32. Bayang Masa Lalu

725 134 14
                                    

Beberapa kenangan dibuang agar tak bisa diingat kembali

"Kamu tau kan Wendy itu orangnya super berani? Dia ngomong seenak hati dia, gak takut buat bela sahabat-sahabatnya, selalu aja jadi orang nomor satu yang siap ngelindungin sahabatnya kadang juga dia bakal bantu siapa pun yang diperlakuin gak adil saat dia ngelihat atau ngedenger langsung."

Kai membawa segelas air dengan Es ke ruang makan. Pasca kejadian di kantin, Sehun dan Kai setuju untuk membawa Wendy ke rumah Kai, pilihan itu lebih baik karena Wendy masih terlihat shock dan orang tua Wendy akan 10 kali lipat lebih shock melihat kondisi anaknya.

"Tapi dibalik semua sikap Wendy, ada hal yang bikin dia jadi seperti sekarang." Sambung Kai kembali, kini duduk saling berhadapan dengan Soojung. Keadaan rumah sepi tanpa orangtua Kai, hanya ada ia dan Soojung di lantai satu lalu Sehun dan Wendy di lantai dua. "Waktu SMP Wendy pernah kena bully, namanya Gian, dia seangkatan sama kami dan sejak kelas satu sampai lulus dia selalu ganggu Wendy karena dulu Wendy punya berat badan yang lebih besar. Aku sama Sehun gak pernah mempersalahkan bentuk fisik Wendy, kami sayang dia dan menerima dia apa adanya tapi enggak dengan Gian yang seolah-olah dapat sasaran empuk buat aksi rundungnya."

"Wendy emang gak pernah ngelawan?"
"Pernah, sering malah."
"Tapi, kenapa reaksi Wendy kayak ketakutan gitu Kai?"
"Karena Wendy kena trauma gara-gara Gian. Puncak rundungnya Gian, dia ngunci Wendy di WC sekolah yang kotor dan angker dari sore sampai jam 12 malem. Aku, Sehun, orang tua Wendy sampe kebingungan nyari Wendy, begitu ketemu Wendy pingsan. Dari situ, Wendy mulai takut sama Gian, kejadiannya waktu kelas tiga dan satu bulan kemudian kami lulus."
"Gian emang gak dapet hukuman?"
"Dapet, tapi gak sebanding sama trauma yang didapat Wendy."
"Kok dia jahat banget sih! Apa salahnya sama bentuk fisik orang? Kan bukan hak dia buat ngehakimin! Aku gak suka sumpah aku gak suka."
"Masalahnya sepele, dulu Gian minta jawaban soal bahasa inggris waktu UAS pas kelas satu tapi Wendy gak kasih dan ngumpulin jawaban pertama. Kayaknya dari situ Gian dendam dan terus ngolok-ngolok fisik Wendy."
"Tetep aja itu gak masuk akal. Fisik tuh bukan hal yang bisa dikomentarin, lagian hak dong masih ngasih atau enggak, Wendy punya pilihan. Gila emang si Gian."

Kai setuju, dia mengangguk tanpa memberikan argumen bantahan pada Soojung. Memang tak masuk akal dengan alasan yang terjadi antara Gia dan Wendy hingga harus saling membenci, tapi mau bagaimana pun Kai tak bisa memaafkan apa yang telah terjadi.

"Aku ke atas dulu ya, mau lihat Wendy."
"Iyah Kai,"
"Kamu kalau butuh sesuatu langsung ambil atau cari aja."
"Oke,"

Kai pergi naik ke lantai dua. Sementara Soojung memilih untuk tetap di ruang makan, ia tak ingin menganggu momen di antara tiga sahabat itu.

"Wendy gimana?"
"Dia udah tidur."
"Ngigo gak?"
"Sempet, tapi udah baikan kok."
"Syukur deh. Pokoknya sebelum dia bener-bener baik jangan dulu suruh pulang ya,"
"Gak akan Kai, gue kayaknya bakal nginep di sini kalau Wendy sampai nanti malem belum better."
"Oke Hun, nanti biar gue yang bilang sama Tante Ella sama Tante Sarah."
"Siap Kai. Soojung gimana? Masih di bawah?"
"Masih, dia khawatir sama Wendy."
"Jangan tinggalin Soojung sendiri, Wendy ada gue di sini."
"Okee, gue cuman mau mastiin aja kok."
"Siap Kai, kalau ada apa-apa nanti gue kasih tau."
"Oke Hun."

Perasaan Kai saat ini lebih tenang, tidak ada yang lebih Kai percayai untuk menjaga Wendy selain orang tuanya dan Sehun. Kai tak pernah keberatan jika Sehun menjaga Wendy.

"Gue turun ke bawah ya Hun,"
"Okeee."

Kembali menuruni tangga menuju ruang makan, Kai menghampiri Soojung.

Tapi,

"So, soojung?"

Amplop kuning dan surat di dalamnya yang Kai simpan di laci dapur kini ada di tangan Soojung, gadis itu sedang membacanya.

"A, ak, aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"A, ak, aku... aku bisa jelasin."

Netra Soojung mulai berair, dia terdiam membeku dari tempatnya berdiri.

"So, Soojung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"So, Soojung... itu, um, itu... aku...."

Padahal niat hati Kai akan membuang Amplop dan surat itu, tapi terlambat karena orang yang tak pernah Kai ingin untuk membacanya justru telah selesai mengetahui rahasia terdalam milik Kai.

"Chanyeol pernah tanya, rasa sayang apa yang kamu punya buat aku?" Ucap Soojung, suaranya cukup bergetar. "Awalnya aku pikir itu pertanyaan bodoh, jelas aku tau jawabannya. Tapi..."

Kai mendekat, ia menghampiri Soojung, menyeka air mata gadis itu yang terus menangis.

"Maafin aku, maaf. Aku gak pernah bermaksud nyakitin kamu, aku sayang sama kamu... aku gak bohong."
"Kamu cinta sama aku?"
"Aku... ya, aku gak mau kehilangan kamu. Aku juga cinta sama kamu."
"Jadi manusia bisa jatuh cinta sama dua orang sekaligus ya?"
"Itu... um, maafin aku Soojung. Aku gak pernah mau nyakitin kamu, aku bodoh banget, tolong maafin aku."

Deug

Kai membeku begitu Soojung tiba-tiba saja memeluknya sangat erat.

"Kasih aku kesempatan untuk jadi satu-satunya perempuan yang kamu cintai. Aku akan sabar nunggu, sampai perasaan kamu atas Wendy pudar, sampai cuman aku yang di hati kamu. Tolong kasih aku kesempatan."

Kai kehabisan kata, ia tak bisa membalas ucapan Soojung. Lama Kai telah larut dalam dilema, setiap hari dihantui ketakutan akan kehilangan Soojung dan itu membuat hidup Kai benar-benar tak tenang. Kai mencintai Soojung, tentu saja ia tak berbohong meski perasaanya akan Wendy juga nyata dan ia kini harus memilih... sebelum mimpi buruk sungguh terjadi.

"Maafin aku..."
"Tolong kasih aku kesempatan," balas Soojung masih menangis, "Aku gak mau hidup tanpa kamu."

Kai mengangguk pelan, "Maaf karena aku brengsek. Aku takut kehilangan kamu, aku... aku bakal nyoba, tolong kasih aku waktu. Jangan tinggalin aku, aku mohon."

Soojung pun mengangguk dalam tangisnya.

Suasana menjadi lebih hening, Sehun yang tak sengaja mendengar saat akan mengambil air, mengurungkan niat dan terdiam di tangga. Batinnya terus berbicara, mengucap syukur karena Kai sekarang telah memilih, setidaknya Kai tetap mendapat Wendy sebagai sahabat dan Soojung sebagai perempuannya. Sehun harap, pilihan Kai tidak akan melukai siapapun lagi.

to be continued ...

FLAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang