🍁Part [27]🍁

31 21 13
                                    

AISYAH POV

Sungguh aku tidak menyangka bahwa Ninda akan berangkat besok. Kalau aku tau seperti ini. Aku pasti akan membuat kenangan yang tidak bisa dia lupakan.

Kecewa ? Yah tentu saja, tapi bagaimanapun lagi ini bukan kemauannya.

Ini semua adalah takdir. Dan aku yakin semuanya sudah diatur.

Hari ini kami benar-benar menghabiskan waktu bersama Ninda.

Seperti saat ini, kami sedang berada di pasar malam. Kali ini kami lah yang mengajak Ninda ke sini. Kami ingin membuat kenangan dalam sehari.

Hanya sehari, terdengar mustahil tapi apa salahnya jika kita berusaha. Sekarang aku tau maksud dari ucapannya 2 hari yang lalu.

Bahwa aku akan mengetahuinya nanti. Dan kemarin saat dia berangkat ke kampus pagi-pagi buta. Yah ternyata dia mengurus surat perpindahannya.

Aku terlihat bodoh karna tidak mengetahui ini. Tapi aku harus bagaimana ?

Aku cukup sedih, sangat malah. Itu karna Ninda sudah bersama denganku sejak SD. Dan kali ini kita akan berpisah dalam kurung waktu yang lama.

Bahkan kemungkinan dia tidak akan kembali lagi ke Indonesia.

Okee back to topic. Seperti yang aku katakan, saat ini kami berada di pasar malam.

Cukup ramai. Yah namanya juga pasar malam. Kami duduk di kursi yang disediakan disini.

Kami menghirup dalam udara yang ada disini. Ini malam  terakhir Ninda berada di Indonesia.

Besok sekitar jam 07.00 pagi dia akan berangkat.

"Aku akan merindukan suasana ini nantinya" sahut Ninda dalam keheningan antara kami.

"Hmm" aku membalasnya dengan deheman.

"AYO kita buat kenangan untuk ku" ajak Ninda lalu berdiri. Kami hanya menatapnya sebentar, lalu tersenyum tulus secara bersamaan.

"Aku tidak menyangka kamu akan pergi, nanti siapa yang akan bertengkar denganku?" Tanya Irsyad. Ninda hanya tertawa lalu berkata.

"Tenang saja. Aku hanya akan ke Canada bukan ke rahmatullah"

"Shhtt omongan kamu itu" sahutku merutuki kebodohan Ninda.

"Udah yuk aku gak mau sedih-sedih lagi. Aku pengennya kita main disini" ucap Ninda sebal.

"Ngapain ajak kesini kalau cuma mau sedih-sedih doank" lanjutnya lalu berjalan sendiri.

"Yakin jalan nya sendiri ? Entar diculik orang loh neng" canda Irsyad yang membuat Ninda semakin sebal.

"Aish au ah"

"Udah yuk jangan ngambek. Kita naik bianglala aja" ajak Irsyad dan kami menyetujuinya.

Yang benar saja. Aku yang sangat jarang mencoba beginian langsung menggangguk mengiyakan.

"Aisyah mau gak?" Tanya Ninda sambil menoleh ke arahku.

Aku terlihat sedang menimang-nimang pikiranku. Dan setelah itu aku menyetujuinya.

Tidak salah jika aku mencobanya  pikirku.

Sembari menunggu Indra yang membeli tiket naiknya. Kami pun hanya berdiri menunggu antrian.

"Irsyad! Beliin aku gulali yah" bujuk Ninda pada Irsyad. Aku tersenyum menanggapinya.

Masih manja ternyata batinku tertawa.

"Ngak boleh, kamu udah makan lebih dari dua tadi" tolak Irsyad.

LOVE OF ALLAH ~ISLAMIC~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang