AISYAH POV
Hari ini tepat 2 minggu setelah acara lamaran dadakan oleh Ghibran, aku tidak tau apa yang terjadi dengannya.
Seperti yang terjadi 1 minggu lalu.
Flashback on
Saat ini aku sedang berada di gramedia, aku akan membeli salah satu novel. *iyalah yakali beli mie ayam:v
Aku memilih-milih novel yang menurutku bagus, tapi ada yang mengganjal di diriku.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, eh kak Indra ?" Jawabku setelah tau bahwa yang datang menemuiku itu adalah kak Indra. Pria yang belum lama ini berbicara secara blak-blakan soal perasaannya.
"Ngapain disini ?" Tanya ku bingung tapi tidak mengalihkan pandanganku dari novel yang sedang kucari.
"Kalau nanya, usahain depan orangnya langsung jangan sambil nyari novel kayak gitu" jelasnya yang membuatku terkekeh dan menatapnya sebentar.
"Iya, ngapain disini ?" Tanyaku sekali lagi.
"Nemanin kamu nyari novel" jawabnya.
Aku tau, kak Indra mendekatiku bukan karna mencintaiku melainkan hanya rasa gengsi dan takut akan kekalahannya dengan Ghibran. Beberapa hari yang lalu Ghibran menantangnya untuk mendekatiku, dan kurasa dia menerima tantangan itu karna takut diremehkan.
"Udahlah kak, gausah pura-pura lagi. Disini gak ada Ghibran juga" jelasku sambil menghela nafas lelah.
"Maksud kamu ?"
"Ahh sudahlah,"
"Siapa sebenarnya Ghibran itu ?" Tanya Kak Indra langsung.
"Hanya teman masa kecilku" jawabku singkat.
"Kenapa bisa dia melamarmu ?"
"Aku tidak tau"
"sudahlah aku udah dapat novel yang kucari." Lanjutku dan berjalan meninggalkan Kak Indra yang diam di tempat.
"Eh tunggu"
"Ini mbak," ucap Kak Indra sembari memberikan selembar uang berwarna merah kepada kasirnya.
"Eh gak usah" tolak ku.
"Udahlah gak papa" ucapnya. Aku hanya diam, percuma juga aku menolaknya karna dia akan memaksaku juga.
Aku tertawa sebentar sebelum berbicara.
"Setakut itu?" Tanyaku dengan suara pelan. Aku bisa melihat ekspresi wajahnya yang bingung.
Aku segera berjalan keluar dari gramedia, tapi sebelum itu aku sudah mengucapkan terima kasih.
"Takut apa ?"
"Tid-"
"AISYAH!!!"
"Ghibran ??"
Apa lagi ini.. batinku.
"Ayoo aku antar pulang" ucap Ghibran lalu menarik kantong yang berisikan novel yang sudah kubeli tadi, ralat... maksudnya yang sudah di beli kak Indra tadi dan dikasih untukku.
"Ngak mau," tolakku dengan suara yang masih biasa saja.
"Udahlah ayo,"
"Aku bisa naik taksi aja"
"Aisyah ikut denganku" sahut kak Indra. Aku menatapnya dengan ekspresi bingung.
"TIDAK! Aisyah ikut dengan gue"
"Aisyah. Ikut. Dengan. Gue." Ucap kak Indra penuh penekanan.
"Dia dengan gue!"
"Arghh! Udahlah kalian kenapa malah kayak gini sih" ucap ku yang sudah tidak tahan dengan 2 orang pria ini.
"Siapa yang ngasih tau kalian kalau aku ada disini hah?" Desisku.
"Aku punya ini" ucap Indra dengan menyentuh dada bidangnya.
Ahh tidak Aisyah.. jangan baper lagi batinku
"Biasalah nama dia kan Indra. Jadi yah Indra keenam mungkin" ejek Ghibran.
Aku harus pergi sebelum melihat kak Indra marah.
"Apaan lo ngejek nama gue!"
"....."
"Aisyah!!! Argh kan dia jadi pergi gara-gara lo" teriak Ghibran yang masih bisa kudengar.
Aku berlari pelan, berusaha mencari tempat aman untuk bersembunyi dari 2 orang pria itu.
"Aisyah!" Teriak kak Indra.
Aku tidak menggubris teriakannya. Aku masih berusaha mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.
"Woi ngapain disini"
"Eh Irsyad, alhamdulillah kamu ada disini. Tolongin aku" ucapku pada Irsyad yang tiba-tiba saja ada di sampingku.
"Kenapa ??" Tanyanya yang masih bingung.
"Eum.. kamu ngapain disini ?" Tanyaku balik. Sambil menengok ke arah luar.
"Beli cemilan doank, lah kamu ngapain disini ?"
"Anu, eumm... bisa anter aku pulang gak. Nanti di mobil aku ceritain semua" ucapku sedikit memohon.
"Ahh yasudah ayo, aku akan membayar ini dulu"
Aku bisa bernafas lega,
"Okee.. ayoo" ajaknya, aku berjalan dengan mata was-was.
"Ada apa sih ?"
"Duhh masih lama gak Syad ?"
"Ini udah mau sampe diparkiran emangnya napa sih ?"
"Nanti aja, ayoo jalan lebih cepat"
"HAH" aku menghela nafasku setelah sampai di mobil.
"Ada apa sih ?"
"Eum tadi aku ketemu dengan kak Indra"
"Eh? Bagus donkk"
"Masalahnya ada Ghibran juga"
"Mereka ngapain emang ?"
"Hhfftt mereka berdebat hanya karna ingin mengantarku pulang. Tapi aku kabur gitu aja saat mereka debat gak jelas" jelasku sebal. Irsyad menertawaiku.
"Kurang ajar" desisku.
"Iya iya maaf, kok bisa gitu ?" Tanya Irsyad.
"Yah mana aku tau, aku kayak orang bodoh tau"
"Lah kenapa ?"
"Eum aku mau nanya deh"
"Nanya apa ?"
"Sebenarnya Kak Indra itu deketin aku karna apasih ? Apa hanya karna takut kalah taruhan ? Atau ?"
"Aku gak bisa jawab itu. Biarkan orangnya sendiri yang ngejawab" jelas Irsyad. Aku mengangguk mengerti.
"Aku bingung,"
"Bingung kenapa ?"
"Ahh tidak jadi.."
"Yasudahh, hm apa kamu memberitahu Ninda soal kejadian ini ?"
"Iya, aku memberitahunya soal ini. Dia cukup kaget juga"
"Ouhh"
"Bentar, aku mau nanya deh. Sebenarnya kamu suka gak sih dengan Ninda ?" Tanyaku dengan alis yang terangkat sebelah.
"..."
"Oke aku tau kamu gak bisa jawab sekarang, tapi aku mau memberitahu mu tentang Ninda"
"Apa ?" Tanya Irsyad dengan raut wajah yang mulai serius.
"Kamu kenal bule yang pernah dikenalin Ninda kan ? Hmm Atha kalau gak salah"
"Iya, emang kenapa ?"
"Aku merasa aneh dengan pria itu. Eumn aku sempat vidio call an bersama Ninda dan juga... pria itu, sepertinya pria itu memiliki perasaan lebih untuk Ninda" jelasku, kulihat wajahnya berubah menjadi datar.
"Aku tidak akan memaksanya untuk mencintaiku" putus Irsyad.
***
Tq manteman yang udah vomentt❤💕
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE OF ALLAH ~ISLAMIC~
Teen Fiction"Tampan banget ih" lanjut Ninda "Dosa lohh Nin" ucapku menasihatinya. "Hehehe maap zahh" ucap Ninda "Zah ? Siapa zah ?" Tanyaku bingung karna dia memanggilku zah. "USTADZAH" ucap Ninda lalu ter tawa terbahak-bahak yang membuatku bingung plus malu k...