tidak datang sama sekali ketika pemakaman Lira.

"Pagi. Kau akan berangkat bekerja?"

Nanda menganggukkan kepala. "Iya, saya memang akan berangkat bekerja. Ada apa gerangan anda datang kesini?"

Walau canggung sekali, Nanda masih mencoba bersikap ramah. Ternyata setelah sekian lama tidak bertemu, Darian terlihat semakin menua.

"Aku hanya ingin menceritakan sebuah kisah, yang membuatku hingga akhirnya berada disini dengan kondisi kita yang sangat aneh seperti ini. Keberatan untuk mendengarkan?"

Meskipun tidak paham dengan maksud Darian, Nanda tetap menganggukkan kepala.

"Sebenarnya Danu adalah anak kandungku satu-satunya. Karena tidak bisa melahirkan anak lagi karena penyakitnya, istriku mengangkat beberapa orang untuk menjadi anak kami saat itu."

Darian menghela nafas sebelum melanjutkan. "Aku selalu mencoba membagi rata kasih sayangku, tidak membeda-bedakan mereka. Hanya saja kapasitas untuk Danu tetap lebih besar, karena sejujurnya aku kesulitan untuk menyayangi orang yang bukan keluargaku. Namun, karena istriku, aku tetap mencobanya. Sayangnya untuk pertama kalinya Danu menentangku, hanya karena seorang perempuan bernama Lira."

"Aku tidak mengijinkan kau pergi untuk menikahi perempuan itu, Danu."

Danu yang menyeret kopernya terhenti diruang tamu. Menemukan keberadaan Darian yang menatapnya tajam.

"Kalau begitu, aku tidak butuh restu dari Papa. Dulu aku memang bodoh karena sudah menuruti permintaan Papa untuk menikahi Anita dan meninggalkan Lira. Aku sudah muak dengan hidupku yang jauh dari Lira, Pa. Aku mencintai dia, dan aku akan menikahinya."

"Kalau kau melakukannya, aku akan membuangmu dari keluarga Saptomo, Danu!"

"Tidak perlu Pa, aku sendiri yang memutuskan untuk keluar dari keluarga ini. Papa boleh membuangku dari keluarga besar Saptomo."

Darian menatap marah Danu. "Kau bahkan sudah memiliki seorang putri yang belum lama ini baru dilahirkan, Danu Bramansa. Bagaimana mungkin kau meninggalkan istri dan anakmu begitu saja?"

Danu melepaskan koper dari tangannya dengan pelan. "Aku dan Anita sudah sepakat untuk berpisah. Lagi pula, ini semua keinginan Papa bukan? Karena itulah, Anita sudah memberikan Papa cucu sesuai keinginan Papa dan aku sekarang memilih kehidupanku sendiri bersama Lira. Aku pergi, Pa. Jaga kesehatan Papa."

Still The Same Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang