13.

12.4K 269 6
                                    

Cahaya matahari yang menelusup lewat celah-celah jendelela membangunkanku dari tidurku.

Aku mengambil hpku dinakas samping untuk melihat jam

08.21 am

Sial aku kesiangan sekali. Aku bergegas membersihkan diriku dan turun kebawah. Hari ini aku menggunakan dres pantai berwarna kuning.

Aku melihat teman-temanku sedang sarapan di bar yang ada didapur.

"Hay, maaf ya aku kesiangan".

"No proh sweety, udah enakan belum badannya soalnya hari ini kita mau ke air terjun".

"Serius ke air terjun ini?".

Arum mengangguk. Aku tersenyum senang seumurku yang sudah 16 tahun hidup didunia ini aku belum pernah ke air terjun. Jadi jangan heran aku segembira ini.

Aku mengambil roti rawar yang ada diatas meja dan mengolesinya dengan selai macha yang aku bawa dari rumah.

Kami makan dengan cepat. Lalu Arum kembali kekamar setelah selesai sarapan memepersiapkan kebutuhannya. Arum dan ribet adalah hal yang bersangkutan.

Sedangkan aku disini bersama Gilang dan Azhar.

"Jadi udah sampe mana hubungan kalian".

Aku mengangkat kepalaku dan menyerit mentap Azhar.

"Kalian mau beakstreet ya".

"Maksud lo". Suara Gilang terdengar ditelinggaku.

"Gw tau lo bedua semalem berduaan disinikan".

Mungkin sekarang rautku jadi sangat pucat. Sial Azhar. Dan kenapa aku sekarang lebih banyak mengumpat.

"Ga usah boong lo Lang, si Kiska sendiri yang bilang abis dari dapur sekitar jam 3an dan gw tau lo juga disana".

Gilang di dapur semalam? Mati sudah aku sekarang. Kenapa aku lupa alasan Gilang memilih kamar dekat dapur padahal alasannya karena dia sering terbangun malam-malam karena lapar. Double sial. Apalagi saat Gilang menoleh ke arahku mentapku dengan tatapan yang mengintimidasi atau tatapan yang biasa diberikan Mas Eza saat dia marah. Tubuhku menegang kaku.

"Bukan urusan lo Zhar. Mending lo sekarang mandi daripada lo diocehin sama nenek sihir lo itu".

Azhar tertawa.

"Bilang aja mau berduaan sama Kiska. Dan nenek sihir yang lo bilang itu adalah yang bayarin kita liburan kali ini Lang jadi jaga ucapan lo oke karena lo sama gw sama aja. Numpang".

Azhar berjalan meninggalkan kami disini. Dan aku juga baru tahu jika Azhar bisa berkata sakrasme seperti itu padahal selama aku kenal dia, dia lebih seperti anak humoris makanya Arum menyukainya.

Aku menoleh dan tatapan kami bertemu. Ini bukanlah suatu yang aku suka saat ini. Buru-buru aku menunduk dan memakan cepat rotiku. Aku perlu pergi dari sini secepatnya.

"Semalam aku liat kamu keluar dari villa sekitar jam 12 dan aku nunggu kamu pulang. Kamu pergi 3 jam lebih Kis. Apa yang kamu lakuin diluar sana dengan cara kamu pergi mengendap-endap aku rasa itu bukan hal baikkan?".

Jadi Gilang tau ya aku pergi. Tapi kenapa dia diam saja sejak tadi.

"Itu bukan urusan kamu".

Aku pergi meninggalkan Gilang yang terpaku mendengar sentakanku. Aku tau aku salah karena itu tapi aku hanya ingin melindunginya.

-------
Air terjun pertama yang aku lihat sekarang membuat senyumku mengembang. Sangat indah.

Arum mengajakku berganti pakaian di dekat gubuk yang sudah disediakan disana.

PoignantlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang