"Kamu...."~~~~
"Kamu akan Nenek jodohkan dengan Atha, tidak ada penolakan dear.."
"Apa! Jangan bercanda Nek," ucapku tidak percaya dengan perkataan Nenek.
"Ma ? Pa ?"
"Iya Nak, kamu akan kami jodohkan dengan Atha" ucap Papa tegas.
"Atha? Kamu sudah tau kan ?" Kini giliran Mama yang bertanya.
"A-apa ? Saya sudah tau jika saya akan di jodohkan. Tapi saya sama sekali tidak tau kalau Ninda yang akan di jodohkan dengan saya." Jawab Atha dengan raut wajah yang sama dengan ku.
"Tapi kenapa Nek ?"
"Nenek pernah berjanji dengan kakek Atha, bahwa kami akan menikahkan cucu kita kelak" jelas Nenek yang membuatku semakin tidak percaya.
"Hanya janji biasa ?"
"Iya, tapi itu berarti bagi kami"
"Nek ini pernikahan, bukan candaan" ucapku sedikit menyakinkan Nenek.
"Berikan keputusanmu dalam 2 hari kedepan. Nenek harap kamu bisa memutuskan yang terbaik" ucap Nenek lalu pergi begitu saja dari hadapanku.
Aku menatap lurus kedepan,
Apa yang harus ku lakukan. Pikirku.
"Ma? Pa ?" Panggilku. Aku sangat berharap agar Mama dan Papa menghentikan lelucon ini.
"Betul apa kata Nenek mu Ninda. Lagi pula kamu sudah dewasa, sudah seharusnya kamu menikah dengan pria yang baik. Pria yang sudah dipilih oleh Nenekmu" jelas Papa dan di angguki Mama.
"Hiks.."
"Jangan menangis Nak, pilih keputusanmu dalam 2 hari. Mama akan menghargai keputusanmu. Tapi Mama berharap kamu bisa memutuskannya dengan baik" lanjut Mama dan beranjak pergi dari tempatnya berdiri.
"Jangan memaksakan dirimu Ninda, saya akan mencoba membujuk ayah saya untuk membatalkan ini" sahut Atha dengan senyum tulusnya.
"Saya pergi dulu, maaf sudah mengganggu. Assalamualaikum" lanjutnya.
Aku menangis dalam diam, aku berharap ini hanya mimpiku saja.
2 hari... kata-kata itu terus saja terngiang di kepalaku. Aku bingung dengan perasaanku, lalu bagaimana caraku untuk memutuskan semuanya dalam waktu 2 hari ?
Aku meneguk air putih untuk menetralkan pikiranku, setelah itu aku membaringkan tubuhku dan memejamkan mataku, berharap semua akan berakhir.
~~~~2 hari kemudian....
"Apa keputusanmu Nak ?" Tanya Papa to the point saat kami berkumpul di ruang keluarga. Tidak lupa dengan Atha yang duduk di sebelah Papa.
Aku diam cukup lama. Setelah itu aku menarik nafasku dalam dan mengucapkan keputusanku.
"Aku tidak akan menerima perjodohan ini" putusku dengan pandangan mata ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE OF ALLAH ~ISLAMIC~
Teen Fiction"Tampan banget ih" lanjut Ninda "Dosa lohh Nin" ucapku menasihatinya. "Hehehe maap zahh" ucap Ninda "Zah ? Siapa zah ?" Tanyaku bingung karna dia memanggilku zah. "USTADZAH" ucap Ninda lalu ter tawa terbahak-bahak yang membuatku bingung plus malu k...