Awal mula

22K 1.6K 13
                                    

Sebenarnya Bian hari ini masuk sekolah dengan perasaan gelisah dan malas. Jika diperbolehkan hari ini atau mungkin sampai besok dia lebih memilih untuk tidak datang ke sekolah. Sampai Bunda nya benar-benar dipastikan sehat.

Kemarin sore, Bunda Bian mengalami kecelakaan lalu lintas ketika pulang dari pertemuan dengan teman-temannya. Supir taksi yang mengemudi dengan keadaan mengantuk menabrak mobil yang dinaiki Bunda Bian dari belakang. Sehingga terjadi kecelakaan yang membuat Bunda Bian ditemukan dalam keadaan pingsan.

Walau tidak terluka parah dan pingsan hanya karena shock, Bian masih mencemaskan keadaan Bunda nya. Berharap bisa menemani Bunda dirumah sakit, tapi apalah daya karena Bunda menyuruh Bian untuk pergi ke sekolah hari ini.

Bian berjalan di koridor sekolah saat jam istirahat, menuju tempat kumpul teman-teman dekatnya. Tanpa bisa Bian hindari, matanya melirik murid perempuan yang beberapa hari ini menjadi buah bibir disekolah nya.

Murid perempuan yang cantik dan putri dari pengusaha kaya raya itu berjalan bersama teman-temannya di jam istirahat. Mengabaikan beberapa murid yang melihatnya sambil berbisik-bisik. Terlihat tertarik, acuh bahkan ada yang menatapnya tidak suka.

Seperti biasa, gadis itu terlihat begitu bersemangat. Senyum yang menghiasi pipi nya menambah manis wajahnya. Membuat Bian betah memandanginya lama-lama. Melihat gaya bicaranya, responnya menanggapi perkataan temannya, rasanya tidak ada hal yang menyenangkan dari itu.

Awal pertama melihat Nanda, begitu yang Bian tau panggilan siswi itu, adalah beberapa hari lalu ketika hari pertama Bian menjadi siswa kelas tiga. Saat itu jam pulang sekolah setelah pelaksanaan orientasi untuk siswa baru. Tanpa sadar, motor yang Bian kendarai berada tepat dibelakang mobil Nanda karena jalan yang mereka tempuh searah.

Mobil Nanda berhenti mendadak. Sehingga membuat Bian juga melakukan hal yang serupa. Bian melihatnya dengan jelas, bagaimana gadis itu keluar dari mobilnya, melangkahkan kaki ke pinggir jalan dan menggendong seekor kucing. Nanda memperhatikan kucing itu dengan seksama sebelum masuk kedalam mobilnya kembali.

Bian tidak tau kenapa sehingga dirinya dengan sadar mengikuti mobil gadis itu. Penasaran dengan apa yang akan dilakukan Nanda terhadap kucing jalanan itu. Namun, Bian hanya mampu terpana ketika melihat gadis itu masuk kedalam klinik hewan. Senyum menghiasi bibir Bian tanpa dia sadari.

Sejak itu, Bian tertarik untuk mengamati Nanda tanpa mencoba untuk mendekati Nanda secara langsung. Bian hanya mampu melihat dari jauh tanpa tau bagaimana untuk memulai dan mengajak Nanda berbicara berdua. Bisa dikatakan bahwa, ini pertama kalinya Bian merasakan perasaan seperti ini kepada seorang gadis.

Bian melangkahkan kaki lagi, setelah memastikan Nanda sudah berada kantin. Bian masuk kedalam ruangan olahraga dan menemukan teman-temannya ditim basket dan juga beberapa orang murid perempuan yang memang sering kali mengisi waktu istirahat mereka disini. Mereka terlihat membicarakan kejadian selama orientasi, hal yang tidak menarik perhatian Bian sama sekali. Selain mengenai Nanda tentunya.

Setelah menyapa semua yang berada disana, Bian segera menempati kursi yang kosong. Memasukkan tangan ke saku celananya untuk mengeluarkan benda pipih berwarna hitam. Memeriksa apakah ada kabar terbaru tentang Bunda.

Pemeriksaan Bunda mungkin membutuhkan waktu yang sedikit lama. Kamu pulang sekolah kalau mau kerumah sakit tidak apa-apa. Langsung saja kesini.

Pesan beberapa menit yang lalu dikirimkan oleh Arina, kakak Bian yang baru dibaca Bian sekarang. Membuat Bian panik, memikirkan kondisi Bundanya. Apakah kondisi Bunda lebih parah dari yang dilihatnya?

Kenapa lama? Bukannya Bunda baik-baik saja?

Bian menanti dengan cemas, balasan pesan dari Arina. Padahal status kakaknya itu saat ini online. Dan ketika berubah menjadi 'mengetik', Bian menjadi tidak sabaran. Sebab terasa lama menunggu pesan masuk kembali.

Still The Same Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang