Ada yang Sudi kembali, namun bukan mereka yang meratapi
Wendy kadang kala memang sudah putus urat malunya, setiap kali berkunjung ke rumah Sehun, pasti lah mengincar kulkas sebagai hal pertama yang ingin ia jarah apa pun di dalamnya. Tapi, mungkin sikapnya lahir karena pancingan Sarah, ibu Sehun, wanita itu selalu menyediakan kudapan istimewa tiap-tiap anaknya berkata "Bu, hari ini Wendy sama Kai mau ke rumah." maka bersiap dibuat lah kenyang perut teman sejawat Sehun agar betah berlama di rumah.
"Wah, seperti dugaan gue. Oreo cheese cake." Tatap Wendy berbinar, melihat tumpukan mangkuk krim keju bertabur Oreo dalam wadah sedang.
Sarah izin tak menyambut teman-teman Sehun karena harus ke rumah Bu RT dengan segenap urusan rumah tangga yang tak begitu Sehun mengerti, sementara Wendy kini sedang menuju kamar Sehun, berjalan hati-hati dengan tumpukan mangkuk yang siap ia santap.
Laptop dan Netflix, kasur dan kudapan, tak peduli jika Sehun masih pergi ke toko kelontong membeli eskrim atau Kai yang belum datang karena dihadang macet, Wendy asik saja menonton serial stranger thing hingga mangkuk pertama Oreo cheese cake dieksekusi.
"Udah episode berapa Wen?"
"Baru dua."
"Kai masih lama?"
"Gak ngurus gue,"
"Gue sambil main gitar, boleh?"
"Lo mau gue hajar?"
"Berisik ya?"
"Masih nanya,"
"Yaudah deh gue ikut nonton,"
"Sini, sebelah gue."Sehun berjalan lalu duduk di samping Wendy, mereka sama-sama berada di atas kasur dan Sehun sudah pasrah jika nanti malam ia harus beres-beres kamar untuk kesekian kalinya.
"Lo ambil semua Oreo cheese cakenya?"
"Ibu Lo kan bikin buat gue,"
"Buat Kai juga,"
"Oiya ya, yaudah deh gue tunggu 10 menit kalau gak ada gak akan gue sisasin."
"Eh?"Kudapan kembali Wendy makan, Sehun juga asik dengan es krimnya.
"Ninggalin lagi kan! Dibilang jangan mulai dulu kalau gue belum datang."
"Lo lama, sue."Kai memasang wajah masam juga pasrah, namun segera ia menghampiri kawannya duduk menghimpit mendekatkan diri.
"Wen, makan jangan belepotan." Sambung Kai, mengusap sisa krim keju di sisi bibir Wendy lalu memakanya. "Ini buat gue ya."
"Kenapa sih Lo, gak lebih telat lagi aja datengnya?"
"Ha?"
"Tadinya mau gue makan semua."
"Gila Wen, tega Lo sama gue."
"Hobi."Kai berdecak kesal, meski kemudian ikut menonton Netflix seraya menikmati kudapan.
"Kalau gue jadi El, siapa yang mau jadi Mike?" Aju Wendy, ia bertanya tanpa menengok kedua sahabatnya.
"Bukan gue," jawab Kai acuh.
"Gue gak mau jadi Mike, gue mau jadi monsternya." Tambah Sehun, juga acuh. Namun, spontan kedua sahabatnya menengok penasaran.
"Kenapa Hun?"
"Hm?"
"Kenapa mau jadi monsternya?"
"Menurut gue keren, wajah mereka gigi semua. Tapi... kalau ke dokter gigi buat perawatan bakal mahal gak ya? giginya kan banyak banget."
"Ha??????"Perut Wendy dan Kai terasa geli mendengar ucapan Sehun, mereka tertawa renyah mengamini tingkah konyol lelaki itu.
"Apaan sih Lo, Hun."
"Serius gue Kai."
"Kalau kalian gak mau jadi Mike, gue nanya serius aja deh. Kalau misalnya gue jomblo sampe tua beneran gak ada yang mau bantuin gue nikah gitu?"
"Bantu gimana maksud Lo?"
"Bantu gue Kai, gimana kalau gue susah ketemu jodoh? Masa Lo pada gak ada yang mau jadi suami gue?"
"Ketauan banget sih Lo gak lakunya,""Gue itu laku, tapi gue terlalu pemilih."
"Ngelessssssss ke bajaj."
"Serius Kai,"
"Yang jelas gue ogah."
"Berarti Lo yah Sehun!"
"Iyah,"
"Sahabat sejati emang,"Tak peduli apa yang Wendy katakan, Sehun sangat serius menatap layar laptop, ia mengabaikan raut bahagia dari wajah Wendy juga ekspresi terkejut dan tak percaya yang nampak dari wajah Kai.
"Lo beneran mau nikah sama Wendy?"
"Iyah,"
"Ya Tuhan, hidup Lo miris banget sumpah."
"Iyah,"Tak
Pukul Wendy tepat di kepala Kai.
"Aw! Sakit Wen."
"Sembarangan Lo."
"Lagian Lo kasih Sehun apaan coba, sampai dia nurut gitu?"
"Ini namanya persahabatan sejati, emang Lo? Sukanya nyusahin."
"Ya Tuhan Wendy, gak bismillah Lo kalau ngomong."
"Bismillah, emangnya Lo sukanya nyusahin orang."
"Astagfirullah, tobat gue. Punya sahabat kok gini amat."To be continued ...
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAVA
Non-Fiction𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙛𝙞𝙣𝙞𝙨𝙝 Banyak orang bilang menjalin persahabatan dengan lawan jenis hanya mitos belaka, kalau tak si lelaki yang menaruh hati maka si wanita lah yang jatuh hati. Namun bukankah romansa di antara persahabatan membuat dilema keada...