17.

10.1K 320 70
                                    

Kiska sekarang berada dimobil milik Eza. Kiska beberapa kali mencuri pandang kearah Eza dan merasa semakin tidak nyaman ditempat. Bagaimana tidak Eza menggenggam setir mobil dengan erat hingga urat-urat tangannya nampak dan ekspresi mukanya sangat datar. Kiksa sangat tidak menyukai keadaan ini, ralat sangat-sangat tidak suka.

Mobil milik Eza memasuki kawansan besment parkir apartemen miliknya. Kiska semakin dibuat nyaman. Eza yang terlihat sedang emosi dan apartemen yang memiliki kenangan buruk untuknya adalah kombinasi yang sangat tidak cocok.

Mobil berhenti. Namun Eza maupun Kiska tidak ada yang turun dan membuat suasana menjadi hening.

Dikursinya Kiska semakin gelisah saja. Tangannya tak berhenti memilih baju yang dipakai sekarang.

Kiska mencoba memanggil Eza pelan.

"Mas Eza?".

Tapi Eza sama sekali tidak bergeming pandangannya tetap lulur kedepan seolah didepan sana ada sesuatu yang lebih menarik dari Kiskanya.

Kiska seolah semakin merasa tidak nyaman memberanikan diri menyentuh lengan Eza.

"Mas Eza marah ya sama Kiksa".
Ulang Kiksa lagi.

Kali ini Eza menoleh menghadap Kiska membuat Kiska menelan ludah gugup. Tatap Eza seolah menelanjangi nya saja.

Kiska menunduk kebawah sambil menggigit bibir bawahnya.

Tangannya yang berada dilengan Eza dipegang oleh Eza membuat Kiska mendongak kearahnya.

"Jangan pasang tampang muka kayak gini kesiapapun lagi kecuali sama Mas?".

"Hah maksd..? "

Belum selesai Kiska bertanya Eza menarik Kiska dan membuat bibir mereka berdua kembali bertemu.

Kiska yang syok menegang. Demi Tuhan, ini diparkiran bagaimana jika ada yang melihat.  Kiska akan sangat malu saat mengetahuinya.

Tapi nyatanya Kiksa tidak mampu menolak ciuman dari Eza saat pria itu menulai lumatan disertai gigitan menggoda dibibir kiska. Kiska menutup matanya dan mencoba membalas lumatan yang diberikan oleh Eza.

Napas mereka terengah-engah terutama Kiska. Dengan durasi yang cukup panjang tadi Kiska sangat malu. Benar kah tadi ia membalas lumatan Eza? Bahkan menggigit bibir pria itu. Kiska sangat malu sekali.

Kepalanya dielus-elus oleh Eza.

"Mas suka kamu balas ciuman Mas. Kamu udah mulai agresif ya kis".

Entah mengapa Kiska seneng mendengar ucapan Eza. Berusaha ia menahan rona wajah dipipinya tapi ternyata tidak bisa. Kiska juga hanyalah seroang wanita muda biasa yang sangat mudah terbawa euforia.

Eza gemas melihat tingkah gadisnya salah ralat wanitanya. Membuat Eza kembali menyatukan bibir mereka kembali.

----

Kini mereka berdua sudah ada di dalam apartemen milik Eza. Kiksa memang merasa tidak nyaman tapi melihat Eza sudah tidak lagi emosi mungkin itu tidak apa-apa baginya. Dia tidak ingin mencari masalah dengan menolak diajak masuk.

Kiska tengah bergelut didapur dengan bumbu-bumbu masakan. Mengingat dia baru pulang sekolah dan belum sempat makan siang membuat perutnya meronta-ronta untuk segera diisi.

Sedangkan Eza sedang mandi di dalam kamar karena dia memang belum pulang ke rumah sejak mendarat di bandara dan lebih memilih mejemput Kiska. 

Eza keluar dengan kaus hitam polos dan celana rumahan berwarna cream. Kiska melihatnya tersenyum apalagi dengan rambut Eza yang masih agak basah dan belum disisir membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan.  Kiska lebih menyukai penampilan Eza saat dirumah daripada saat diluar. Saat dirumah Eza terlihat hangat tapi saat diluar seolah-oalah dirinya sangat sulit untuk didekati.

PoignantlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang