🍁Part [24]🍁

26 19 5
                                    

NINDA POV

Aku menghela nafas ku setelah menyelesaikan urusanku dengan pak rektor.

Aku begitu kaget setelah mendapat pesan dari mama bahwa mama akan mempercepat keberangkatan kami dalam kurung waktu 2 hari lagi.

Dan mama juga menyuruhku untuk mengurus perpindahanku karna mama tidak akan sempat mengurusnya setelah sampai di sini.

Aku menatap kampus ini sebentar. Yang benar saja, kampus ini adalah kampus idamanku. Walaupun aku akan melanjutkan studyku di luar negri yang tentunya lebih bagus lagi.

Tapi mau bagaimanapun lagi kampus ini telah memberiku kenangan yang tidak akan bisa di lupakan. Ini hari terakhir aku berada di kampus ini.

Dan hari ini juga terakhir kalinya aku bertemu dengan teman-teman di kampus.

Sampai saat ini aku belum bisa memberitahu Aisyah tentang keberangkatanku ke Canada nanti. Aku begitu bungkam. Ahh biarlah besok akan aku beritahu.

Aku tidak ingin dia sedih setelah tau aku akan pergi.

Tadi pagi aku begitu kalut setelah mengetahui keberangkatanku yang dipercepat ini. Aku bahkan lupa memberitahu Aisyah kalau aku akan ke kampus lebih pagi.

Saat ini aku sedang duduk di cafe depan kampus. Jam ku dimulai setengah jam lagi. Aku sedang menunggu Aisyah disini.

Setelah mengirim pesan tadi, aku langsung menuju ke cafe. Tanpa ku beritahu, Aisyah juga tahu bahwa aku menunggunya disini. Yah karna kami sering mengunjungi cafe ini.

Dan benar saja setelah menunggu sekitar 15 menit. Aku bisa melihat dari jauh wanita berjilbab dan bergamis itu memasuki cafe dengan tatapan sendu juga senyum yang terukir di wajahnya. Ahh aku menjadi teringat dengan kepergianku nanti.

Aku tidak akan bisa melihat wajah nya lagi nanti. Mungkin saja kami tentunya akan vidio call terus tapi aku tidak akan bisa melihatnya secara nyata seperti ini lagi.

"Assalamualaikum Nin" sapa Aisyah dengan senyum yang masih mengukir di wajahnya itu sembari memperbaiki gamisnya yang sedikit berantakam.

"Waalaikumsalam Syah.." jawabku santai dan membalas senyumnya.

"Aku telat yah?"

"Enggak lagi pula kita masuknya sekitar 15 menit lagi"

"Oh yaudah, eh kamu ngapain di kampus sepagi ini ?" Tanyanya, aku sangat menghindari pertanyaan ini. Aku tidak ingin bohong lagi tapi aku juga belum siap memberitahunya. Aku rasa besok adalah waktu yang tepat.

"Kan tadi udah aku bilang, aku cuma ngumpulin tugas doank heheh" jawabku berbohong lagi. Aku tau Aisyah bukan tipe orang yang gampang dibohongi.

Dia menatapku dengan tatapan mengintimidasi.

"Apasih natap aku kek gitu" ucapku sedikit takut. Takut kalau dia mengetahui kebohonganku.

"Hm bukannya kemarin kita udah ngumpulin tugas yah?" *skakmat.

"Eumm a-anu. Iya kemarin aku di kasih tugas lagi sama dosen" jawabku dengan senyum kikuk.

"Tapi kan kema-"

"Eh Syah udah mau telat nih yuk kita masuk" potongku agar dia tidak melanjutkan kecurigaannya.

"Ah yuk"

Akhirnya aku bisa bernafas lega saat dia tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.

~~~~

Akhirnya jam kuliah kami selesai juga. Dan setahu ku. Sudah tidak ada lagi matkul hari ini.

Sekarang aku dan Ninda sedang berada di kantin kampus. Kami memutuskan untuk makan dulu sebelum pulang.

Aku tadi sempat pamit kepada teman-teman yang lain. Ah tidak, aku hanya mengucapkan kata sampai jumpa. Aku yakin mereka bingung tapi biarlah.

Aisyah yang melihatku seperti itu juga hanya bingung dan menatapku seakan bertanya ada apa?

Tapi aku tidak memperdulikan tatapan itu. Aku segera menuju kantin dan ternyata dia juga mengekoriku.

"Nin jangan ngelamun" ucap Aisyah membuyarkan lamunanku.

"Ah iya, maaf"

"Habis ini mau kemana Nin?" Tanyanya. Aku hanya menggeleng pertanda aku tidak ingin kemana-mana.

"Yasudah kalau kamu tidak mau"

"Iya"

"WOII" teriak orang di belakangku saat aku melihatnya. Aku begitu kesal karna Irsyad  lah yang mengagetkanku.

"WAALAIKUMSALAM!" ucapku tak kalah besar seakan menyindirnya.

"Heheh Assalamualaikum ukhti-ukhti" ucap Irsyad sambil terkekeh.

"Waalaikumsalam" jawab ku dengan Aisyah.

"Bisa gak? Kalau datang itu jangan maen teriak-teriak. Ini telinga loh" jelasku dengan nada kesal. Yang benar saja dia berteriak tepat di samping telingaku.

"Yang bilang itu bukan telinga siapa?" Tanyanya.

"Argh! Gila!!!" Ucapku kesal lalu kembali ke posisiku semula Yang awalnya berbalik.

"Hehehe iya iya aku minta maaf kepada Kakak Ninda terhormat" ucap Irsyad dengan membungkukkan badannya.

"Alay dasar!"

"Udah donk jangan berantem mulu. Capek liat kalian berantem" lerai Aisyah yang membuat Irsyad meringis.

"Duduk sana" titah Indra kepada Irsyad.

"Siap boss"

"Alay banget" sahutku

"Serah aku kakak..."

"Udah-udah"

"Kalian udah pesen belum ?" Tanya Indra, aku hanya menjawab dengan gelengan.

"Baru mau pesen" jawab Aisyah.

"Mau pesen apa? Aku yang traktir" Tawar Indra

"Ngak usah deh kak" tolak Aisyah dan kuangguki.

"Ngak papa kali"

"Aduhh udah lah, ngak papa Syah lumayan gratis heheh" sahutku. Irsyad menyetujui ucapanku.

"Yap! Jarang-jarang tuh si Indra keenam mau neraktir" ucap Irsyad antusias.

"Yaudah deh" ucap Aisyah dengan kekehan.

"Aku mie ayam!" Ucapku dan Irsyad bersamaan.

"Yee dasar giliran makanan gratis aja cepat kalian berdua" ucap Indra dengan kekehannya yang hanya ku balas dengan cengiran lebar.

"Biasalahh" ucapku lalu bertatapan dengan Irsyad. Setelah itu kami bergaya ala-ala bertos ria.

"Iyadeh"





LOVE OF ALLAH ~ISLAMIC~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang